Josmartin Peto M

Life is like sailing the boat in the middle weavy ocean into direction island. If we want our boat face up or face down, it depends on yourselves, you shoukd be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Disangka Tentara (Tantangan 98)

Disangka Tentara (Tantangan 98)

Aku melanjutkan programku untuk mengikuti kuliah. Aku mundur dari seleksi tentara. Intinya aku takkan pernah bisa menjadi tentara. Hal terpenting dari seleksi tersebut adalah berenang. Inilah seduatu yang tak aku miliki.

Dengan optimis aku berpindah haluan. Kemampuan Bahasa Inggrisku di wsktu SMP dan SMA dapat dijadikan modal bagiku untuk kuliah di IKIP Padang jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Aku mekuni bidang tersebut dan melupakan tentara. Namun demikian style berjalan dan potongan rambutku selalu mirip tentara.

Hal ini berlangsung sampai sekarang. Sikap tegas dan disiplinku tertanam dalam sanubariku. Sehingga apapun jegiatanku bisa terorganisir secara baik dan teratur. Begitu juga suswa dan teman-temanku. Mereka akan berpikir dua kali jika membyat janjiku. Mereka ada ketakutan sendiri jika melanggar aturanku.

Suatu hari aku pergi keliling kota sampai desa di daerahku. Aku membawa seorang suswa untuk menemaniku. Dia yang membawa motornta dan aku berbonceng. Dasar anak sekolah selalu membawa motor tanpa jendi dan berpikir panjang. Dia membawa motor secara urakan.

Di sebuah benkolan di pinggir tebing bukit dua membawa motor dengan kencang tanpa memperhatikan keselamatan . Tiba-tiba dia mengarahkan kendaraan ke tengah jalan. Ternyata badan jalan sebelah kiri rusak. Dia mengerem motor secara mendadak dan memindahkan arah ke tengan badan jalan. Ini dilakukan tanpa menoleh ke belakang

Ternyata ada motor yang melintas dengan kencang pula. Untungnya dia bisa membanting stir ke kanan. Mereka hampir masuk selokan sebelah kanan. Merasa dirinya tidak aman gara-gara kami, mereka berhenti dan turun dari motor. Aku pun turun dari motor dan membuka helem.

Tanpa aku sadari, mereka berdua naik lagi je motor dan tancap gas. Aku pun heran. Mengapa mereka pergi. Aku tersadar ketika tak sengaja melihat ke celanaku. Celanaku berwarna loreng biru. Karena hari senja loreng tersebut keluhatan hijau. Kebetulan pula potongan rambutku potongan militer. Jadi mereka menyangka kalau aku betul-betul tentara. Sepertinya mereka takut atau malas berurusan dengan tentara.

Akupun menarahi siswa untuk tudak urakan dan tudak disiplin berkendara. Semenjak hari itu aku tidak mau menyuruh siswaku membawa motor. Aku jadi trauma.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah keren karyanya, lanjutkan berbagi salam sehat dan bahagia selalu Pak Josmartin Peto

08 Apr
Balas

wow keren juga Pak Guru yang berjiwa tentara, kedisiplinan tinggi, semoga menginspirasi ke teman teman guru lainnya, sukses pak Guru

08 Apr
Balas



search

New Post