Hati ini terasa kelu, kompilasi berita bencana harus merambah bumi nusantara yang tercinta. Pesawat jatuh, longsor, tsunami dan beragam bencana lainnya. Ratusan nyawa harus melayang karena bencana tersebut. Seakan bumi nusantara ini merencanakan bencana. Adakah ini bagian dari ujian atau azab Allah terhadap bangsa ini?

Didalam Al Quran sudah diisyaratkan oleh Allah SWT, sebab kerusakan di muka bumi karena tangan manusia. Sifat manusia yang memerlukan serakah untuk melalukan berbagai cara untuk memenuhi nafsu serakahnya, meskipun harus membuat kerusakan di bumi ini yang pada akhirnya menjadi bencana.

Manusia menerima lebih dari arif dan bojaksana dalam mengelola bumi, ingat bumi ini sudah sangat tua. Manusia lebih sulit diatasi berhasil dalam bumi.

Ketika tiba, maka tidak bisa memilih untuk membinasakan manusia yang ingkar saja, tetapi semua yang ada di atas muka bumi pasti akan memerlukan akibatnya. Sudah selayaknya di perbincangan dunia yang sering dihinggapi bencana ini.

Yang lebis miris lagi, bencana kadang-kadang dibumbui oleh kepentingan politik. Bencana memenangkan kepemimpinan nasional dan daerah. Seharusnya bencana yang melanda tidak dibuat menjadi politik tetapi dengan bencana, kita jadikan momen untuk meningkatkan solidaritas antara anak bangsa. Kita Sadar untuk saling membantu dan saling asih.

Saat bencana terjadi di tanah tercinta ini, masih ada kumpulan orang yang dengan bangganya, mereka telah membantu korban bencana, namun hanya ingin membandingkan dengan kelompok masyarakat lain. Seharusnya antar sesama anak bangsa bisa saling menghormati, saling mendukung dan tidak saling menggantikan, diminta menggunakan bencana sebagai sarana mengolok-olok.

Dengan datangnya bencana, kita saling mendukung solidaritas dan persaudaraan sesama anak bangsa. Dengan begitu nasionalisme akan semakin tumbuh di negeri ini.