Suatu hari Yandi tidak masuk belajar. Tidak ada informasi dari walikelas dan teman-teman selokalnya. Mereka mengatakan bahwa Yandi tidak memberi informasi. Husain jadi penasaran kenapa anak tersebut tidak masuk. Biasanya Yandi dengan sengaja datang ke kantor cuma untuk bersalaman dan pamit untuk ke kelasnya. Namun hari tersebut dia tidak kelihatan.

Husain mencemaskan Yandi. Mengapa dia tidak masuk. Apakah dia sakit atau ada sesuatu hal. Husain membatin dan bersabar menunggu kehadirannya esok hari. Dia akan mengibati rasa penasarannya untuk keesokan hari. Namun hal serupa terjadi. Yandi masih belum tiba. Husain sangat bimbang dengan keadaan tersebut.

Dia mencari informasi ke kelas lain. Fokusnya adalah pada peserta didik yang sama asal daerahnya dengan Yandi. Dengan sabar dan gigih dia mengumpulkan peserta didik per kelas. Tak ada satu pun yang tahu mengenai hal tersebut. Rada letih dan putus asanya muncul. Lalu dia duduk di tempat peserta didik duduk.

Rasa letihnya pun kemudian terbayar. Ada seorang peserta didik datang menemui Husain. Dia baru saja dari kantin dan melihat keramaian di depan kelasnya. Dia penasaran dan bertanya sama mereka. Lalu meteka mengatakan kalau Pak Husain sedang mencari informasi tentang Yandi.

Melihat keadaan ini dia segera menuju ke tempat Husain duduk. Dia langsung menanyakan tentang keadaan Yandi. Husain pun mengangguk. Suswa tersebut bernama Andreas. Dia adalah sepupu Yandi.

Andreas menjelaskan alasan jenapa Yandi tidak masuk kelas. Dia melihat ayahnya sedang berpacaran dengan mesra bersama wanita lain. Dia merasa sakit hari jika ibunya diduakan. Dengan spontan Yandi mendekat dan memukul ayahnya dengan geram. Sambil memukul Yandi mencaci maki ayahnya. Kemudian dia pergi dan bersembunyi menjauh dari desa. Sampai akhirnya berhimbar pada pembelajarannya.

Bersambung