Jembatan Ratapan Ibu
Tantangan hari ke-127 (Remedi ke-3)
#TantanganGurusiana
Jembatan itu dibangun Belanda di atas aliran air Batang Agam, nama sungai yang melintasi kota payakumbuh, yang menghubungkan pasar Payakumbuh dengan Labuah Basilang Nagari Aia Tabik. Jembatan Batang Agam itu kemudiannya populer dengan sebutan Jembatan Ratapan Ibu karena kisah pilu yang terjadi dulunya. Lalu di lokasi itu kemudian dibangunlah sebuah tugu, namanya Tugu Ratapan Ibu. Sekarang ini sudah menjadi salah satu icon wisata di Kota tersebut.
Jembatan ini menyimpan cerita bersejarah. Jembatan ini menjadi saksi perjuangan heroik para pejuang mempertahankan kemerdekaan. Untuk mengenang sejarah itu makanya dibangunlah tugu tersebut. Saya masih ingat ketika dalam boncengan sepeda ontel, Bapak mengajak saya melewati jembatan ini. Sambil jalan dikabarkan ringkas cerita perjuangan waktu dulu.
Menurut ceritanya puluhan pemuda pejuang Payakumbuh ditangkap Belanda. Mereka dibariskan di bibir jembatan dengan tangan terikat dan mata tertutup. Tentara Belanda mengeksekusi dengan menembaki mereka satu persatu. Darah bersimbah, tubuh pejuang terlepar ke bawah jembatan, hanyut terbawa arus. Kaum ibu hanya bisa menyaksikan dengan pasrah dan menangis pilu.
Kemudian saya ketahui tahun 1980 di resmikanlah bangunan sebuah tugu untuk mengenang peristiwa tersebut. Sebuah patung seorang ibu ditegakkan di sisi jembatan tepi sungai yang bernama Batang Agam itu. Bangunan jembatan peninggalan Belanda ini ditambah patung tersebut tetap akan jadi monumen sejarah selamanya
Hari ini saya kembali mengunjungi jembatan bersejarah tersebut. Lokasi jembatan yang dekat dari pusat kota dan mudah dijangkau ini, kini menjadi tempat yang manarik untuk berwisata. Tersedia RTH (Ruang Taman Hijau) dan berbagai fasilitas wisata lain yang dibutuhkan. Sekarang masyarakat yang berkunjung bisa menikmati suasana sejuk dan pemandangan yang indah di lokasi ini.
#Tetapmenulis
21/08/20
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Waauu..keren pakk. Saya pernah juga pengen menulisnya. Rupanya udah keluar cerita menarik hari ini. Mantap...
Terimakasih buk. Silahkan tulis ulasan dalam versi ibuk. Ini hanya secuil kecil. Bisa jadi ulasan lebih sempurna. Salam sukses, salam rang Pikumbuah
Mantap...Pak! Pengin rasanya bisa ke sana.