Josmartin Peto M

Life is like sailing the boat in the middle weavy ocean into direction island. If we want our boat face up or face down, it depends on yourselves, you shoukd be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Itu.....(Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke-83)

Anak Itu.....(Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke-83)

Ratih mengungkapkan kebahagiaannya sambil menggoyang-goyangkan badan Jono. Jono terkejut dan menggosok-gosokkan matanya. Dia terheran-heran melihat kondisi tersebut. Itu pertama kali dia melihat Ratih sebahagia itu. Kecerahan terpancar di wajahnya. Air mata keluar tanpa diundang di sudut matanya. Air mata kebahagiaan.

Jono menanyakan apa yang sedang terjadi. Tanpa mencuci muka terlebih dulu berusaha mengobati rasa penasarannya. Ratih mengatakan bahwa baru saja perawat membawakan selembar amplop yang berkop Pengadilan Agama. Ternyata amplop tersebut berisi surat keputusan Pengadilan Agama tentang perceraian. Perceraian sah antara Tono dan Ratih.

Pada hari tersebut mereka sah bercerai dan bukan suami istri lagi. Bagaikan setetes embun jatuh di gurun gersang. Ratih seperti terlepas dari belenggu besi yang keras. Semangat hidupnya semakin membara, dia seperti ingin hidup berjuta tahun lagi. Inilah yang dinamakan kebahagian. Walaupun simpel namun maknanya sangai tinggi.

Setelah meluapkan kegembiraannya, Ratih meminta Jono untuk menyelesaikan surat-menyurat pernikahannya dengan Husain. Jono yang sedari tadi melingo melihat tingkah Ratih langsung mengiyakan. Namun dia masih berharap Yandi tudak boleh tahu semua ini. Semuanya masih rahasia.

Waktu Husain tiba Jono membawa Yandi ke kantin. Dia telah lama tidak mengobrol dengan keponakannya. Semenjak tragedi pemukulan Tono, Yandi menghilang dan kemudian tinggal dengan Husain, ayah kandungnya. Bermacam-macam yang mereka obrolkan namun tak ada kaitannya dengan Ratih, Husain dan Tono.

Di kamar perawatan Ratih meluapkan hal yang sama pada Husain. Husain senang mendengarnya. Lalu Ratih menagih segera janji Husain untuk menikahinya. Husain pun dengan spontan menjawab bersedia. Jika dalam dua surat-nenutatnya selesai dia langsung menikahi Ratih. Pernikahan sederhana yang akan dilaksanakan di ruang petawatan tersebut. Cuma penghulu yang aka hadir dan dokter sebagai saksi pernikahan mereka.

Ratih semakin sumringah mendengar jawaban Husain. Dia tidak sabar lagi menunggu dua hari. Rasa bosannya berkurang ketika orang&orang yang disayanginys berkunjung dan menjaganya. Ada-ada saja kelakar dan guyonan mereka untuk menghibur Ratih. Seakan-akan Ratih lupa dengan penyakit akutnya, penyakit yang tak beberapa lama lagi akan mengantarkannya ke alam keabadian, alam kubur.

Penantian yang terasa panjang pun tiba. Hari itu Husain minta uzin ke kepala sekolah untuk tidak hadir. Dia telah membicarakannya dengan kepala sekolah. Dia berharap informasi pernikahannya ini cuma dua saja yang tahu. Dia pun takkan mengadakan resepsi karena pernikahannya cuma di dalam ruang perawatan rumah sakit. Penjelasan tersebut akhirnya kepala sekolah memberi uzin dan berjanji merahasiakannya.

Hari itu Husain pamit sama Yandi dan Andreas. Dia mengatakan untuk pergi beberapa hari. Jadi untuk itu mereja di rumah saja dan belajar. Husain juga meminta Andreas untuk menjaga Yandi. Mereka bertanya namun Husain menjawab dengan simpel.

Di rumah sakit Jono telah nerapikan ruang perawatan. Dia meminta suster menghias ruangan tidak seperti di rumah sakit. Dia juga meminta untuk mendandani Ratih. Semua peralatan ditata dengan baik. Tak berapa lama Husain tiba bersama penghulu. Husain memakai jas hitam dan peci. Dia terlihat sangat ganteng waktu itu. Ratih pun duduk di samping Husain. Dia begitu serasi dengan Husain. Mereka duduk di atas tempat tidur karena Ratih tidak boleh banyak bergerak.

Upacara sakral pun berlangsung. Jono dan dokter menjadi saksi ikatan mereka. Hak oerwalian duserahkan ke penghulu karena keluarga laki-laki Ratih tudak ada. Cuma Jono satu-satunya kerabat yang dimilikinya. Itu pun cuma saudara sepupu. Husain mengucapkan ijab kabul. Pernikahan berlangsung dengan hikmat. Husain memberikan seperangkat alat shalat dan cincin emas sebagai maharnya. Selesai saja penandatanganan surat-surat dan buku nikah, Ratih terlihat pusing dan jatuh terlentang di tempat tidur. Husain terkejut dan memamggil dokter.

Dokter tiba dan meminta Husain untuk meluruskan posisi Ratih. Ratih ternyata koma. Butuh beberapa hari untuk menunggunya siuman lagi.

Bersambung ..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post