Jofa

Aku dilahirkan di sebuah kota kecil di ujung Provinsi Sumatera Barat,dibesesarkan dan didik di sana sampai aku lulus SMA.Sekarang aku menjalani karirku sebagai ...

Selengkapnya
Navigasi Web
AYAH BUNDA TERSENYUMLAH !

AYAH BUNDA TERSENYUMLAH !

Hai, aku Kenny. Tepat tanggal 18 Juni kemarin, usia ku genap 7 tahun. Bagi sebagian orang, masa kecil digunakan untuk bermain bersama teman sebaya. Tapi tidak denganku. 3 tahun yang lalu, aku divonis terkena penyakit Retinoblasma. Bahasa Indonesianya sih kanker mata. Dokter bilang, penyakit ini umumnya terjadi dari bayi hingga usia 5 tahun. Tapi entah kenapa sampai sekarang kanker itu masih bersarang di mataku. Malah sekarang bola mataku nampak menonjol. kalau kata para dokter, bupthalmos. Itu artinya kanker ku ini sudah stadium lanjut.

Bunda bukannya tak mau mengobati kanker yang sudah menemani hari-hariku selama lebih kurang 4 tahun ini. Tapi masalah ekonomilah yang menghalangi bunda. Bunda hanya tinggal denganku. Jauh dari keluarga. Ayah? Entahlah. Dan bunda hanya bekerja sebagai guru TK. Gajinya mungkin tak seberapa.

Aku pernah iseng membaca buku milik bunda. Ternyata itu diary bunda. Dari buku itu, aku tau, kalau bunda diusir dari rumah karena menikah dengan ayah. Dan ayah, ayah diberi 2 pilihan oleh orangtuanya. Pilih bunda atau keluarga. Ternyata ayah memilih keluarganya. Tapi sumpah demi apapun, aku tidak pernah membenci ayah. Aku mencintaimu, ayah. Aku tau, ayah juga mencintai aku dan bunda.

Suatu ketika, aku terobsesi dengan sesosok anak dalam sebuah novel fiksi, yang jatuh bangun demi menemukan orangtuanya. Hingga akhirnya ia bertemu dengan orangtuanya dan mereka hidup bahagia. Seingatku nama anak itu Renny. Hahaha, mirip dengan namaku. Dan aku harap kisahku juga mirip dengan kisahnya. Semoga!

Melalui wawancara singkat dengan bunda, aku berhasil mengetahui nama ayah. Namanya Teguh Putra. Bunda bilang ayah meninggal saat aku baru lahir. Tentu saja aku tau bunda berbohong, karena diary bunda itu ditulis sejak bunda berusia 14 tahun hingga sekarang. Pokoknya aku tau segalanya.

Aku memang tak pernah keluar rumah. Tapi aku juga tidak kuper. Aku punya facebook dan twitter. Bunda yang buatkan. Facebook dan twitter ku namanya “Kenny Puspita”. Tapi baru-baru ini aku menggantinya menjadi, “Kenny Merindukan Ayah”. Terserah aku sajalah.

Iseng-iseng di pencarian fb-ku, aku ketik nama ayah, Teguh Putra. Ternyata ada 14 nama Teguh Putra. Dan, oh, itu ayah! Aku mengenali ayah karena aku sering lihat fotonya di diary bunda. Ayah tak berubah. Tetap ganteng. Hehe… Aku membuka profilnya. Teguh Putra. Bekerja di Rage Publishing. Alamat Jalan Flamboyant Jakarta Barat.Hah? Flamboyant? Hanya berjarak beberapa meter dari rumahku. Tuhan, apa ini petunjukmu?

“Bunda, Rage Publishing itu apa?” tanya ku pada bunda saat kami tengah menonton tv.“Rage publishing itu tempat percetakan buku. emang kenapa?”“Nggak. kalau yang kerja disana pulangnya kapan?”“Ehhmm, bunda nggak tau. Mungkin malam.”“Ada hari liburnya nggak, Bun?”“Ya, hari minggu”“makasih ya Bunda infonya. Kenny mau tidur dulu.”“Obatnya udah diminum belum?”“Udah tadi. Kenny minum sendiri loh bun.”“Wah, pinter. Ya udah, tidur sana.”

Minggu, ya hari minggu! Hari minggu aku akan ke jalan flamboyant. Barangkali ayah sedang baca koran di halaman rumahnya.“Bunda”“Ya, sayang”“Kenny mau ke warung depan beli coklat.”“Bunda ganti baju dulu ya.”“Kenny sendiri aja. Kenny berani kok.”Awalnya bunda ragu. Tapi dengan 1001 jurusku, bunda mengizinkanku.“Ya udah. Hati-hati. kalau udah dapet coklatnya, langsung pulang.”“Siap, Bun!!”

Aku segera keluar pagar dan menuju jalan flamboyant. Pergi ke warung tadi cuma alasan aja, biar diizinin sama bunda. Oh, ya aku juga membawa diary bunda. Sukses deh hari ini.

Hampir 1/2 jam aku keliling keliling. Tapi aku tak menemukan ayah. Dan tiba-tiba, Mataku, mataku, arrrghh. Mataku kenapa? Kenapa perih? Kenapa kabur? Arrrghh…

Tiiitt, tiitt, bunyi klakson mengangetkanku. Tapi aku tak tau darimana asalanya. Hingga akhirnya, aku merasa punggungku dihatam benda keras. Ahhhh…

Aku tersadar. Tapi belum membuka mata. Aku hanya diam mendengarkan perbincangan bunda dengan 2 orang laki-laki.“Bu, kecil sekali kemungkinannya.”“Tapi, dok, tolong!” kata seorang wanita. Itu Bunda.“Saya, saya siap mendonorkan mata saya, Dok.” kata seorang pria. Entah siapa itu.“Maaf, Pak, tapi donor hanya diambil dari orang yang telah meninggal. Akan berbahaya jika bapak mendonorkan mata bapak. Selain itu, Kenny juga membutuhkan jantung dan ginjal. Ginjalnya rusak terkena benda keras saat kecelakaan. Jadi sepertinya kita hanya bisa pasrah dan berdoa.”“Biarlah, Dok. Ambil semua yang diperlukan Kenny. Saya rela mati asal anak saya sembuh.”Deegg, Anak saya? Apa laki-laki itu ayah?“Ayah…!” pekikku seraya berupaya membuka mata. Gelap… Gelap! Kenapa mataku?!“Bunda, gelap! Hidupkan lampu!!” pekik ku lagi.“Kenny…” teriak bunda dan seorang pria yang ku yakin itu ayah. Seorang menggenggam tanganku. Tangannya besar. Dia pasti ayah.“Ayah. Ini ayah?”“Iya, Kenny.”Tuhan, terimakasih. Kau telah mempertemukanku dengan ayah meskipun kecelakaan sebagai perantaranya.“Ayah, ayah tak perlu mendonorkan apapun. Kenny tak butuh. Biarlah keni meninggal asal ayah dan bunda bisa bahagia.”Kali ini ada yang mengusap-usap kepalaku. Itu Bunda.“Sungguh, ayah. Biarkan Kenny istirahat.” aku melanjutkan kata-kataku.“Kenny” tangis bunda“Bunda jangan nangis. Sekarang kan ada ayah.” kata ku sambil menggenggam erat tangan ayah. “Ayah, maukah kau berjanji padaku?” lanjutku lagi.“Apa sayang?”“Kalau Kenny pergi, ayah jaga Bunda, ya. Ayah harus tinggal dengan bunda. Jangan biarkan bunda sendiri.”“Kenny,” tangis bunda lagi.“Ayah, Bunda, tersenyumlah untuk Kenny.”Walau aku tak bisa melihat, aku bisa merasakan senyuman mereka. Senyum yang damaikan tidur panjangku,“kenny!!” teriak ayah dan bunda bersamaan.

Maafkan aku. Bunda. Aku membohongimu kemarin. Tapi kalau boleh jujur, aku bahagia. Sungguh! Walaupun tak bisa melihat ayah, aku bisa melihat kalian berdua bersatu. Sekali lagi, tersenyumlah untukku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren pak

29 Aug
Balas

seru keren

21 Jun
Balas

Maksih bu

21 Jun

Keren

21 Jun
Balas

Makasih buk

21 Jun

Aduh keren banget... aku jadi menangis.

21 Jun
Balas

Mantap.

21 Jun
Balas

Aduh. Sedih banget pak. Kerennn ceritanya

21 Jun
Balas

Maksih

21 Jun

Pak saya sdh follow

31 Jul
Balas

Keren ceritanya sangat insfiratif dalam alur ceritanya Baper juga jadinya

25 Jun
Balas

keren ceritanya, ikut terharu sy pak

02 Jul
Balas

Sediih... Kereen jo...

21 Jun
Balas

Mokasih kak

21 Jun

Keren pak.

21 Jun
Balas

Maksih bu

21 Jun

Mantap senyum adalah sedekah...

21 Jun
Balas

Ya,betul bu

21 Jun

Cernak yang keren mas jofa tapi ini udah selesai apa bersambung yaa kok nggak ada tandanya

21 Jun
Balas

Lama tak muncul bang!

22 Jun
Balas

Antara sedih dan bahagia jadi satu...izin follow ya

23 Jan
Balas

Tamat bu

21 Jun
Balas



search

New Post