Josmartin Peto M

Life is like sailing the boat in the middle weavy ocean into direction island. If we want our boat face up or face down, it depends on yourselves, you shoukd be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Itu....(Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke-84)

Anak Itu....(Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke-84)

Setelah posisi Ratih diperbaiki, dokter meminta semua meninggalkan ruangan. Yang ada di sana hanya dua orang perawat dan dokter. Mereka menganalisa apa yang sedang dialami Ratih.

Husain dan Jono deg-degan dengan kondisi tersebut. Mereka takut sesuatu yang fatal terjadi sama Ratih. Husain duduk di tempat tunggu sambil menutup kedua mata dengan tangannya. Dia berdo'a pada Allah SWT semoga Ratih cepat siuaman. Begitupun Jono. Dia berjalan hilir mudik di depan pintu ruang perawatan

Suasana berubah setelah satu jam kemudian. Dokter memanggil keluarga yang bernama Husain dan Jono. Dokter bertanya sambil keluar ruangan. Ternyata Ratih sudah siuaman dan menyebut-nyebut nama mereka berdua. Lalu dokter meminta mereka segera masuk.

Dengan keadaan bergegas Husai dan Jono masuk. Mereka menghampiri Ratih. Mereka berdua sangat bahagia dan lega Ratih sudah sadar dari komanya. Ketika mereka masuk Ratih menyebut-nyebut nama mereka berdua. Lalu Husain dan Jono mengatakan mereka berada di samping Ratih.

Husain segera memeluk Ratih dengan perasaan bahagia dengan sedikit air mata kebahagiaan. Jono juga mendekat dan memagang lengan kiri Ratih. Pelukan Husain terlepas ketika Ratih mau bicara. Husain menegakkan kepalanya dan melihat ke Ratih. Ada sesuatu yang akan dikatakan Ratih.

Dia memegang tangan Husain dan Jono. Satu pesan keluar dari mulutnya. Suara lemah berusaha mengeja kata demi kata. Ratih berpesan pada mereka untuk menjaga Yandi dan Andy. Janganlah sia-siakan mereka. Tiba-tiba pegangan Ratih melemah dan lepas setelah mendengar jawaban kesediaan mereka. Tubuhnya kaku dan dingin.

Ternyata dia telah pergi selamanya. Pergi bersama senyuman kebahagiaan di wajahnya dengan bertemankan penyakit yang telah dia derita selama bertahun-tahun. Allah SWT menyayanginya itulah sebabnya Ratih dijemput untuk melepaskan semua penyakit selamanya.

Husain dan Jono terkejut karena pegangan mereka lepas. Meteka tersentak melihat Ratih terbujur kaku dengan sebuah senyuman. Mereka berteriak memanggil Ratih. Namun Ratih diam seribu bahasa. Ketika dipegang badannya tubuh Ratih terasa dingin. Dengan spontan mereka berteriak memanggil dokter.

Bersambung....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Pak. Salam literasi!

25 Mar
Balas



search

New Post