Joni Setiyawan

Saya adalah seorang guru biasa yang berasal dari sebuah desa kecil di kabupaten Kebumen. Tepatnya di Desa Semondo kecamatan Gombong. Saya terlahir dari seorang ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjalanan diakhir tahun
Perjalanan yang harus di isi dengan kemanfaatan

Perjalanan diakhir tahun

Siang itu, saat dua hari setelah selesainya pelaksanaan Penilai Akhir Semester di madrsahku, aku melakukan perjalanan panjang ke arah timur dari kota kecilku. Aku pergi dengan beberapa teman dan seluruh anak - anakku kelas 8 menuju ke kota Malang. Kami menggunakan armada bus. Ada 6 bus yang melakukan perjalanan ini. Diawali berkumpul di halaman madrasah, aku memberikan pengrahan info tentang serba serbi perjalanan yang akan kita lalui. Aku sampaikan akan hal - hal yang harus dilakukan dan yang harus dihindari. Sembari menunggu bus datang menjemput kami, aku bersama anak-anak bersenda gurau menikmati aktifitas menunggu yang melelahkan. Ada juga yang menikmati jajanan yang disediakan oleh para bakul jajanan yang segera datang menghampiri kami, ketika mereka tahu kalau kami sedang menunggu bus.

Tepat pukul 14.00 bus yang kami tunggu datang. Dengan wajah berseri - seri, mereka antusias untuk memasuki ruangan bus yang telah dibagi oleh panitia. Kebetulan aku mendapatkan nomer bus 4 dan aku bersama 4 orang teman ku masuk ke bus 4. Setelah semua anak - anak masuk ke dalam bus, kami mengeceknya, siapa tahu ada yang belum masuk akan tetapi setelah di cek, semua sudah lengkap dan bisa siap jalan menuju tujuan.

Dengan diawali membaca doa perjalanan, maka bus yang aku naiki berjalan menuju ke Malang. Aku duduk di barisan paling depan bersama temanku. Kursi tempat dudukku dibelakang pak kernet bus, karena untuk mempermudah diriku memberikan info - info diperjalanan. Dan tentunya mengawasi anak - anakku.

Sepanjang perjalanan, anak - anak bersenda gurau, meluapkan kegembiraan mereka karena perjalanan ini adalah perjalanan yang sangat mereka tunggu. Sebagian anak ada juga yang asyik mengamati pemandangan sepanjang perjalanan yang dapat dilihat dari balik kaca bus. Pemandangan persawahan dan pemukiman yang bisa terlihat oleh mereka di samping kanan kiri bus yang mereka naiki. Semuanya menikmati awal perjalanan panjang ziarah wisata tahun ini.

Rombongan bus kami menyusuri jalur Daendeles, jalur yang sudah sangat terkenal sejak jaman "old" atau jaman Belanda. Karena jalan ini merupakan jalan yang dibuat pada jaman Belanda dengan Gubernur Jenderal Daendeles sebagai penggagas dan pembuat jalan ini dengan sistim kerja rodi. ( kerja yang tanpa ada bayaran sama sekali ). Pada jaman penjajahan dahulu memang rakyat Indonesia menjadi budak di negerinya sendiri.

Perjalanan terhenti sejenak di Masjid Agung Wates, karena kami harus menghadap ke hadirat Alloh swt untuk melaksanakan sholat ashar. Masjid yang sangat bersih dan luas halamannya. Berdiri di kota wates dengan sangat kokoh dan megah menjadikan masjid ini menjadi tempat persinggahan para rombongan yang sedang melakukan perjalanan seperti kami. Fasilitas tempat wudlu dan toilet yang sangat representatif dan dapat mengakomodir banyak jamaah yang ingin melaksanakan sholat di masjid tersebut. Ruangan masjid yang longgar dan bersih serta nyaman untuk melaksanakan sholat 5 waktu. Sehingga kami mendirikan sholat bisa berjamaah hal ini dapat mempersingkat waktu berhenti kami.

Setelah kami masuk ke bus masing - masing setelah menunaikan sholat ashar, rombongan bus berangkat lagi menyusuri aspal hitam menuju kota Solo untuk menuju pemberhentian ke dua. Ditemani oleh Via valen dan Nela Kharisma, walau hanya lewat videonya di TV kami melanjutkan perjalanan ini. Dengan ditemaninya perjalanan ini oleh bintang dangdut saat ini, perjalanan di bus kami sangat riyuh dan makin ceria anak - anak dalam bus. Sehingga tidak ada yang merasa pusing dan mabok. Di rumah makan Taman Sari Solo, kami akan berhenti. Dalam perjalanan ini, kami disuguhkan dengan pemandangan pinggiran kota jogja di senja yang merona. Anak-anak sangat kagum akan pemandangan kota joga di lihat dari atas fly over jogja. Kerlap kerlip lampu rumah - rumah di bawah fly over, hiasan lampu gedung bertingkat, dan Sedikit kemacetan di kota Jogja menjadi pengalaman baru buat anak - anak dalam perjalanan ini.

Sekitar pukul 20.00 WIB, rombongan bus kami sampai di rumah makan Taman Sari Solo. Rumah makan yang nampak kecil kalau terlihat dari luar namun setelah bus masuk ke halaman parkir, ternyata begitu luas lahan rumah makan tersebut. Sebelum rombongan bus kami masuk, ternyata sudah ada beberapa rombongan bus yang sudah parkir dan melaksanakan ISHOMA, sehingga kami harus sedikit antri untuk melakukan ISHOMA. Kami menunaikan sholat jamak takhir qosor sholat magriib dan isya. Seperti tempat - tempat persinggahan bagi para musafir, tempat ini menurut saya kurang memperhatikan dalam hal tempat untuk beribadah menunaikan sholat. Dengan banyaknya pengunjung yang akan makan di sini, ternyata tempat untuk wudlu sangat tidak memenuhi syarat. Karena hanya ada 2 atau 3 kran air untuk wudlu yang dekat dengan mushola rumah makan tersebut. Sehingga kami harus antri panjang sekali. Kami sudah dipersiapkan makanan untuk dinikamati secara prasmanan. Dengan dibantu crew dari rumah makan, kami mengatur agar anak belajar antri dalam mengambil makan malam mereka. Sudah tersedia, Nasi, sayur lodeh kacang, Sop, Daging balado, kering tempe, kerupuk dan segelas teh manis. (semanis yang mbaca ).

Setelah semuanya sudah melakukan ISHOMA, kami masuk ke dalam bus masing - masing untuk melanjutkan perjalanan panjang di tengah malam. Pemandangan lampu - lampu kota solo masih nampak terang ditambah dengan hilir mudiknya kendaraan yang lewat berpapasan dengan bus kami. Dalam perjalanan panjang malam ini, sudah tidak lagi seramai waktu menuju ke Solo, karena dari cruw bus menghendaki agar penumpangnya untuk istirahat, sehingga hiburan TV di padamkan untuk memberikan waktu rombongan istirahat. Dan benar saja, banyak dari kami yang tertidur pulas menikmati perjalanan di hotel Bandung ( Hotelnya para musafir yang pas - pas an sangunya "Bandung" Ban Ngglundung). Perjalanan panjang di malam hari ini bertujuan ke kota Blitar. Kotanya bung Karno seorang tokoh Proklamator RI. Dikarenakan malam dan perjalanan melewati hutan jati dan persawahan, tidak ada pemadangan yang dapat kami nikmati lewat kaca bus. Maka sebagian besar dari kami tertidur pulas.

Tiga puluh menit sebelum adzan subuh berkumandang di masjid kota Blitar, kami sampai di parkiran bus Makam Bung Karno. Suasana masih sangat sepi yang ada hanya para ibu - ibu yang menawarkan kamar mandi air hangat, setelah kami turun dari bus. Ada beberapa dari kami yang mengikuti ibu - ibu penawar kamar mandi, untuk mandi di pagi hari. Di sini kami rupanya datang terlalu pagi dan awal sekali. Karena untuk ziarah ke makam sang Proklamator baru dibuka pukul 08.00 WIB dan kami sampai parkiran bus 30 menit sebelum adzan subuh.

Matahari sepertiinya menyambut kedatangan kami di kota Blitar dengan senyuman. Tersemburat dilangit sebelah timur ada cahaya terang memancarkan sinarnya menerangi dinginnya suasana subuh di kota Blitar. Kami harus menunggu waktu sarapan dan melakukan ziarah ke makam Bung Karno. Dalam senggang waktu yang lama ini, aku gunakan untuk berkeliling di sekitar parkiran bus di mana di situ terdapat musium yang di resmikan oleh Ibu Megawati Sukarno Puteri anak dari sang proklamator. Bangunan musim yang sangat bersih dan tertata rapih, di dalamnya terdapat benda - benda dan juga barang yang merupakan saksi bisu yang pernah digunakan oleh Bung Karno selama Hidupnya.

Museum & Perpustakaan Bung Karno terletak 1 komplek dengan Makam Bung Karno, hanya saja museum ini terletak di sebelah kanan dari pintu utama komplek. Setelah turun anak tangga, kita akan disuguhi kolam air mancur panjang dengan bermacam relief disepanjang dinding sebelah kiri. Setelah itu kita akan melihat patung Bung Karno dengan posisi duduk dengan membawa sebuah buku. Untuk masuk ke museum kita tidak dipungut biaya, hanya diminta mengisi buku tamu oleh petugas. Dalam area museum terdapat berbagai koleksi foto, lukisan, bendera negara-negara luar negri, maket rumah pengasingan Bung Karno serta koleksi perangko edisi khusus Bung Karno. Museumnya tidak terlalu luas, tapi penataannya cukup bagus sehingga pengunjung bisa nyaman menikmati koleksi-koleksi yang terdapat disana. Dekat pintu keluar terdapat patung Garuda Pancasila dengan ukuran cukup besar, spot inilah biasanya banyak pengunjung mengambil foto. Posisi perpustakaan berada diseberang museum, perpustakaan berisi berbagai koleksi buku-buku tentang Bung Karno serta sejarah Indonesia.

Kami hanya melakukan doa dan dzikir di halaman makam Bung karno, karena waktu yang sangat mepet. Makam bung karno di buka pukul 08.00 sedangkan kami diharuskan untuk melanjutkan perjalanan ke kota Malang dengan agenda yang begitu padat, sehingga sangat disayangkan, kami tidak bisa menunggu pintu makam dibuka.

Perjalanan di hari ke duaku diawali dari kota Blitar untuk melakukan semua agenda yang sudah tersusun rapih oleh panitia. Tepat pukul 08.30 rombongan Bus dari MTsN Gombong meninggalkan Blitar menuju ke kota Malang. Sebuah kota yang sudah akrab di telinga anak-anak, dimana mereka menganal AREMA, sebuah club sepak bola yang besar dan banyak fans beratnya yang bernama AREMANIA dan mungkin juga sebagian besar dari anak-anak kami mejadi salah satu fans berat AREMA. Ada juga sebuah ikon dari kota malang yang sudah menyebar ke seluruh penjuru nusantara yaitu Bakso Malang. Bakso yang sangat menggiurkan lidah kita, apalagi di saat perut kita kosong, wow...ingin rasanya melahab beberapa mangkok Bakso malang. Terdapat bakso, tahu, pangsit goreng dan pangsit kukus, yang disiram dengan kuah ditambah saus sambal dan saus tomat botolan. rasanya maknyusss. Selain itu ada juga yang terkenal dari kota Malang yaitu yang namanya Apel Manalagi. Apel yang berbentuk bulat dengan ujung pangkal berlekuk datar, kulit apelnya berwarna hijau muda kekukingan dan rasanya manis. Sehingga orang yang memakan buah apel itu akan menanyakan lagi untuk dimakan. Sehingga terkenal dengan nama apel mana lagi. Karena yang memakan apel tersebut selalu ingin makan lagi. Dan masih banyak lagi ciri khas dari kota Malang.

Setelah melakukan perjalanan dari Blitar, sampailah bus kami ke musium Brawijaya di kota Malang. Musium yang terletak di tengah kota Malang sehingga untuk masuk dan keluar dari musium ini harus mengalami yang namanya kemacetan. Kalau melihat dari isinya musium tersebut, musium ini merupakan musium yang digunakan untuk menyimpan arsip dan benda yang berhungan dengan tentara Republik Indonesia. Di halaman depan kami disambut oleh sosok patung sang Jendral Besar Sudirman seorang jendral yang sangat dihormati oleh tentara Rrepublik Indonesia. Karena beliaulah terbentuk TKR cikal bakal dari TNI sekarang ini. Dengan dilatar belakangi oleh tangga masuk musium dan kolam ikan kami memasuki musium untuk melihat benda dan saksi bisu dari kejadian masa perjuangan melawan penjajah dan penumpasan gerakan - gerakan sparatis. Di dalam musium kami melihat banyak foto - foto sebagai bukti dari perjuangan para pahlawan kita khusunya perjuangan tentara. Dana yang sangat fenomenal dari musium Brawijaya ini adalah adanya GERBONG MAUT. Sebuah gerbong kereta yang digunakan untuk mengangkut para tahanan politik waktu itu berjumlah 100 orang. Gerbong yang sangat kecil, tanpa ada fentilasi udara yang dipenuhi oleh 100 orang. Bisa dibayangkan betapa penuh sesaknya di dalam gerbong itu. Sehingga tercatat ada 46 orang tahanan meniggal di dalam gerbong itu karena tidak tahannya di dalam gerbong itu.

Eetelah mendapatkan bahan materi untuk pembuatan karya tulis bagi anak - anak, perjalanan dilanjutkan menuju ke kota Batu Malang. Kota Batu merupakan kota yang dingin dan merupakan kota di pegunungan. Kami menuju rumah makan Brawijaya untuk mengisi perut kita yang sudah mulai keroncongan. Rumah makan yang disetting untuk rombongan yang berkunjung di kota Batu Malang. Di rumah makan ini juga tersedia oleh - oleh khas malang. Kami merundingkan atau bermusyarawah dengan crew bus karena da sedikit perubahan agenda. Yang mana terjadwal setelah makan siang, kami pergi ke perkebunan apel untuk wisata petik apel. Akan tetapi mengingat tujuan wisata Jatim Park 1 akan tutup jam 16.00 maka dengan berbagai pertimbangan maka agendanya di rubah, kami harus ke wisata Jatim Park terelbih dahulu setelah itu baru petik apel. Dan ketika sudah disepakati oelh semua rombongan, kami melanjutkan perjalanan ke wisata Jatim Park 1 di kota Batu Malang.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit, kami sampai di taman wisata Jatim park. Terlihat kecerian dan kegembiraan di muka anak-anakku. Sudah tersusun rapih angan - angan mereka apa yang akan dilakukan ketika mereka masuk ke Jatim Park 1. Ada yang mau ini lah, ada yang mau itu lah, waaah pokoknya ramai. Setelah panitia mendapatkan tiket masuk, anak - anak berbaris rapih antri untuk memasuki ruangan wisata Jatim Park. Di sinilah kami merasa kecewa dan sedih. Kenapa ??? Iya karena pada saat kami berbaris antri rapih, ditengahh - tengah pembagian tiket masuk hujan turun dengan derasnya. Sehingga petuga dari taman wisata menginformasikan jika hujan maka wahana yang outdoor tidak bisa beriperasi. Yaaaahhh......suara terdengar bergemuruh di antrian pebagian tiket. Akan tetapi dari pada tidak mendapatkan sama sekali, kami memasuki wtaman wisata tersbut dengan sedikit kesdihan bergelayut dalam hati kami. Jatim Park ini sangat bagus dan sangat luas. Banyak sekali wahana yang digunakan untuk belajar, bermain dan bersenang - senang. Ada banyak wahana yang sebenarnya bisa kami nikmati, akan tetapi karena hujan, jadi kami hanya menikmati yang bisa dan yang ada saja. Lain waktu ya anak-anakku, kita bisa berkunjung lagi ke sini. Di tata dengan rapihh dan runtut bagian - bagian diplaynya. dan satu alur dalam perjalanan menyusuri wahana yang ada dalam Jatim Park 1, khusunya yang untuk pendidikan. Ada etnik, pelajran fisika, sejarah, miniatur dari suku yang ada di Indonesia dan banyak wahana out doornya. Setelah kita mengelilingi taman wisata, kita digiring masuk ke pasar souvenir dan olehh oleh. Tersaji sovenir khas Batu malang yang murah - murah, serta makanan olah - oleh khas malang, ada apel manalagi, keripik apel, keripik nangka kaos, cendera mata, dan lain sebagainya, kumplit sekali di pasar wisata ini.

Begitu sudah banyak oleh - oleh yang kami dapat, dan tas kami sudah makin berat untuk diangkat kami melanjutkan ke wisata petik apel. Walau suasana yang hujan dan waktu sudah sore, kami tetap melanjutkan ke kebun apel. Diakrenakan sudah ada janjian terlebih dahulu dengan pihak kebun apel, maka kami ditunggu kedatangganya walau malam sekalipun. Hehehehe...malam - malam petik apel. Akan tetapi kami tidak sampai malam sampai di kebun apel. Kedatangan kami sudah ditunggu oleh pihak kebun apel. Kami harus diangkut menggunakan akutan kota untuk naik ke kebun apel. Di kebun apel, kami pipersilahkan untuk memetik apel sesukanya dan bisa dimakan sepuasnya. Namun jika ingin membawa pulang buat oleh oleh, disediakan kantong plastik untuk menampung hasil petikan kita dengan harga Rp. 20.000 per kilogram. Di suasana gerimis dan senja sudah semakin gelap, pemandangan kota batu yang begitu indah dengan lampu kerlap kerlipnya dikjauhan sana, kami ramai - ramai panen apel dan menikmati manisnya buah apel mana lagi. Tidak terasakan oleh kami rasa dingin yang menusuk ke tulang kita, karena tertutup oleh rasa senang yang kita rasakan.

Perjalanan wisata kami diakhiri di kebun apel dengan memetik dan menikmati buah apel dari pohonnya langsung. Kami selanjutnya menuju ke kota tercinta kami yaitu Gombong. Sudah banyak yang kangen ingin sampai rumah lagi. Hehehhee...padahal baru 2 hari meninggalkan kota Gombong sudah ingin cepat - cepat sampai gombong. Namun ada juga sebagian dari kami yang ingin lebih lama lagi untuk menikmati indahnya kota Batu di malam hari. Apalagi dalam perjalanan pulang kami melewati kota batu.

Kami berhenti di Pandansari untuk berisitahat sejenak, mandi dan melakukan ISHOMA. Ada cerita yang menegangkan di sini. Ketika kami semua sudah selesai melakukan ritual istirahat dan akan melanjutkan perjalanan, salah satu teman pembina kami merasa kehilangan telpon selulernya. Sontak kami ramai - ramai membantu mencarinya. Ada yang ke kamar mandi, ada yang ke tempat makan dan ada yang mencari dengan memanggil nomer telponnya. Semua nampak panik dan bingung melihat kegelisahan dari yang punya telpon. Dan ketika yang mempunyai telpon sudah pasrah dan merelakan untuk kehilangan telponnya, kami lanjutkan perjalan pulang kita. Akan tetapi setelah di setengah perjalanan kami, ada kabar jika telpon salah satu pembina itu sudah diketemukan. Alhamdulilah...gumamku. Dan ternyata beliau lupa kalau telponnya itu ditaruh dalam saku jaketnya, yang tadinya mau dibawa ke kamar mandi untuk dipakai setelah mandi. Akan tetapi beliau tidak membawa jaket tersebut. Jadi telpon selulernya sebenarnya tidak pergi kemana - mana juga, masih di dalam saku jaket yang tersampi di dalam bus. Owalah....

Jalanan kota Batu menuju kota Jombang sangatlah eksterim. Jalannya menurun, berkelok - kelok dan juga sempit sehingga untuk simpangan dengan kendaraan dari lawan arah sedikit kesulitan. Karena medan yang seperti itu, banyak dari anak - anak yang tidak kuat untuk mengeluarkan kembali makanan yang sudah masuk ke dalam perut mereka. Sehingga kami sedikit berkerja lebih keras lagi karena harus membantu mereka dengan menggosok dengan minyak kayu putih, memijit dan membuat tenang mereka. Namun setelah memasuki kota Jombang, jalanan sudah makin rata dan enak untuk dilalui. Mungkin karena kelelahan dan pusing banyak anak - anak tidur dengan pulas termasuk juga saya. Hehehee....Sehingga tidak bisa menikmati indahnya perjalanan dari kota Batu Malang menuju ke Kota Jombang yang sering disebut sebagai kota santri.

Sekitar pukul 22.00 kami sampai di komplek pondok pesantren tebu ireng. Kami di sini melakukan ziarah ke makam K.H Abduraham wahid ( gusdur ) presiden Republik Indonesia ke 4. Beliau sangat dekat dengan kaum minoritas. Dan beliau dikenal sebagai Bapak bangsa Indonesia. Karena beliau mengayomi seluruh suku, bangsa yang ada di Indonesia. kita doakan agar beliau mendapatkan tempat yang layak dan di tempatkan di sisi-Nya. al-fatikhah.......

Untuk menuju ke makam Gusdur, kami harus berjalan dari parkiran bus menuju makam. Dalam meuju ke sana, kita di suguhi sovenir dan oleh oleh khas kota jombang oleh para pedagang. Sebelum masuk ke barisan kios - kios, beridiri megah sebuah musium Nusantara. Karena suasana waktu itu malam, aku kurang begitu jelas memperhatikan bagunan tersebut. Hanya tertulis besar sebagai penanda gedung tersebut. Setelah melewati kios - kios pedagang kami memasuki pintu masuk ke makam Gusdur. Di sana ternyata sudah banyak rombongan yang sedang berdoa bersama. dan ketika kami meninggalkan komplek makam, masih banyak yang berdatanagn menuju makam Gusdur. Subkhanalloh.....seorang Gusdur walau telah meninggalkan kita, tapi beliau masih saja bermanfaat bagi manusia yang masih hidup. Dari sekian banyak yang berziarah di makam Gusdur tentunya membawa keberkahan bagi orang-orang diseiktarnya.

Tepat tengah malam, kami melanjutkan perjalan pulang ke Gombong. Sudah terbayang di pikiran kita akan kehangatan rumah kita. Sudah tidak sabar rasnaya agar bus cepat sampai ke Gombong. Di sini bus yang aku naiki, menjadi ramai dan kacau, ketika ternyata salah satu dari anak belum duduk di kursi bus. Padahal bus sudah dalam perjalanan meninggalkan komplek makam Gusdur. Sontak aku sebagai koordintor bus kaget dan campur khawatir, jangan - jangan ada yang tertinggal di parkiran bus, padaha bus sudah jalan meinggalkan komplek makam. Kemudian teman sekursinya mengatakan kalau tadi anaknya tidur di bagasi bus. Aku meminta supir untuk menghentikan bus dan memeriksa dalamnya bagasi. Dan alhamdulillah...ternyata benar, anak tersebut tertidur di dalam bagasi. dan ketika dia dibagunkan olrh crew bus, maka di pindah naik ke dalam bus. Dan semua isi bus bersorak gembira karena dia telah kembali naik bus dan duduk di kursi yang awalnya di tempati. Dan kami juga tertawa campur bahagia, tertawa lucu karena koq bisa tidur dalam bagasi padahal sewaktu mau berangkat, kami menutup bagasi dengan kerasnya. Apakah dia tidak mendegar suara tutupan bagasi? Dan dijawab olehnya tidak mendengar sama sekali, dan ketika dibangunkan oleh crew bus, katanya koq gelap banget ya ? sih dimana? maka sontak membuat kami semua tertawa lepas. Bahagia, karena kami akhirnya bisa fromasi lengkap kembali, tanpa harus balik lagi ke komplek makam Gusdur untuk mencari keberadaan anak tersebut.

Saat waktu sholat subuh tiba, kami sudah sampai di Sragen. Kami menunaikan sholat subuh di masjid Nurul Hidayah. Masjid yang sangat luas parkiran dan masjidnya. Namun masjid ini mungkin sengaja menggunakan tata bangun yang sederhana akan tetapi dengan nilai seni yang luar biasa. Masjidnya masih beralaskan peluran semen tanpa ada keramik di sana. Akan tetapi bangunannya sudah sangat megah. Fasilitas MCK yang mencukupi dan terpisah antara perempuan dan laki - laki. Dan tempat wudlu yang sangat banyak, sehingga tidak perlu antri lama untu mengambil air wudlu. Di depan Masjid terdapat rumah makan yang siap meghindangkan sarapan dan sekedar minum kopi sebagai penghangat badan di pagi hari. Nampak jelas kalau rest area ini dikelola dengan gaya pesantren. Mungkin saja rest area ini memang merupakan salah satu AUM dari sebuah PONPES.

Perjalanan akhir, kami lanjutkan lagi menuju kota tercinta yaitu Gombong. Waktu - waktu yang mengkhawatirkan bagi para supir adalah ketika waktu atau jam - jam pagi menjelang siang hari. Ketika badan sudah lusuh, capai dan perut kosong, maka mata sudah tidak kuat lagi untuk memandang jalanan. Ketika sudah melewati kota Jogja kami berhenti sejenak untuk melepas rasa kantuk sang supir di rest area di daerah Sentolo. Sekedar minum kopi dan sedikit sarapan sebgai pengganjal perut. Setelah dirasakan cukup, kami melanjutkan perjalanan kami yang sudah semakin dekat dengan rumah kami. Kami lewati jalan daendeles juga untuk pulang. Jalan yang lurus dan sepi sehingga menjadi primadona bagi para pelacong yang ingin bepergian menuju ke kita Jogja khususnya. Akan tetapi ketika memasuki kabupaten Kebumen, jalanan agak sedikit rusak, karena banyak lubang dan tambalan jalan.

Alhamdulillah...tepat adzan sholat dhuhur rombongan kami sampai di tempat kemarin kami berangkat, yaitu di lapangan Manunggal wero Gombong. Sebelum turun dari Bus, kami mengucapkan terimakasih kepada crew bus yang telah mengantarkan kami serombongan berwisata ke Jawa Timur. Dengan antrian yang tertib, kami turun dari bus, untuk mengambil barang - barang yang kami bawa dari Jawa Timur yang tersimpan di bagasi bus. Di bawah sudah banyak orang tua dari anak-anak yang menjemput kedatangannya. Maka ketika anak - anak turun dari bus, seketika itu pula anak ambil barangnya di bagasi dan di ijinkan pulang bersama orang tuanya. Dan kami harus menunggu anak-anak terjemput oleh orang tuanya sebelum kami kembali ke madrsah. Setelah semuanya sudah terjemput kami dengan membawa beratnya barang - barang yang kita dapatkan di Jawa Timur, kami menuju ke madrasah. Dan akhirnya dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah.....perjalanan ziarah wisata kali ini, berjalan dengan lancar, selamat berangkat dan selamat sampai pulang.

Ada beberapa catatan yang mungkin bisa ditulis di sini sebagai bahan untuk kegiatan yang sama di kemudian hari. Agar ke depannya akan lebih baik lagi dan bisa lebih maksimal dalam melakukan ziarah wisata dengan tujuan yang sama.

Kita sudah selangkah lebih maju dengan mengelola kegiatan ini tanpa biro, sehingga kita bisa memaksimalkan tentang dana yang ada, tanpa harus terikat kontrak dengan pihak biro perjalanan yang menurut saya, dana sebagian besar akan "dinikmati" oleh pihak biro. Untuk dirancang dengan lebih seksama mengenai musim dan suasana di kota Malang, sungguh akan lebih baik jika kegiatan ini dilakukan ketika musim kemaru, khususnya di wisata Jatim Park 1. Karena ketika hujan akan banyak yang tidak bisa dinikmati oleh kita. Agar tidak terlalu banyak tujuan wisata, sehingga kita bisa memaksimalkan waktu kita untuk menikmati, mempelajari dan mengeksplore tempat wisata yang kita kunjungi. Kita tidak merasa dikejar - kejar oleh waktu yang harus sampai sini jam segini. Jikalau memungkinkan waktunya, manfaatkan sie Humas untuk melakukan survei ke tempat tujuan wisata dan dalam perjalanan wisata, misal transit untuk makan dan istirahat juga harus lebih dipersiapkan. Gunakan alat komunikasi yang murah dan bisa menjangkau ke seluruh rombongan, misalnya dengan menyewa pesawat HT yang di pegang oleh masing - masing kordinator bus. Sehingga dalam berkomunkasi berjalan lancar, tanpa ada gangguan tidak ada sinyal atau tidak ada pulsa. Karena komunikasi dalam perjalanan kovoi itu sangat diperlukan agar semua rombongan itu satu tujuan dan satu komando.

Mungkin hanya itulah yang bisa aku rekam dalam perjalanan ziarah wisata MTsN Gombong tahun pelajran 2017/2018 ke Malang. Semoga ke depannya bisa akan lebih baik dan lebih membawa kemanfaatan bagi anak-anak serta kemajuan pendidikan di Madrash tercinta.

Gombong, 21 Desember 2017

Tengah malam dini hari menjelang pagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Perjalanan yang sangat panjang yang sarat makna dengan ribuan cerita. Semoga meninggalkan kesan mendalam dan membuahkan kenangan manis. Semanis apel Manalagi

21 Dec
Balas

Lah bukan semanis yang membaca Bu ? Hehehehe. Sehingga ada 14 pesan yang terhapus

21 Dec



search

New Post