Josmartin Peto M

Life is like sailing the boat in the middle weavy ocean into direction island. If we want our boat face up or face down, it depends on yourselves, you shoukd be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Itu....(Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke-72)

Anak Itu....(Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke-72)

Dengan spontan Husain berlari ke arah Tono dan Ratih. Dia menangkap tangan Tono dan mendorongnya. Tono yang tidak siap langsung tersurut dua meter lalu jatuh ke tanah. Dia merasa gusar dan penasaran terhadap orang yang mencampuri urusannya. Ditambah lagi membuatnya terjungkal di halaman gubuk tersebut.

Husain dengan lantang meneriaki Tono. Dia mengatakan sama Tono untuk tidak menambah penderitaan Ratih. Tono gusar ketika melihat ke arah Husain dan mendengar kata-kata Husain. Lalu dia berteriak marah sambil berdiri. Dengan suara lantang dia berteriak pada Husain untuk tidak mencampuri urusan rumah tangga mereka.

Husain juga merespon dengan keras. Dia mengatakan bahwa hal tersebut telah menjadi urusannya. Dia dengan emosi yang tinggi melayangkan tinjunya ke Tono. Namun dia gagal melakukannya. Jono menangkap badan besar Husain dan menarik ke belakang. Tono pun juga mengejar Husain namun dihalangi Jono. Jono berteriak pada mereka berdua untuk berkelahi.

Tono yang sangat emosi, dengan geram meneriaki Husain. Dia menanyai siapa sebenarnya Husain. Ternyata Tono lupa dengan Husain. Perubahan fisik dan gaya berpakaiannya membuat Tono lupa dengannya. Selain itu mereka tidak pernah bertemu lagi senenjak limabelas tahun.

Husain mengatakan dengan lantang dan menanyakan sama Tono. Sepasang kekasih yang diberi minuman peransang dan dikurung digubuk tersebut. Husain menunjuk ke gubuk tempat tinggal Tono dan Ratih. Gubuk yang menjadi saksi perbuatan terlarang mereka secara tak sadar.

Mendengar penjelasan tersebut Tono baru menyadari bahwa laki-laki berbadan tegap dan ganteng di depannya adalah sahabat yang pernah dia fitnah dan celakai. Husain melanjutkan perkataannya. Semua yang dilakukan Tono bertujuan untuk mendapatkan Ratih. Dia menjadi pahlawan kesiangan dengan berpura-pura bertanggung jawab ketika Ratih hamil tiga bulan.

Husain pun menambahkan jika Tono menyelamatkan nama baiknya biar kuliahnya aman. Pihak perguruan tinggi tidak mengetahui kejadian tersebut yang mengakibatkan dia terancam dropout. Husain pun menyetujuinya. Pada waktu itu dia belum siap jadi ayah dan Tono mau bertanggung jawab atas perbuatan Husain.

Ternyata niat baik Tono tersebut kosong belaka. Dia hanya ingin hidup senang menjadi menantu orang terkaya di desa tersebut. Dia hidup bermalas-malasan ongkang-ongkang kaki. Selain itu dia juga menelantarkan Ratih dan anaknya Yandi. Tono tidak memperlakukan Yandi secara wajar seperti anaknya sendiri. Apalagi ketika Tono memiliki anak kandung dari Ratih, dia tidak pernah menganggap keberadaan Yandi.

Akibat dari tingkah lakunya, kedua mertuanya meninggal dunia. Akhirnya kekayaan Ratih ludes dan jatuh miskin. Husain melenjutkan perkataannya. Setelah itu Tono nenelantarkan Ratih dan Yandi. Ratih harus bekerja keras tanpa mengenal lelah untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Hal ini membuatnya sakit hepatitis stadium tiga. Juga Yandi yang masih dalam proses pendidikan terpaksa bekerja sepulang sekolah membantu ibunya.

Satu hal lagi yang dilakukan Tono ualah berselingkuh. Dia tidak mempedulikan Ratih yang sakit-sakitan. Malahan Ratihlah yang nerawatnya selama di rumah sakit.

Tono terdiam dan tak dapat berkata-kata lagi. Semua rahasia yang dia simpan selama ini diketahui oleh Ratih. Dia berniat mau lari tapi ditahan oleh Husain. Husain menegang kerah baju Tono. Lalu dia mengatakan satu hal. Dia bisa melakukan hal terburuk pada Ratih dan orang tuanya. Bamun tidak pada anaknya Yandi.

Jika suatu hari nanti dia mengganggu dan menyakiti Yandi maka Husain tidak tinggal diam. Husain meminta Tono untuk melepaskan Ratih. Dia juga ingin hidup tenang dan bahagia. Masalah snak-anak biar tanggung jawabnya.

Mendengar semua cerita, Ratih minta maaf sama Husain. Dia selama ini telah tertipu oleh sikap dan perkataan Tono. Hal ini telah membuat dendam pribadi bagi Ratih pada Husain. Tono telah memutarbalikkan fakta. Dia telah menandai Husain laki-laki bejat yang tak bertanggung jawab. Ternyata semua fitna jeji dari Tono.

Dengan lantang Ratih pun mencaci maki Tono. Dengan telunjuk dan tatapan tajam Ratih, dia memutuskan untuk berpisah dengan Tono. Dia telah menyesal selama ini menjadi istrinya. Ratih juga meminta akan pergi dari kehidupan Tono.

Belum selesai Ratih berbicara, dia linglung dan pingsan. Untunglah Jono dan Husain cepat menangkapnya. Husain terkejut ketika memegang tangan Ratih. Ada rasa panas yang tinggi. Dengan spontan tanpa persetujuan yang lain dia menghubungi ambilan terdekat dari desa tersebut.

Setengah jam kemudian ambilan tiba. Petugas ambulan menurunkan tandu dan menaikkan tubuh lemah Ratih ke atas. Husain dan Jono naik ke mobil tanpa mempedulikan Tono yang nasih suami sah Ratih. Jono berpesan sama anak dan istrinya untuk menjaga motor Husain. Dia juga meminta untuk membawa Andy ke rumahnya.

Bersambung....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post