Husain pergi ke kampung Yandi dengan mengendarai sepeda motor. Dia membonceng Andreas sebagai penunjuk jalan. Dia lupa ke lokasi KKN nya dulu. Ada perubahan pesat di desa tersebut setelah lima belas tahun tidak dikunjungi. Ternyata jalan menuju daerah tersebut sudah diaspal beton. Tidak ditemukan lagi belukar yang luas. Namun pergunungan hijau masih terlihat berjejer dengan bagus.

Cukup empatpuluh lima menit menuju ke desa tersebut. Tak dirasa, mereka tiba di desa tersebut. Husain cukup bingung. Kondisi desa yang telah berubah menbuatnya lupa. Dia sering bertanya sama Andreas. Andreas pun dengan sabar menjelaskannya

Keasyikan bercengkrama di atas motor, Andreas meminta Husain berbelok dan berhenti di rumah semi permanen. Husain penasaran kenapa harus berhenti di tempat tersebut. Lalu Andreas tidak langsung menjawab. Dia mempersilahkan Husain masuk ke rumah tersebut. Husain menyanyakan kenapa masuk. Andreas lalu mengatakan bahwa itu rumahnya.

Setelah duduk di ruang tamu, Husain minum air teh yang telah disuguhkan. Sementara sepasang suami istri keluar dan bersalaman dengan Husain. Husain terkejut dengan laki-laki yang baru saja bersalaman dengannya. Dia langsung memanggil orang tersebut. Dugaannya tidak meleset. Laki-laki tersebut adalah salah satu pemuda desa yang menyelamatkannya dari amukan masa. Dia berbama Sarjono, oanggilannya Jono.

Husain berdiri dan meneluk Jono. Hatinya sangat senang beryemu dengan Jono. Jono kaget.

Bersambung .. ...