Cakrawala Biru Di Timur Kalimantan
Kesempatan itu hanya datang satu kali, benarkah? pastinya, bagi yang haus akan pengetahuan, bagi mereka yang berpikiran terbuka, memandang sesuatu dari sudut yang berbeda dan bagi mereka yang menatap masa depan itu sebagai sebuah asa. Mengapa demikian? Karena tidak semua orang memiliki kesempatan, tidak semua bisa mendapatkannya, hanya bagi orang-orang yang beruntung. Benar nggak ya? Ku pikir ada benarnya juga. Ceritanya kemaren ada teman di sekolah dapat kesempatan di panggil mengikuti pelatihan eh...saat mengendarai motor mengambil surat tugas tiba-tiba mengalami kecelakaan. Akhirnya dia mengundurkan diri tidak jadi berangkat. Kesempatan itu dapat dikatakan rejeki, orang bilang kalau memang sudah rejekinya itu nggak kemana.
Seperti halnya diriku, mendapat kesempatan mengikuti pelatihan menulis yang dilaksanakan PPPPTK-TK dan PLB Bandung. Tidak pernah sekalipun terlintas suatu saat aku bisa menulis. Keinginan untuk menulis ada, karena rasanya dengan menulis kita bisa mengungkapkan perasaan dan menuangkan gagasan dan ide-ide yang ada. Kalau hanya menulis status semua orang bisa melakukannya, yang ini beda. Bedanya di mana? Karena kegiatan yang kuikuti ini melatih guru TK bisa menulis dan memiliki sebuah karya yang berbentuk buku? Kedengarannya keren kan? tetapi juga mustahil! Mengapa demikian, persoalannya menulis sebuah buku, pekerjaan yang tidak mudah, menghasil sebuah karya.
Senin pagi, 15 Mei 2017 pukul 07.35 WIB kutinggalkan kota manisku Pangkalan Bun. Dengan menumpang Pesawat Trigana Air dengan rute penerbangan Pangkalan Bun-Jakarta dan Jakarta-Balikpapan, kuberanikan diri untuk mengikuti kegiatan Bimtek Literasi Penulisan Buku Tahun 2017 yang dilaksanakan PPPPTK-TK Dan PLB di Balikpapan Kalimantan Timur di laksanakan pada 15 s.d 18 Mei 2017. Sesuai dengan surat edaran yang di sampaikan oleh Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Kotawaringin Barat.
Dengan restu dari suami dan keluarga merupakan motivasi tersendiri bagiku dan juga mengantongi Surat Tugas dari Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Kotawaringin Barat akupun berangkat.
Pukul 09.30 wib pesawat yang membawaku tiba mendarat di Bandara Internasional Soekarno Hatta Tangerang Jakarta, akupun bergegas turun bersama para penumpang lainnya. Penumpang pesawat saat itu memang cukup penuh karena saat ini menjelang musim liburan sekolah, semua kursi penuh terisi, akupun ikut mengantri untuk mencapai pintu keluar. Perlahan tapi pasti. Tak lupa mengambil bagasiku, akupun menuju pintu lainnya, berpindah untuk melanjutkan penerbangan berikutnya menuju Bandara Sepinggan Balikpapan.Kali ini merupakan kali kedua aku berkunjung ke kota minyak ini. Sebelas tahun lalu saat aku mengikuti Konferensi Pusat IGTKI-PGRI. Itulah kali pertamanya. Balikpapan adalah kota harapan bagiku, yang selalu ingin belajar.
Pada dasarnya berkumpul dan bertemu orang-orang baru itu menyenangkan, karena dari orang lain kita bisa belajar. Bagiku belajar bisa dari siapa saja, sekalipun itu dari anak kecil. Memotivasi diri sendiri harus selalu di lakukan, untuk mengusir rasa malas yang sudah berkarat, mencapai 99 karat. Mencari pengalaman baru itu sesuatu yang sangat menyenangkan.
Dengan bertanya kepada pegawai bandara kudapatkan informasi, aku harus berjalan ke arah tangga untuk menaiki shuttle bandara untuk menuju pintu 2F, kembali aku menanyakan pada Satpam Bandara untuk memastikan benar apa tidaknya, ibu tunggu aja disini begitu pak Satpam memberi arahan. Kulihat banyak orang yang menunggu akupun membaur bersama mereka.
Beberapa saat bis bandara datang, kami pun beranjak menuju bis, penumpang mulai turun kami harus menunggu untuk bergantian. Aku baru menyadari koper yang kubawa cukup besar untuk kondisi seperti ini, setelah merasakan beban yang lumayan berat yang harus ku angkat. Aku harus mengangkat semua barangku itu sendirian. Ah sudahlah apa boleh buat aku harus berjuang.
Bis yang ku tumpangi tiba di Pintu 2F, akupun kembali menuruni bis dan menuju pintu masuk. Setelah melewati penjaga aku menuju perwakilan Maskapai Sri Wijaya yang ada di bandara, aku ikut mengantri, budaya antri ini harus kita mulai, karena mengantri adalah salah satu melatih kesabaran. Dan ini juga salah satu menjadi kelemahan bangsa kita. Tiba giliranku, Mbak apakah saya sudah boleh lapor?tanyaku, Kemana tujuan ibu? Balik petugas bertanya. Balik Papan jawabku. Ku bagasikan barangku. Kemudian akupun leluasa berjalan, lebih santai dan gontai ku ayunkan langkah sambil melihat sekelilingku mencari apa yang bisa ku beli karena kampung tengah sudah mulai berteriak. Lapar!
Aku mampir dulu di tempat yang banyak menjual berbagai makanan, kupilih Soto Betawi untuk kusantap siang ini, waktu masih menunjukkan pukul 10.30 wib, ku pilih tempat itu karena disampingnya ada Mushola , sebentar lagi memasuki waktu Sholat Dzuhur. Sambil menunggu waktu sholat aku pun menikmati santap siang. Sekarang sudah aman. Waktu Dzuhur pun tiba, ku masuki Mushola bandara dan mengambil air wudhu dan sholat. Kulihat petugas kebersihan membersihkan tempat wudhu dan diapun mempersilahkanku berwudhu. Terimakasih sudah menjaga tempat beribadah ini dengan baik, bathinku berkata. Menjaga kebersihan yang utama, bukankah Kebersihan Daripada Iman, begitulah Hadist Rasulullah SAW. Selesai Sholat, akupun melanjutkan langkahku menuju ruang tunggu F3. Tak terasa aku menunggu selama 2 jam.
Pukul 14.15 wib petugas bandara memanggil penumpang untuk memasuki pesawat Sri Wijaya menuju Bandara Sepinggan Balik Papan. Selama 2 jam perjalanan di tempuh, akupun sempat tertidur karena rasa kantuk yang sudah tak tertahan lagi. Tepat pukul 16.15 waktu setempat, mendaratlah si burung raksasa di bandara Sepinggan, Syukur Alhamdulillah, terucap pujian kepada Sang Penguasa jagat, Subhanallah! Maha Suci Allah yang telah membimbing keselamatan kami dalam perjalanan. Haripun mulai agak gelap, perbedaan waktu Jakarta-Balik Papan kurang lebih 1 jam. Ku cari taksi yang akan mengantarkan ku ke Hotel tempat kegiatan di adakan. Dengan membayar 70.000 sebagai ongkos taksi, biaya ini lebih murah kalau di banding dengan kotaku. Sopir yang ramah membuat perjalananku dari bandara tidak terasa, tibalah aku di Hotel Menara Bahtera yang letaknya di jantung kota Balik Papan. Di sambutan pelayan Hotel yang cukup ramah membantuku untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan yang akan kuikuti.
Dengan menempuh perjalanan yang lumayan panjang dan cukup melelahkan tidak membuat surut langkahku, ku kuatkan tekad untuk terus melangkah, sendiri ku menyusuri setiap lorong. Kamar yang disiapkan panitia, aku bergabung dengan teman-teman yang asyik, usia mereka lebih muda dariku. Walaupun kami datang dari daerah yang berbeda tapi kami larut dalam senda gurau. Menjelang malam sebelum tidur hal yang selalu kami lakukan mengabari keluarga yang jauh.
Dari sinilah cerita ini mengalir, Senin malam itu, kegiatan pelatihan di buka dengan sederhana oleh panitia penyelenggara. Para peserta mendapatkan informasi tujuan dari kegiatan ini diadakan. Yaitu Menumbuh Kembangkan, Minat, Kesadaran Dan Motivasi Guru akan pentingnya menuliskan gagasan dalam berbagai media, itu salah satu dari tujuan kegiatan ini diadakan yang bisa aku ingat. Masih terasa biasa seperti halnya pelatihan yang sering ku ikuti. Di hari kedua terasa perbedaannya. Kukatakan berbeda ya.. tentu saja ini pelatihan luar biasa, berkenalan dengan narasumber yang luar biasa pula. Bimtek Literasi Penulisan Buku, luar biasakan! Bagiku sangat luar biasa. Bagaimana tidak? Membayang menulis saja membuat jantung berdegup kencang. Ah! Rasanya tidak mungkin! Karena menulis membutuhkan sebuah keterampilan khusus sama dengan pekerjaan seni lainnya, hanya orang-orang tertentu yang dapat melakukannya. Tapi kini, kami guru Taman Kanak-Kanak di bumi Kalimantan ini, yang jauh dari segalanya di bandingkan teman –teman gru TK di Pulau Jawa. Apa mungkin kami mempunyai sebuah karya yang tentunya nanti dapat berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Mimpi kali?
Tidak! Ini bukan mimpi, ini nyata.
Hari pertama kami berkenalan dengan narasumber bapak Mohammad Ikhsan,S.Pd sebagai Pemimpin Umum Media Guru Indonesia mulai membuka cakrawala pikiranku. Awalnya aku ragu dengan perasaanku apakah aku bisa mengikuti kegiatan ini?
Narasumber kedua sangat tidak terduga, karena ketika kumasuki ruangan aku sudah menyapanya, memohon bantuannya untuk membantuku mengakses Internet yang saat itu tidak bisa ku akses. Saya benar-benar tidak menyangka beliau adalah salah seoarang narasumber kegiatan ini. Bapak Eko Prasetyo,S.S.,M.I.Kom kami diperkenalkan beliau seorang Penulis dan juga sebagai Pemimpin Redaksi pada Media Guru Indonesia. Dari kedua orang inilah kami diajari menulis. Motivasi awal menulis bisa tentang apa saja yang pernah kami lihat, kami dengar bahkan yang kami alami dan kami rasakan. Ini luar biasa!
Bagiku kedua narasumber dari Media Guru Indonesia ini sungguh-sungguh luar biasa, mereka terus memotivasi kami untuk membuat gagasan dan berkarya walaupun hanya satu. Inilah yang membuatku tambah bersemangat mengikuti kegiatan ini, segala rasa yang ada pada diriku di awal keggiatan perlahan sirna. Berbagai tips yang diberikan untuk kami membuat sebuah tulisan menjadi buku. Dari awal menuangkan gagasan, mencari topik yang akan ditulis. Apa saja yang ingin kita tulis, apakah itu Artikel, Opini, Kolom, Biografi, Memoar dan Populer, masih banyak lagi penjelasan yang disampaikan, sampai ketahapan dalam menulis bahkan sampai kepada mempulikasikan buku. Tak ada yang terlewatkan mereka bagikan kepada peserta. Di kelas ini kami membaur dalam kebersamaan, tak ada yang merasa hebat. Semuanya akrab dalam kebersamaan, ini langkah awal bagi kami, demi sebuah perubahan dan kemajuan khususnya bagi kami guru TK. Ilmu yang kami peroleh saat ini sangat bermanfaat dan tentunya ini suatu berkah yang tidak akan kami sia-siakan.
Yang tak kalah hebatnya kita bisa masuk menjadi Komunitas gurusiana. Bergabung dengan komunitas ini sangat surprise sekali karena kita bisa berkenalan dengan seluruh guru-guru yang ada di Indonesia, bayangkan berapa ribu guru yang akan menjadi keluarga kita. Rasa-rasanya dunia ini akan damai apabila semua orang bisa bersatu dalam kebersamaan, membangun negeri ini dengan bahu membahu tanpa melihat perbedaan. Silaturahmi yang tidak akan pernah putus. Semoga saja!
Dengan program SAGU SABU(Satu Guru Satu Buku) merupakan terobosan baru yang di pelopori Media Guru Indonesia, memberikan kesempatan bagi guru meningkatkan kemampuan guru Indonesia dalam menulis. Pada saat ini guru tengah mengalami ujian, bagaimana tidak? Setiap hari kita menjadi sorotan publik, banyak guru mengalami ketidakadilan, guru mengalami pelecehan dari peserta didiknya sendiri bahkan dari orang tua yang tidak mau dipersalahkan karena keadaan anaknya, dan kesalahan yang mereka lakukan. Dengan menulis, kita, kami bisa menorehkan apa yang kami alami dan kami rasakan sebagai seorang guru, sebagai seorang pendidik, sebagai seorang pejuang yang di beri gelar Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Semoga saja dengan menulis orang dapat membaca dan memahami alangkah hebatnya menjadi seorang guru yang dapat menginspirasi anak didiknya dan banyak orang. Mari bersatu guru dari seluruh pelosok negeri.
Sukses selalu buat Guru Indonesia!
Balik Papan, 16 Mei 2017
Salam Penulis,
Penulis adalah Peserta Bimtek Literasi Penulisan Buku Tahun 2017 P4TK-TK Dan PLB Bandung, Tanggal 15-18 Mei 2017 di Hotel Menara Bahtera Balik Papan Kalimantan Timur.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
tet.tet weleh, weleh sukses lembur ya tadi malam, mantap bu lanjutkan
Wow, mantaaap banget tulisan Bunda, kalau saya YES
pak dedi.. ora ketemu tulisan njenengan_
terimakasih buat teman-teman senasib sepenanggungan, komentar dari kalian semua penyemangat bagiku, salam.
Luar biasa, bu Juariyah ..semangat ya..