Josmartin Peto M

Life is like sailing the boat in the middle weavy ocean into direction island. If we want our boat face up or face down, it depends on yourselves, you shoukd be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Jembatan Ratapan Ibu (Tantangan 302)

Kisah Jembatan Ratapan Ibu (Tantangan 302)

10 November merupakan moment yang takkan terlupakan bagi rakyat Indonesia. Dimana pada hari tersebut, banyak para pemuda bangsa yang meninggal demi menegakkan NKRI yang berdaulat. Kejadian tersebut menyebar dari Sabang sampai Merauke. NICA yang telah membonceng kolonial Belanda untuk menguasai Indonesia lagi. Mereka belum mengakui kemerdekaan Indonesia dan masih menganggap bahwa mereka masih penjajah Indinesia karena Jepang telah kalah di Perang Dunia II. Agresi demi agresi dilancarkan. Hal ini membuat rakyat Indonesia kalang kabut. Namun akhirnya kita dapat meraih lagi kedaulatan ini.

Di Kota Biru, kota kelahiran saya, yaitu Kota Payakumbuh Sumatra Barat juga terjadi peristiwa heroik ini. Semua pemuda yang tegap dan cukup umur (15-45) tahun dikumpulkan. Mereka dipaksa untuk melakukan kerja bakti membuat jembatan. Namun perlakuan Belanda sangat biadap terhadap mereka. Para pemuda disuruh bekerja dan tidak dikasih makan dan minum tanpa istirahat berhari-hari. Bagi mereka yang sudah kelelahan dan tak bertenaga lagi disuruh berdiri di tepi Sungai Batang Agam. Tangan dan kaki mereka diikat dan talinya disatukan pada semua pemuda. Tujuannya kalau ada yang kabur akan ketahuan.

Kemudian dari seberang Batang Agam, mandor dari kompeni Belanda mengarahkan senapan kepada para pemuda tersebut. Mereka berjatuhan dan bergulingan ke Batang Agam jetika anak peluru dilepaskan dan mengenai tubuh mereka. Warna Batang Agam berubah menjadi merah. Jasad para pemuda hanyut dibawa arus air menuju ke hilir, tepatnya ke arah Taram Kabupaten Limapuluh Kota. Ada juga dari pemuda yang melompat sebelum senapan ditembakkan. Sehingga semua yang terikat jatuh ke dalam air. Bagi yang bisa berenang selamat sampai ke hilir. Belanda tidak menghiraukan mereka, dan mengganggap mereka telah mati.

Kematian para pemuda tersebut sampailah kepada ibu dan istri-istri mereka. Mereka harus menunggu malam untuk menuju lokasi berdarah tersebut. Kalau mereka pergi pada siang hari akan membahayakan nyawa mereka. Pada malam hari, mereka sampai ke lokasi pembuatan jembatan. Mereka meraung-raung di sana. Ditambah lagi, mereka tidak bisa melihat jasad orang yang mereka sayangi. Dari peristiwa inilah, jembatan tersebut dinamakan jembatan Ratapan Ibu. Peristiwa haru ini diabadikan dengan membuat patung. Patung seorang ibu yang menangis sambil menunjuk ke arah tempat orang-orang yang mereka sayangi, dibunuh secara sadis dan tak berperi kemanusiaan.

Selain melakukan kerja paksa, Belanda juga menganggap para pemuda tersebut sebagai tumbal. Dalam pembuatan jembatan, mereka masih percaya dengan sesembahan darah. Sesembahan ini memiliki tujuan supaya jembatan kokoh permanen. Berdasarkan penjelasan sesepuh masyarakat. Jembatan tersebut memang sangat kokoh. Ada yang nengujinya dengan bom dan dinamit. Jembatan tetap kokoh dan awet.

Jembatan ini adalah akses penghubung Pusat Kota Payakumbuh (tepatnya Kelurahan Nunang Daya Bangun dan Ibuh Labuah Basilang) Kecamatan Payakumbuh Barat dengan Kecamatan Luak dan Kecamatan Lareh Sago Halaban (LASAHAN) di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kecanatan Lintau Buo Utara di Kabupaten Tanah Datar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga mereka para syuhada bangsa ini dimuliakn Allah ditempat yang terbaik.

11 Nov
Balas



search

New Post