Juli Arniwita

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Sambal Spesial

Perjalanan dari Sungai Penuh ke Jambi dilanjutkan dari Jambi ke Palembang cukup melelahkan. Bagaimana tidak, perjalanan yang kulakukan lewat transportasi darat diawali berangkat dari Sungai Penuh jam 21.30 WIB malam sampai jam 5.30 WIB di Jambi, dan jam 09.00 WIB lanjut dari Jambi ke Palembang menggunakan jasa bus “sari mustika”.

Perjalanan dari Jambi ke Palembang cukup mengesankan, diawali saling kenal antar penumpang,fhoto bersama dilatarbelakangi spanduk kegiatan, dan mencabut lotre tempat duduk setiap pasang peserta. Ini merupakan perjalanan bersama dalam satu rombongan setelah kami dinyatakan lulus ujian tahap ketiga dan bisa melanjutkan ke jenjang Diklat PCA yang diselenggarakan oleh BAN Paud dan Pnf Lampung..

Sampai di Palembang jam 19.00 WIB bus yang kutumpangi diperkenankan mengantar aku dan rombongan sampai gerbang stasiun . Aku sangat bersyukur mengingat barang bawaan yang berat ditambah kondisi badan yang sudah pegal, sehingga bisa menghemat energi.

Suasana ramai sekali, kami harus antri dibagian cetak tiket dan saat check in. Satu persatu anggota rombongan masuk menuju ruang tunggu. Beberapa menit kemudian petugas mengarahkan kami ke gerbong kereta api.

Tidak sempat untuk membekali diri dengan menu makan malam, kami buru-buru ke gerbong premium 2 dan menempati kursi masing-masing. Hanya berbekal roti coklat dan sebungkus wafer coklat untuk disantap malam itu.

Tepat jam 21.00 WIB kereta api mulai beringsut melewati relnya, suara sedikit bising bukan saja suara rel tapi juga suara penumpang, ya...penumpang rombonganku yang kebetulan satu gerbong. Sama- sama dalam perjalanan membuat suasana jadi ramai dan heboh, heboh ketika berbincang, bergurau, berjalan, mendengar musik, dan menonton TV. Sampai jam 22.00 WIB suasana seperti siang ditambah lagi lampu neon sepanjang ruangan menyala sangat terangnya walaupun sebenarnya sudah larut malam.

Jam 23.00 WIB suasana digerbong mulai hening, sebagian penumpang sudah hanyut dalam tidur malamnya. Seiring heningnya malam ternyata rasa laparku tak bisa kompromi, aku harus mencari kafe yang katanya ada di salah satu gerbong. Aku dan teman dudukku “Endang” berusaha melewati gerbong demi gerbong yang kalau kuhitung sudah 5 gerbong. Penumpang pada umumnya sudah tertidur lelap hanya ada beberapa orang yang masih bertahan. Tepat di gerbong akhir aku merasa tidak menemukan kafe yang kucari, apalagi ada tulisan “dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan”. Aku hampir balik kanan, untung ada seorang kondektur berhenti di depanku dan mempersilahkan kami masuk ke gerbong akhir, ternyata itu kafe yang kucari.

Aku dan sahabatku “Endang” langsung memesan pop mie, kami duduk di kafe sambil menikmati suasana kafe yang cukup nyaman. Beberapa menit kemudian pop mie panas sudah terhidang di depanku. Pop mie siap disantap, tapi aneh aku merasa ada yang kurang, lihat kiri lihat kanan pandanganku tertuju pada sebungkus sambal yang ada di meja depanku. Endang pun demikian, pandangan kmi sama-sama tertuju pada benda yang sama. Aku mulai angkat bicara:

“Mbak, nggak dimakan sambalnya? yang ditanya hanya menggeleng.

“Boleh sambalnya kami minta? sekali lagi yang ditanya tak menjawab hanya mengangguk sambil tangannya memindahkan sambal di samping pop mie ku.Akhirnya aku dan Endang menyantap pop mie dengan sambal spesial.

Lima belas menit kemudian 2 orang temanku datang dan membeli pop mie. Mereka sepertinya tertarik membeli pop mie setelah melihat aku dan Endang menyantapnya sangat lahap ditambah lagi ada sambal spesial yang membuat pop mie rasa spesial. Temanku dengan percaya diri minta sambal ke petugas kafe sambil menunjuk ke arahku. Berkali kali petugas menjawab kami tidak menyediakan sambal spesial. Sedikit malu temanku menghampiriku sambil bertanya:

“sambalnya dapat dari mana?...aku menjawab: “ ini sambal dapat dari tetangga sebelah yang kebetulan membeli nasi goreng tapi tidak suka sambal. Sekali lagi yang punya sambal hanya mengangguk. Akhirnya temanku paham dan berlalu meninggalkan gerbong akhir. Sementara aku dan Endang melanjutkan perjuangan kami menghabiskan pop mie dengan “sambal spesial”.

Catatan Perjalanan PCA, 26062019.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post