KOPI
K O P I
Kopi. Yah benar! Diawali dengan huruf K, lalu O, selanjutnya P dan diakhiri oleh I. Ko:pi itulah bunyinya. Kata ini memang tak asing di telinga, jantung, paru-paru, pankreas. Eh… Kok telinga, jantung, paru-paru dan pankreas ikut juga yah? Gak fokus ini.
“Sayang.. boleh minta tolong buatkan 1 gelas kopi hangat dong!”. Ecek-eceknya sudah punya sayang yang dihalalin. Nyatanya belum halal saudara… Corona masih mengintai… Hahahahaha… Makin ngelantur kan ceritaku? Baiklah, daripada menghayal yang tak jelas, lebih baik aku buat kopi panas dulu.. Tunggu yah… Cerita ku akan berlanjut..
….……
Sruuppppp.. Ahhhhhh… Kopi panas memang nikmat. Ok saudara, kita lanjut cerita yah..
Hitam merupakan warna yang identik dengan si kopi ini. Pahit juga merupakan rasa yang tak terpisahkan dari si kopi ini. Semahal dan semewah apapun secangkir kopi, hitam dan pahit adalah bagian yang tak terpisahkan. Tapi satu hal yang perlu dipelajari dari kisah ini saudara…. Meskipun hitam dan pahit, jika si kopi ini memasuki organ pencernaan melalui mulut, lalu dia akan melewati lidah, dan disanalah kita akan merasakan kenikmatan yang luar biasa. Wawwww… kenikmatan yang hakiki merajalela di sekujur tubuh.. Hahahaha.. Saya pun mulai lebay yang cerita ini… Tapi gak apa-apa.. Kadang lebay itu penting seperti iklan-iklan di TV. Jadi pesannya gini, “Segala proses yang terjadi meskipun ada hitam dan pahit-pahitnya, jika lu ngerjainnya dengan benar. Yakin deh, hasilnya akan nikmat bro/sis”. Coba bayangin! Semahal apapun kopi yang lu beli, kalau lu masukinnya lewat telinga lu, kebayang gak gimana hasilnya? Oh iya sekedar info,kafein si kopi juga sangat efektif memacu metabolisme dan kerja jantung. Jadi lu, gue yang ngantuk pas lembur, kopi solusinya.
“Mbak, pesan kopi panas 1 gelas dong”
Ketika memesan seperti ini di depan teman-teman, kadang mereka serentak seperti paduan suara, “Eh, hidup lu itu sudah pahit dan hitam.. lu tambahi lagi minum kopi, besok-besok bisa kelar hidup lu”. Hahahahahaha, kadang gue hanya bisa tertawa dengan cara diam. Lu bisa kan ngebayangin gimana gue tertawa tapi diam.. Hehehehe, mungkin mereka selalu berpikir kalo keadaan hidup selalu berbanding lurus dengan minuman favorit. Tapi sudahlah, mungkin mereka kurang minum kopi. Mungkin mereka juga gak tahu betapa pentingnya kopi menemani hidup ku. Sering secangkir kopi bisa memberikan inspirasi baru bagi ku untuk memulai suatu kerja. Bahkan, ketika aku masuk kelas untuk ngajar, gak lupa aku bawa kopi. Hahahaha… Sejauh ini masih aman-aman saja sich. Gak tau ke depan gimana nasib ku kalo ke kelas gak dibolehin bawa kopi. Maksud ku disini, “Jangan pernah lu menilai orang dari sampulnya saja, coba deh kenali lebih dalam, mungkin lu akan nemuin sisi baik yang bahkan lu sendiri gak punya”
Kopi itu tumbuhan dikotil. Kalau di Indonesikan artinya “Biji Berkeping Dua”. Lu tau kan maksud biji berkeping dua? Bijinya sebenarnya cuma ada satu, tapi ada dua keping. Jadi kalo diibaratkan gini deh, Satu biji itu bisa dibelah jadi dua. Jadi, kalo dua kepingan itu kita satuin kembali, jadi deh biji kopi. Nah! Yang mau ku sampaikan disini adalah, “Kita itu berkeping-keping bro.. banyak kepingan kita. Tapi kalo disatuin kita akan membentuk sesuatu yang luar biasa yaitu persahabatan, tim, atau apalah namanya itu”. Ibarat Indonesia yang banyak pulau, suku, bahasa, agama kalo disatuin, luar biasa efeknya bro. Indonesia akan mempunyai satu kekuatan yang luar biasa, yaitu “Bhineka Tunggal Ika”. Yakin deh, kalau “Bhineka Tungga Ika” kita itu bisa menjadi kekuatan yang luar biasa, jangankan bangsa asing; Corona pun akan mikir 10 kali ingin masuk Indonesia. Coba lu bayangin kalo kita se Indonesia mematuhi protokol kesehatan, corona mungkin akan minta izin pamit dari ibu pertiwi ini. “Mas, mbak.. gue pamit yah dari Indonesia, Bhineka Tunggal Ika kalian luar biasa, gak sanggup aku”, mungkin ini yang akan dibisikkan si corona ke kita semua.
Satu lagi nih, terakhir yang mau gue sampaikan sama lu semua. Tau kopi luwak kan? Kopi itu dijual dalam bentuk sachet. Ini gak mengejutkan. Tapi kalo lu tahu, biji kopi luwak itu berasal dari kotoran luwak (sejenis musang). Bahkan beberapa sumber yang gue baca, ada kopi yang berasal dari kotoran gajah di olah jadi minuman. Nah, disini gue mau ngasih tau, “Kadang disisi yang terlihat buruk atau bahkan memang buruk, jika lu bisa memberi sedikit sentuhan aja yang bermanfaat, akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa”. Contohnya lu gampang sekali memaki orang kalo gak suka. Ini sesuatu yang buruk bro, bisa nyerang emosi mu, kesehatan mu bahkan kantong mu. Nah, coba lu berikan sedikit sentuhan positip yang bisa mengubah itu menjadi sesuatu yang luar biasa. Coba deh makian lu itu tuliskan dalam satu buku harian. Jadi setiap lu mau maki orang, tumpahkan aja semuanya di buku harian itu.. Yakin deh, buku harian lu itu akan penuh dan akan jadi tulisan pribadi lu. Selain itu gak akan ada orang yang tersinggung. Masa buku tersinggung kalo ditulis kata-kata makian disana? Nah, kalo lu udah nyelesaiin tugas di bumi ini, anak cucu lu akan ngenang lu melalui tulisan itu. Memang isinya mayoritas makian, tapi setidaknya lu akan diingat sama anak cucu.
Oke deh, sampai sini dulu cerita kopi gue bro/sis. Mudah-mudahan cerita si “kopi” ini bisa memberi manfaat buat kita. Maaf kalo banyak kata-kata yang tak di mengerti. Ini kopi ku, mana kopi mu?
MNJ (My Name Jepri)
@Saumanganya, 19 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih ilmunya, Pak. Kebetulan sy juga penikmat kopi. Sukses selalu. Salam literasi