Julia Pitrawati, S.Pd

Guru Penjas di sebuah sekolah dasar rujukan di kota Purbalingga, yang selalu ingin dan sedang belajar...

Selengkapnya
Navigasi Web

Langkah Awalku Menulis

Purbayasa, 9 September 2017.Berangkat gasik, datang sebelum acara dimulai. Walau dari rumah agak terburu-buru. Alhamdulillah aku datang baru 5 orang yang hadir, diantaranya 2 orang panitia dan sisanya entah siapa karena aku baru pernah melihatnya. Dengan hati berdebar-debar kumasuki ruangan pelatihan yang ternyata adalah sebuah hall pada lokawisata yang memang biasa digunakan untuk pertemuan. Pada banner depan bertuliskan “Pelatihan Menulis Buku”. Mencari tempat duduk agak didepan, dengan harapan bisa menerima materi dengan mudah dan jelas. Beberapa menit kemudian peserta lain mulai berdatangan, hampir memenuhi ruangan. Sekitar 120 orang lebih guru yang hadir dari berbagai jenjang. Kebanyakan dari mereka adalah profil aktivis dengan berbagai prestasinya, krn ada beberapa yg kutahu aktif diberbagai organisasi. Beberapa Pengawas dan Kepala Sekolahpun hadir disitu.

Pemateri yang berjumlah 3 orang berhasil memukau peserta dengan materi yang mereka bawakan. Sesi demi sesi aku ikuti dengan antusias karena aku sadar bahwa aku benar-benar nol dalam hal ini. Terus terang sebagai seorang guru mata pelajaran Penjas, baru kali ini aku mengikuti pelatihan yang serupa ini. Sebab kalangan guru Penjas dikotaku sepertinya belum lazim mengikuti pelatihan sejenis ini. Mereka bilang tidak relevan, tapi kubilang kenapa tidak kita sendiri yang membuatnya menjadi relevan? Semua tergantung kemauan dan niat kita. Prinsipku pelatihan apapun apabila kita ikuti dengan sungguh-sungguh pasti akan ada manfaatnya, minimal selesai mengikuti pelatihan pengetahuan kita akan bertambah. Itu saja.

Setelah pelatihan berakhir, ternyata ada saja komentar dari beberapa gelintir teman yang bernada sumbang. Entah itu maksudnya menyindir atau memotivasi atau mencela. “Waduh… setelah ikut pelatihan ini harusnnya kamu bisa langsung membuat beberapa buku dan langsung naik pangkat dari III/a ke golongan IV/a…” Mendengar itu aku tidak marah, bahkan merasa kasihan pada yang bersangkutan. Artinya temanku itu memang benar-benar tak memahami apa yang dikatakannya. Padahal beliau itu termasuk senior dengan pangkat golongan IV/a. Miris memang.

Nada-nada sumbang yang aku dapatkan kujadikan cambuk untuk melangkah. Selesai pelatihan aku mulai mencoba untuk menulis sebisaku, beberapa kali sempat menemui kesulitan dalam menyusun dan memilih kata dan kalimat yang tepat. Tapi semua itu tak menggoyahkan keinginanku untuk menulis. Menulis dan menulis, apapun, dimanapun dan kapanpun. Selagi ada kesempatan kucoba untuk lakukan. Dan ternyata aku bisa menghasilkan beberapa tulisan walau sederhana. Berawal dari yang sederhana itulah, nantinya aku berharap akan menjadi sesuatu yang besar. Selamat menulis .

#latepost

(Sagu sabu PGRI Purbalingga, SD Negeri 2 Purbalingga Lor)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

matur nuwun bu cici....

08 Nov
Balas

setiap hari kita menulis Ibu, cuman sayangnya gak didokumentasikan, coba bayangin tiap hari pasti nulis, entah di WA, BBM, Bahkan di Papan tulis..kalau seandainya semua yang di tulis itu lalu di dokumntasikan lalu di bumbui sedikit riasan maka bisa menjadi buku lhoo, minimal cerita tentang ibu Julia sendiri. Catatan dari sebuah ponsel, wkekekekekeke

31 Oct
Balas

nggih mas Sunardi ... ayo kita manfaatkan waktu kita untuk sekedar menuliskan hal-hal yang sederhana...

08 Nov

Justru menjadi inspirasi,seorang guru penjas yang lebih banyak di lapangan saja antusias menulis,yang lebih banyak di ruangan harusnya tidak kalah,kau jadi inspirasi kawan. Lanjutkan!

01 Nov
Balas



search

New Post