Laporan Perkapara (Tantangan Gurusiana 365 Hari ke-8)
Dalam setiap melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler di suatu instansi, harus ada usulan program berupa proposal. setelah proposal disahkan, kegiatan harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Diakhir kegiatan mereka pun harus membuat laporan jika ingin melanjutkan ke program kegiatan selanjutnya. Ini membuktikan bahwa setiap kegiatan hasrus ada perencanaan dan laporan. dengan kata lain penyelenggara kegiatan harus memiliki rasa akuntabel.
Berikut contoh laporan kegiatan kepramukaan.
A. Latar Belakang
Pramuka merupakan generasi penerus bangsa yang masih perlu di asah otak dan keterampilan. Hal-hal seperti bekerja sama dalam kelompok (team work) dan bersikap positif sangat diperlukan dalam kehidupan. Di masa sekarang ini, pemuda Indonesia diharuskan mempunyai sikap professional, sportif, berbudi pekerti luhur, bertaqwa, cerdas, amanah, kreatif, cekatan, dan tanggap terhadap segala permasalahan di sekitar masyarakat. Oleh sebab itu Gudep 01.001-01.002 Pangkalan MAN 2 Payakumbuh sebagai wadah dan solusi handal bagi kaum muda untuk melakukan suatu kegiatan untuk menanamkan hal-hal tersebut.
Perkemahan merupakan salah satu kegiatan di alam bebas yang dilaksanakan beberapa hari, dimana pesertanya dibina untuk hidup mandiri, aktif, kreatif, edukatif, rekreatif, mampu bekerjasama dan dapat mengamalkan dasa dharma. Selain itu, kegiatan ini berguna untuk menggalang rasa persahabatan, persaudaraan dan kesatuan antar sesama anggota pramuka.
B. Nama Kegiatan
Nama kegiatan yang akan dilaksanakan adalah “PERKAPARA” (Perkemahan Pramuka Penegak Bantara)
C. Tujuan
Tujuan dari kegiatan “PERKAPARA” (Perkemahan Pramuka Penegak Bantara) ini adalah:
1. Merealisasikan Revitalisasi Gerakan Pramuka.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan sifat pramuka yang berkarakter.
3. Meningkatkan aktivitas dan kualitas latihan pramuka.
4. Meningkatkan rasa persaudaraan, persatuan, serta menambah pengalaman, pengetahuan dan meningkatkan rasa patriotisme.
5. Memberikan suatu kegiatan yang memupuk jiwa kepemimpinan dan kemandirian bagi anggota pramuka.
6. Menanamkan kecerdasan,keuletan dan kreatifitas bagi anggota pramuka sebagai suatu nilai yang akan terus dipegang teguh dalam kehidupan sehari-hari.
7. Sebagai wadah pengujian penyelenggaraan pencapaian SKU dan SKK anggota pramuka oleh Pembina Pramuka.
8. Melantik Calon Penegak Bantara Kelas XI
D. Dasar Kegiatan
Dalam melaksanakan kegiatan “PERKAPARA” (Perkemahan Pramuka Penegak Bantara) ini anggota gerakan pramuka harus memiliki acuan sebagai dasar kegiatan. Dasar kegiatan tersebut di antaranya adalah:
1. Undang-Undang No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka.
2. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
3. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
4. Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 176 Thaun 2013 Tentang petunjuk Penyelenggaraan Pola Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
5. Program Kerja Dewan Ambalan Gudep 01.001-01.002 Pangkalan MAN 2 Kota Payakumbuh Masa Bakti 2020 – 2021
E. Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertema “Membentuk Generasi Pramuka MAN 2 Kota Payakumbuh yang Religius, Berjiwa Sosial Tinggi, Disiplin, dan Militan di Era New Normal”. Maksudya anggota gerakan pramuka harus selalu berpegang teguh terhadap ajaran Allah Yang Maha Esa dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat serta memiliki semangat yang tinggi terutama pada masa era new normal sekarang.
F. Struktur Kepanitiaan
Kesuksesan kegiatan “PERKAPARA” (Perkemahan Pramuka Penegak Bantara) tak terlepas dari bahu-membahunya Panitia Pelaksana Kegiatan kegiatan tersebut. Struktur Kepanitiaan terlampir.
G. Peserta Kegiatan
Kegiatan “PERKAPARA” (Perkemahan Pramuka Penegak Bantara) telah diikuti oleh :
1. Penegak XI berjumlah 284 orang dari total perencanaan sebanyak 349 orang. Hal ini disebabkan ada beberapa peserta didik yang tidak bisa mengikuti kegiatan alam seperti perkemahan ini. Berkemungkinan mereka alergi udara alam lepas dan udara malam. Penyakit tertentu membuat mereka harus berdiam diri di rumah, seperti sesak nafas, asma. Selain itu berkemungkinan mereka tidak bisa mengikuti keaktifan kegiatan perkemahan karena faktor penyakit yang mereka derita, seperti sakit kuning, mag dan tipus, kelainan tulang dan otot dan faktor disabilitas. Data terakhir sebelum berangkat ada surat izin dari orang tua bahwa anak mereka sedang sakit.
2. Dewan Ambalan dan Penegak Bantara Kelas XII berjumlah 27 orang
3. Ka. Mabigus beserta Anggota Mabigus, Pembina dan Pendamping berjumlah 22 orang
Daftar nama terlampir
H. Anggaran Dana
Kelancaran kegiatan juga tak terlepas dari biaya. Di mana biaya tersebut digunakan dari persiapan sampai penyelesaian kegiatan. Untuk keterangan lebih jelas, anggaran dana terlampir.
I. Jadwal Kegiatan
Kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya secara sistematika dari awal sampai akhir. Jadwal kegiatan dapat dilihat dilampiran laporan ini.
J. Realisasi Kegiatan
Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan sukses di Bumi Perkemahan Lembah Harau Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota pada hari hari Jum’at, Sabtu dan Minggu tanggal 19, 20 dan 21 Nopember 2021.
Kegiatan yang telah dilakukan ada dalam dua kriteria, kegiatan kepramukaan dan kegiatan non kepramukaan. Kegiatan kepramukaan terdiri dari dua jenis yaitu kegiatan lomba dan kegiatan non lomba.
Kegiatan kepramukaan yang jenis lomba ada yang bersifat ilmu pengetahuan, ketangkasan dan teknik kepramukaan. Kegiatan ranking satu dan cerdas cermat merupakan kegiatan yang mengasah kemampuan peserta didik di bidang ilmu pengetahuan, baik bidang kepramukaan maupun bidang umum sekitar nalar peserta didik. Bidang ketangkasan yaitu bidang bagaimana peserta didik tangkas dalam membaca sandi dan tanda jejak dalam kegiatan hiking. Mulai dari penentuan sangga mana yang pertama kali melaksanaan penjelajahan sampai memecahkan sandi-sandi dan tanda jejak di setiap pos penjelajaran. Dengan penguasaan sandi dan tanda jejak akan memudahkan mereka dalam melakukan penjelajahan. Ketangkasan dalam menyelesaikan sandi dan tanda jejak tersebut akan membuat mereka sebagai pemenang di cabang ketangkasan ini. Tekni kepramukaan juga harus dikuasai oleh peserta didik. Mereka harus tahu simpul dan ikatan dalam pembuatan pioneering. Kekuatan, ketepatan skala dan kecepatan waktu dalam pembuatan pioneering merupakan modal sebagai pemenang dalam lomba tekpram ini.
Kegiatan pramuka non lomba dalam perjusami ini merupakan inti dari kegiatan ini. Upacara pelepasan peserta didik ke bumi perkemahan, upacara pembukaan kegiatan perjusami, upacara api unggun sebagai kegiatan puncak perjusami, upacara pelantikan Penegak Bantara merupakan serentetan kegiatan yang harus dilaksanakan. Tanpa adanya kegiatan ini maka kegiatan perjusami sama dengan tak terlaksana atau tidak sukses. Artinya lebih baik mereka tidak ikut perjusami dari pada melakukan hal yang tidang penting. Kegiatan ini merupakan petanda bahwa perjusami resmi dilaksanakan.
Di pagi sebelum sarapan dan kegiatan kepramukaan dilaksanakan, untuk menjaga keseimbangan dan kebugaran fisik, peserta didik diajak untuk melakukan olah raga ringan berupa pemanasan. Setelah itu mereka melakukan senam pramukan, sol fa mi re dn goyang pinwin. Selain mendaga kebugaran tubuh, kegiatan ini juba bertujuan untuk meningkatkan silaturrahmi antar peserta dalam bentuk canda dan tawa
Yang tak kalah pentingnya adalah kegiatan non pramuka. Di bumi perkemahan, peserta didik tidak hanya melakukan kegiatan kepramukaan saja. Kegiatan kemasyarakatan juga perlu mereka laksanakan. Kegiatan kerohanian seperti shalat fardhu, mereka laksanakan secara berjama’ah di masjid dekat lokasi perjusami. Setelah shalat Maghrib dan Subuh kami juga mendengarkan wirid pengajian yang dilaksanakan oleh pengurus masjid. Kerja bakti membersihkan daerah sekitar perjusami juga dilaksanakan secara bersama. Peserta didik dibagi beberapa kelompok dan dipencar kegiatan baktinya dalam beberapa tempat. Terakhir, kami memberikan sumbangan ala kadarnya untuk jorong lokasi bumi perkemahan.
Intinya kegiatan perjusami secara tak langsung telah memberikan pendidikan khusus kepada peserta didik. Mereka mengetahui bagaimana kehidupan jauh dari orang tua dan sanak saudara. Di sini mereka diminta kemandiriannya bagaimana cara menyelamatkan diri di alam terbuka dengan berbekalkan tenda. Mereka akan membiasakan diri untuk bersatu dengan alam, menikmati keindahan alam. Yang tak kalah pentingnya mereka juga harus tahu bagaimana merawat alam. Mereka tinggal di alam lepas dengan tidak merusak alam itu sendiri.
Kegiatan api unggun merupakan kegiatan penyalaan api dengan skala sedikit besar di alam lepas. Di sini mereka secara tak langsung diajarkan, bagaimana memanfaatkan alam dengan tak merusak alam. Kayu yang digunakan sebagai bahan bakar api unggun adalah kayu-kayu yang telah berguguran di sekitar hutan. Untuk mendapatkan kayu tersebut mereka harus minta izin kepada masyarakat, mana yang boleh dipakai dan mana yang tidak.
Mereka juga belajar dari penyalaan api unggun. Mereka tidak menyembah api. Namun kalau sempat ini dilakukan maka mereka telah melakukan perbuatan dosa besar, yaitu syirik. Salah satu dosa yang tak bisa diampunkan oleh Allah SWT. Makna yang mereka petik di sini adalah bagaimana dalam menjalankan kehidupan ini harus bersemangat seperti bagaimana nyala api membubung tinggi. Bagaimana api mempertahankan nyalanya, merupakan aplikasi bagaimana peserta didik harus bersemangat dan pantang menyerah
Terakhir peserta didik juga harus mengetahui betapa nikmat Allah. Alam yang luas dengan keindahannya menyediakan segala sesuatunya untuk kita nikmati.
Foto kegiatan terlampir
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar