Malam tersebut merupakan hari terakhir kebersamaan Tino dengan Ratih. Tono tetap menjaga Ratih walaupun dia telah mengucapkan talak. Dia ingin menghabiskan waktunya bersama Ratih. Namun malam itu dia tidur di luar ruangan demi menjaga hatinya.

Malam berganti pagi hari. Sambil menunggu Jono tiba, Tono menunggu di depan pintu masuk. Dia bersiap-siap untuk pergi bekerja. Walaupun ada perasaan tidak enak di hatinya, dia harus ikhlas terhadap semua itu. Lamunannya terhenti ketika Jono tiba. Dia langsung pergi tanpa menegur Jono. Hal ini pun menjadi tanda tanya vagi Jono.

Jono memasuki ruang perawatan. Ratih menyambutnya dengan bahagia. Ratih dengan spontan mengatakan kalau dia sudah bercerai dengan Tono. Surat gugatan cerai dari pengadilan telah ditandatanganinya. Ratih juga mengatakan jika Tono telah mengucapkan kata-kata talaknya.

Tanda tanya Jono terhadap sikap Tono padanya sudah terjawab. Dia tidak jadi menanyakan hal tersebut. Dia cuma mengatakan pada Ratih jika keputusannya tersebut membuatnya bahagia maka itulah hal yang terbaik.

Ratih menyela Jono. Dia meminta Jono untuk memasukkan surat gugatan tersebut ke pengadilan agama. Jono bagaikan ditusuk hidung langsung sang mengangguk dan mengambil surat tersebut. Selanjutnya Ratih mengatakan kalau dokter telah mengizinkannya untuk bisa pulang. Ternyata Ratih membujuk dokter supaya dia bisa di rawat di rumah saja. Dokrer pun mengizinkan walaupun berst hati.

Jono menggapi hal ini. Dia mengatakan biar didiskusikan dulu sama Husain. Nanti siang jadwal dia yang menjaga. Awalnya Ratih tidak setuju. Namun Jono merasa tidak enak dengan Husain. Akhirnya Ratih mengangguk atas perkataan Jono. Rayih juga mengatakan jika Tono tidak lagi menjaganya nanti malamnya. Dia berharap Jono yang menjaga.

Bersambung....