SANGGUL PESINDEN
TANTANGAN MENULIS HARI KE-30
Hiruk pikuk lalu lalang orang di rumah pak Lurah telah di mulai sejak pagi. Panggung besar kethoprak dan gamelan telah tertata dengan apik. Hajatan khitanan anak sulung Pak Lurah yang digelar malam ini akan benar-benar luar biasa. Keluarga pak Lurah sudah siap naik ke atas panggung kompak dengan pakaian Jawanya. Tak terkecuali Rifki yang baru 5 tahun usianya.
Baju Jawa yang dipakai Rifki dirasakannya mulai gerah dan panas. Tak tahan panas, ia mulai merengek dan menangis . Bingung dan takut malu , ibunya menjanjikannya akan membawakan mobil-mobilan saat naik di atas panggung nanti.
Pranoto adicoro mempersilakan pak Lurah dan keluarga naik panggung. Rifki yang diajak naik meronta-ronta dan menarik-narik bajunya . Ia merasa benar-benar kegerahan. Ibunya tidak kehilangan akal. Dengan tergopoh-gopoh ia mengambil sebuah benda hitam, bulat dan besar. Kedua tangannya dikedepankan lalu ia memutar-mutarnya. Kamu berlatih seperti ibu dulu baru nanti bisa nyetir mobil. Rifki sejenak diam dan berhenti menangis terbayang akan mempunyai mainan mobil. Penonton dan tamu undangan tertawa terpingkal-pingkal melihat ulah Rifki dengan pakaian Jawanya membawa sanggul sinden yang diputar ke kiri dan ke kanan seperti orang mengemudi mobil saat naik panggung.
Rembang, 30 Juni 2020
Salam Literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren pak
Wow... Makke kreatif.. ya Kerennn
Mantab bapak.. Salam literasi