Jembatan Harapan itu Bernama Pasuruan
Jling Jling…Mata saya berbinar,menatap dindong fb saya. Seakan tak percaya,antara senang juga sedih. Senang karena ada kegiatan SAGU SABU yang saya ingin ikuti,sedihnya karena tempat pelaksanaan lumayan jauh dari kota saya. Sebenarnya dua kota terdekat dari rumah sudah pernah menyelenggarakan. Tetapi karena suatu kegiatan,saya tidak bisa mengikuti. Ngawi tanggal 16 dan 17 juli melaksanakannya,Bojonegoro jauh sebelumnya.
“Saya ga ingin tercecer lagi”pikir saya. Segera saya merangkai semua kekuatan untuk menuju medan perang. Tenaga,pikiran dan yang paling penting untuk disiapkan adalah materi. Saya mulai menghitung kebutuhan biaya. Transportasi dari Ngawi ke Surabaya,lanjut ke Bangil. Karena saya belum pernah ke Bangil saya mencari refrensi tentang lama perjalanan sampai berapa biaya yang harus disiapkan. Registrasi online aman terlewati meski saya tidak mendapat voucher 50rb,saya mencoba menghubungi panitia melalui telephone. Untuk mencari penginapan yang harganya terjangkau. Pucuk di cinta jajanpun datang…yeee…pakai peribahasa malah salah. Maksud saya pucuk dicinta ulampun tiba,saya ditawari menginap di rumahnya.
Berbekal izin dari kepala sekolah,hari jumat 11 agustus pukul 10.20 saya terbang dengan GL max butut menuju parkir di terminal lama Ngawi. Tak lama berselang bus Sumber Selamat membawa saya meluncur ke Surabaya. Sindrome sempat muncul di kepala saya,dengan pemberitaan miring selama ini tentang bus sumber selamat. Tentang kecepatan itu yang pertama. Ternyata takut saya tidak terbukti. Fasilitas yang di berikan pihak bis sebanding dengan tarif berbayar Rp 32.000. Mulai lambatnya laju bus karena penumpang sepi sampai satu yang paling saya nikmati adalah video orkes dangdut. Sepertinya mata mulai bersahabat dan terbuai oleh AC.Terbangun saya ketika kondektur menyebut nama Surabaya. Lelah dan lapar datang bersamaan. Saya keluarkan Samsung grand prime dari saku,pukul 14.48 di pojok kanan handphone saya.
Langkah pertama menuju masjid untuk sholat. Usai sholat saya menuju ruang pemberangkatan bus antar kota. Saya membuka google map melihat jarak dan perkiraan waktu sampai di lokasi. Aman …Jarak 43Km waktu 56 menit. Berarti sebelum masuk waktu Sholat Maghrib saya sudah sampai di tujuan. Ternyata sampai di Bangil bus bukan lari ataupun jalan,melainkan merayap. Waktu tempuh yang semula saya kira sekitar 1 jam molor,bukan 30 atau 50 menit tapi dua jam. Perbaikan jalan di daerah Bangil jadi penyebabnya.
Pukul 20.15 bus berhenti di depan Universitas Merdeka Pasuruan. Menunggu adalah hal menjemukan,itu mungkin pepatah lama yang tak lagi sesuai untuk melukiskan saat itu. Ternyata Ustadz selaku panitia benar benar sigap,tak sampai 5 menit beliau sudah datang menjemput.
Terma kasih ustadz..Terima kasih Dalwa hotel….terima kasih Media guru…terima kasih Pasuruan…
Penulis adalah alumni Pelatihan Menulis Buku Hotel Dalwa Pasuruan 12-13 Agustus 2017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selamat bergabung pak ... semoga selalu memberi inspirasi
Terimakasih Ucapan selamat bergabungnya... Semoga saya bisa mendapat teman lebih banyak...mendapat ilmu yang bermanfaat...amiiin
wow, pengalaman yang keren. Sekeren tulisannya yang enak dibaca dan lunyu
Terimakasih,mohon bantuan ilmu nya untuk saya sebagai penulis pemula...
Mantab pak joko!!! Tulisannya bagus bangeeet... apalagi foto yang disertakan, jadi ikut narsis ☺☺ salam sagusabu!! Semangaat
Jakarta......Semoga bukan hanya angan dan mimpi...
Semangat pak Joko
Trimkasaih pak yudha ...sulit itu ketika belum bisa.semua akan mudah kalau sudah bisa.
Perjuangan yg luar biasa ...
Semoga Allah Ridho dengan ini semua.Amiin
Udah gabung IGI kah pak
BelumPak,kemarin sudah sempat isi formulir..tapi belum transfer
lanjut pak guru... semangat 45 jadi buku !!!
Mari Bu Guru...saling menyemangati dalam hal kebaikan...tinggi tanpa harus merendahkan jadi hebat bersama sama
Perjuangan yang luar biasa Pak Joko ...
Semoga mampu memberi apapun bentuk dan berapapun besar kecilnya,bukan hanya sebagai penikmat ....
Sebuah perjuangan yang luar biasa. Semoga ilmunya bermanfaat
AmiiinTrimakasih Doa nya Ustadz.
Semoga tambah sukses...
Amiiin
Amiiin
Terimakasih pak Ali 'alma' Masyhar..belajar menulis...semoga alumni Pasuruan bisa bersama bersama maju...
Ternyata saya sudah komen untuk tulisan yang bagus iniSehat Pak?Ayo bikin buku alumni Pasuruan
Ternyata saya sudah komen untuk tulisan yang bagus iniSehat Pak?Ayo bikin buku alumni Pasuruan