Hari ini saya melanjutkan "Tour de Tosari" dalam rangkan menjalankan amanat sebagai ASN. Perjalanan ke Tosari kali terasa amat berat, pertama memang jalan yang harus kutempuh sangat jauh untuk tahun 2011-2018 ukuran kegiatan rutin yaitu sekitar 60 KM, kalau pulang pergi berarti dikalikan dua. Jalanan ke Tosari yang selalu menanjak ditambah hembusan angin yang sangat kuat menambah berat perjalan yang kulalui pagi ini. Yang membuatku terasa ringan perjalanan ini, karena akan bertemu dengan sosok yang sangat besar jasanya dalam menjaga aqidah masyarakat Tosasi, tapi beliau sangat rendah hati dan selalu tersenyum, manakala bertemu atau berbicara dengan orang yang ditemuinya. Selain sebagai guru Pendidikan Agama Islam PNS di SDN Mororejo II, beliau juga seorang da'i yang menghiasi hari demi hari, malam demi malam berkeliling wilayah Tosari dan sekitarnya untuk menjaga aqidah masyarakat dan mengembangkan Islam yang rahmatan lil alamin, ditengah masyarakat Tosari yang majemuk.

SDN Mororejo 2 adalah salah satu SD yang berada di desa Mororejo, desa yang berada di sisi barat kecamatan Tosari. Desa ini berbatasan langsung dengan desa ngadirejo yang masuk wilayah Tutur. Dari SD ini kita dapat mencapai lautan pasir gunung bromo dengan menaiki sepeda motor atau juga ke ranu pane yang berada di kaki gunung semeru. SDN Mororejo 2 memang agak masuk ke perkampungan, agak jauh dari jalan kabupaten yang biasa dilalui wisatawan ke gunung bromo.

Beliau adalah Ustadz Basori Alwi, walaupun bukan kelahiran Tosari, namun beliau saat ini sudah berkeluarga dan menetap di Tosari. Banyak cerita yang disampaikan oleh ustadz (biasa aku memanggil), mulai awal masuk ke Tosari sebagai guru yang ditugaskan oleh pondok pesantren di wilayah Pasuruan. Sampai saat ini masih banyak guru tugas yang dikirim ke Tosari muntuk membantu mengajarkan Islam di Madrasah diniyah, di TPQ atau di mushollah-mushollah. Ustadz adalah generasi pertama yang masuk ke Tosari sebagai guru tugas. Rintangan dan hambatan berdakwah di dalam komunitas masyarakat yang berlainan aqidah sungguh sangat berat. Tapi beliau dengan sabar dan telaten terus mengelorakan semangat semangat belajar agama Islam, baik kepada anak-anak, remaja dan juga kaum yang sudah tua.

Di pagi hari Ustadz mengajar di dua sekolah yaitu SDN Mororejo 2 dan SDN Ngadiwono 1 yang masih dalam satu kecamatan. Kemudian sore dan malam hari ada kegiatan rutin setiap desa yang harus dihadiri. Pengajian aqidah sebagai penguat keimanan yang sering beliau sampaikan, untuk menjaga dan mempertebal aqidah warga Tosari. Yang Istimewa pada saat bulan maulid, hampir setiap desa selama satu bulan ada yang melaksanakan kegiatan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Akhlaq Rosul yang beliau tanamkan pada masyarakatnya, akhlaq yang saling menghormati dan menghargai antar pemeluk agama yang ada di Tosari. Satu ajaran dengan ajaran lainnya saling menjaga, tidak saling menyerang. harmoni kehidupan masyarakat Tosari harus bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi semua warga bangsa untuk saling menghargai antar sesama, bukan saling menciderai antar sesama.

Dalam perjalanan bersama penulis. Masyarakat Tosari baik yang beragama Islam maupun beragama Hindu menyapa Ustadz dengan hangat, saling bertegus sapa dengan indahnya, begitu pula ketika ada iring-iringan di jalanan, kami rela dengan sabar berada di belakangnya dan tidak menyalip iring-iringan tersebut. Keagungan budaya dan masyarakatnya menjadikan wilayah Tosari amat dan tentram serta sejahtera. Walaupun ada tempat ibadah yang berdekatan tidak ada gesekan sekecil apapun dalam masyarakat.

Semoga Ustadz selalu diberi kesehatan dan kekuatan untuk menjadi "Perjuang Yang Sebenarnya". Amin.