Tagur Hari ke-18

Tak dapat kupungkiri kehilanganmu sungguh berat bagiku. Banyak impian dan harapan bersamamu yang hilang. Tak mungkin jadi kenyataan. Aku pun tak mungkin berandai karena itu sesuatu yang sia-sia.

Biar ku simpan semua impian dan harapan bersamamu dalam lubuk hati yang paling dalam. Hingga suatu saat aku mampu menebus semuanya dan impian yang terwujud itu menjadi amal jariahmu.

Seminggu kepergianmu masih menyisakan pertanyaan bagiku, "Ibu sudah tiada atau hanya mimpi ya?"

Tersadar dari lamunan membuatku tak bisa lari  dari kenyataan kalau Ibu memang sudah berpulang. Hatiku hampa dan jiwaku tak berdaya.

Kutatap setiap tempat, semua seolah menghadirkan bayanganmu. Kau sering duduk dan berdiri di situ. Kau suka menghidangkan masakan kesukaanku. Kau sering mengingatkanku dan suka bertanya tentang aktivitasku. Walau ku lihat ada gerut ketuaan di wajahmu namun semangatmu mengalahkan semuanya.

Ibu, begitu berharga hadirmu. Membuat hidupku bagai bercahaya. Ketiadaanmu seolah mendung bagiku yang seolah akan turun menjadi hujan duka dihatiku.

Seiring berlalunya waktu, ku coba lari dari kenyataan pahit ini. Aku tidak sendirian. Kehilangan  sepertiku dirasakan oleh anak-anak seantero dunia. Allah Maha Pencipta dan menciptakan segala sesuatu berlawanan.

Sungai Penuh, 18 Januari 2022