Anak Itu (Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke-85)
Dokter segera masuk ke ruangan mendengar teriakan Husain dan Jono. Dia dan timnya memeriksa tubuh Ratih yang telah terbukur kaku. Dokter menegang nadi di leher dan pergelangan tangan. Dia juga melihat alat pendeteksi jantung. Semuanya berhenti. Dokter mengambili kesimpulan bahwa Ratih telah meninggal. Dengan tenang dia menyampaikan pada Husain dan Jono. Mereka yang mematung melihat dokter memeriksa Ratih tiba-tiba ada teriakan mendadak dari mulutnya.
Awalnya mereka tidak percaya. Husain meminta dokter untuk memastikannya sekali lagi . Dokter menyakinkan meteka kalau Ratih telah pergi selamanya. Innalillahi wainna ilaihi raji'un terucap dari mulut mereka. Husain berusaha untuk tegar dan tidak menangis, akhirnya hanyut juga oleh tangisan Jono. Air matanya tak terbendung lagi.
Setelah meluapkan perasaa, mereka keluar sebentar. Husain teringat Yandi dan Andy. Husain menelepon Yandi dan Andreas untuk segera ke rumah sakit. Waktu itu hari sudah menjelang Ashar, kira-kira pukul 15.00 WIB. Begitu juga Jono, dia menghubungi istrinya Dewi di kampung, untuk membawa Andy ke rumah sakit.
Sambil menunggu Yandi. Andreas dan Andy tiba, Husain menyelesaikan administrasi rumah sakit. Dia juga meminta dokter menunda penyelenggaraan pasien meninggal. Dia ingin Yandi dan Andy melihat wajah ibunya untuk terakhir kali. Dia tidak ingin adanya penyesalan baginya di kemudian hari.
Kira-kira tigapuluh menit, Yandi dan Andreas tiba. Tak lama kemudian Dewi dan Andy pun juga menyusul. Mereka penasaran kenapa diminta ke rumah sakit. Ketika mereka telah masuk ruang perawatan, Husain meminta mereka bersabar dan mengatakan kalau ibunya telah pergi selamanya. Dengan spontan mereka berlarian mendekati ibu mereka. Tangisan dan teriakan pilu pun tak terelakkan. Awalnya Husain membiarkan mereka melepaskan perasaan. Melihat ibu mereka untuk terakhir kalinya.
Kemudian Husain dan Jono menenangkan mereka. Husain meminta mereka mendo'akan Ratih dalam setiap sujudnya. Tak berapa lama, Husain meminta dokter untuk menyelenggarakan kepulangan jenazah. Butuh waktu dua jam menunggu prises tersebut.
Akhirnya ambulan membawa jenazah dan didampingi semua. Ratih dibawa ke kampung untuk diselenggarakan segera. Bunyi sirine ambulan menambah rasa duka di hati mereka masing-masing. Hampir limabelas hari Husain dan Jono mendampingi Ratih di rumah sakit. Mereka lega melepas kepergian Ratih. Pergi meninggalkan segudang penderitaan lahir dan batin. Dia pergi dengan penuh kebahagiaan
Limabelas menit tidak terasa. Ambulan tiba di halaman rumah Sarjono. Dia dan Dewi turun lebih awal. Mereka membuka pintu rumah. Ternyata sudah banyak orang berkumpul di sana. Jono sydah menginformasikan Kepala Desa dan pengurus masjid tentang berita duka. Jenazah diturunkan dari ambulan dan dibawa ke dalam rumah
Setelah ambulan kembali ke rumah sakit, Jono meminta masyarakat untuk menyelenggarakan Ratih. Yandi dan Andy diminta untuk memandikan jenazah ibunya. Husain terpaksa tidak ikut serta demi menjaga sebuah rahasia. Apalagi oenduduk desa tidak mengenal Husain. Demi menghindari banyak tanya Husain berdiri di luar. Statusnya sebagai pelayat. Namun di hatinya ada rasa perih yang tertahankan.
Tandu jenazah divawa ke masjid setelah proses memandikan dan nengapani selesai. Husain meminta Yandi untuk nenjadi imam sebagai bakti terakhirnya buat ibunya. Yandi dengan tenang menyanggupi permintaan ayah kandungnya tersebut . Selesai menyalati jenazah kemudian tandu dibawa je pandam kuburan kampung. Pengurus masjid menyampsikan sepatah kata dan diakhiri dengan do'a.
Keramaian usai. Semua pelayat satu per satu menuju rumah masing-nasing. Warna gelap temaram berangsur-angsur menutupi silaunya sinar matahari senja. Masih terlihat Tono, Yandi, Andy, Jono dan Husai di pemakaman. Tono neraung dengan keras sebagai rasa minta maaf dan penyesalannya. Sementara Yandi berlalu setelah berdo'a untuk mendiang ibunya. Ada rasa muak yang dirasakannya ketika melihat ayahnya.
Langkah Yandi diikuti yang lain. Semua menuju ke rumah Sarjono. Rumahnya cukup besar menampung banyak orang. Kalau berkumpul di gubuk Tono tak memungkinkan. Ini juga menjaga perasaan Yandi dan juga menghindari perselisihan Yandi dengan Tono.
Keesokan harinya Husain pamit sama Jono dan jerabat Ratih. Dia meminta Yandi dan Andreas masih tetap di kampung. Husain akan mengurus izin mereka berdua. Dia juga meminta Jono untuk menjaga anak-anak.
Seminggu kemudian Husain kembali ke kampung menjemput Yandi dan Andreas. Mereka harus bersekolah. Bersamaan dengan itu Tono tiba. Dia minta maaf sama semua kerabat Ratih atas sikapnya selama limavelas tahun. Dia juga tak lupa meminta maaf sama Yandi atas perlakuannya oada Yandi. Awalnya Tandi masih berat hati. Namun Husain berusaha melunakkan gatinya yang membatu. Yandi berusaha mengikhlaskan dirinya. Dia memaafkan Tono dan neneluk ayahnya tersebut.
Selanjutnya Tono meminta Husain untuk nerawat Andy di kota. Dia tidak mungkin menyerahkannya ke Jono. Tanggung jawabnya banyak. Dua juga menyampaikan pesan nendiang Ratih untuk merawat Andy sama seperti nerawat Yandi. Husain pun mengangguk karena dia juga mendapat pesan seperti itu. Tono berpesan sama Yandi dan Andy untuk patuh sama Husain dan mendengarkan nasihatnya.
Tono juga pamit. Dia akan meninggalkan kampung. Dia segera akan menikah dengan Deasy. Do'a restu dari semua sangat digarapkan. Yandi dan Andy bisa berkunjung ke tempatnya yang baru jika mereka rindu untuk bertemu. Dia akan seoenuh hati menunggu kedatangan mereka. Tono berkata untuk terakhir kalinya sama Husain untuk menjaga anak-anak. Neteka berpelukan, pelukan dua orang sahabat yang telah berpusah selama limavelas tahun.
Tono pergi dengan membawa tas ransel dan nengendarai motor tuanya. Husain nelepas kepergiannya sampai Tono tak terlihat lagi. Dia berdiri di pinggir jalan. Tanpa sepengetahuannya Jono mendekati dan menepuk pundaknya. Dia sangat kaget. Jono memberikan satu buku diari sama Husain. Ratih berpesan sama Jomo untuk nemverikannya sama Husain setelah Ratih pergi selama-lamanya.
Jono juga menambahkan jika Husain hari membaca diari tersebut. Ada beberapa pesan tertulus di sana. Salah satunya Husain harus memberikan diari tersebut sama Yandi setelah dia wisuda nantinya.
Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar