Adzan subuh berkumandang dari masjid di dekat rumah. Tanpa melihat jam pun aku tahu hari sudah pagi. Namun suasana sangat gelap. Haiyaaa..... pasti mati lampu. Malas aku beranjak dari kasur.

Kembali aku memejamkan mata, tapi bisa. Tak ada lilin, powebank pun jadi alat penerangan sementara. Untung saja hape terisi penuh.

Wait.. Tunggu dulu, semalam Adek main laptopku pasti baterai berkurang banyak. Aduhhh benar saja, baterai hanya bisa bertahan 2.5 jam.

Usai shalat subuh berjamaah, kembali aku ke tempat tidur. Baru mati lampu beginj saja aku sudah merasa susah, bagaimana dengan mereka yang terkena bencana alam. Bagaimana jika kegelapan itu selamanya, mati maksudku. Duh... Jauh sekali pikiranku.

Istirahat pertama usai mengajar, baterai makin menipis. Daripada pusing aku main ke tempat tetangga, well ternyata area dia tidak terkena gangguan mati lampu. Alhamdulillah, jadilah aku mengajar dengan kamera off selama mengajar. Bukan apa apa itu kamar anaknya hehehhe....

Satu komentar yang buat aku tarik nafas adalah ketika si adek protest, Bunda harus rajin bayar listrik biar ga mati. Aduhhh.. Rasanya pengin kugigit kupingnya.

Sebenarnya, aku tidak begitu mengenal tetangga itu, namun si Adek berteman baik dengan putra semata wayangnya. Jadilah aku mengenalnya.

Intinya, makasih banyak ya sudah diperbolehkan mengajar dirumahmu.

Satu lagi.. For you who always said care n miss me, where are you?!