Josmartin Peto M

Life is like sailing the boat in the middle weavy ocean into direction island. If we want our boat face up or face down, it depends on yourselves, you shoukd be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Panggil Aku Papa (Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke 90)

Panggil Aku Papa (Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke 90)

Harun bengong. Tidak angin dan badai, Felly langsung nyosor saja. Untung ada Mirna. Dia menjelaskan maksud jedatangan mereka. Harun sedikit paham maksud kedatangan mereka walaupun caranya tidak tepat.

Dengan serta merta dia menyanggupi permintaan Felly. Dia memang sedang melamar pekerjaan. Dia diminta untuk hadir untuk keesokan harinya. Setelah dirasa urusan mereka selesai, Felly dan Mirna minta izin untuk pulang. Harun melepas mereka dengan hati yang berbunga-bunga.

Keesokan harinya Harun pergi ke sekolah tempat Felly bekerja. Dia menggunakan sepeda. Waktu itu dia belum ada motor. Dia pun belum bisa membawa motor. Dan angkot menuju ke sekolah tersebut sulit. Itu pun harus dua kali naik angkot. Sebetulnya jarak rumah dan sekolahnya dekat. Namun rute kendaraan tersebut harus memutar. Sehingga hal ini memperpanjang jarak dan menghabiskan waktu. Jadi dia memutuskan pakai sepeda

Setibanya di sekolah, dia langsung menuju meja piket dan menanyakan keberadaan Felly. Guru piket tersebut mengantarkannya ke ruang waka. Bid. Kurikulum. Harun disilahkan masuk dan menunggu sebentar. Felly sedang mengajar. Sambil menunggu Harun membaca koran.

Aktivitasnya terganggu setelah dikejutkan oleh suara Felly. Harun berhenti membaca dan berdiri. Felly menyilahkan duduk kembali. Dia mengambil jadwal pelajaran dan memberikan pada Harun. Harun sudah bisa memulai kegiatannya minggu depannya. Ini dikarenakan peserta didik masih sedang ujian tengah semester.

Hari Senin di minggu yang ditunggu, Harun tiba ke sekolah tersebut berpakaian kemejs. Dia belum ada pakaian dinas, dan ini merupakan hari pertamanya menjadi guru. Dia diperkenakan oleh Felly setelah upacara bendera berlangsung. Dengan sedikit grogi dia memperkenalkan diri di hadapan seluruh guru dan peserta didik.

Harun merupakan seorang yang mudah bergaul, apalagi dengan peserta didik. Sikap tegas dan disiplinnya memang membuat peserta didik sedikit ketakutan. Mata tajamnya beraksi ketika mereka melakukan kesalahan. Tidak ada yang berkutik. Kesalahan fatal akan diberi hukuman push-up. Cukup dengan mengangkat jari telunjuk dan tanpa suara, peserta didik langsung mengerti.

Lain halnya ketika Harun berpakaian bebas atau tidak suasana belajar. Harun menjadi seorang yang suka humor, tertawa besar dan penyayang. Wajah sangat di kelas tidak terlihat lagi. Ada salam khusus jika peserta didik bersalaman dengannya. Dia suka menolong peserta didik yang kesusahanan. Malahan ketika dia menerima honor sering mentraktir mereka. Karakteristik inilah yang membuatnya dekat dengan peserta didik.

Suatu hari ketika dia siap mengajar, cuaca tidak membaik. Hari hujan lebat. Kebetulan dia mengajar di sore hari. Hampir dua jam dia menunggu hujan reda, namun sepertinya hujan takkan berhenti segera.

Bersambung....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yan keren pak. Salam untuk pak Harun.Semangat sehat literasi.

31 Mar
Balas



search

New Post