Berjalan ke kebun eyang putri, Laras menemukan banyak tanaman toga. Sepintas hanya seperti rumput biasa. Lokasi kebun berbukit-bukit dengan tanaman tinggi dan tanaman perkebunan.

Tapak liman mereka menyebutnya, memiliki nama latin Elephantopus Scaber L.., sesuai dengan nama penemunya. Ini merupakan tanaman herbal. Wow! Mungkin kebanyakan orang tidak pernah mengetahui hal ini!

Konon daun ini bermanfaat untuk menjaga stamia tubuh tetap fit, terutama ketika merasa kelelahan. Cukup sedu dengan air panas, satu sampai dengan tiga helai daunnya. Maka akan terasa khasiatnya pada pagi hari.

Daunnya persis sama dengan daun tempuyung. Hanya saja daun tempuyung berwarna hijau lembut, seperti hijau pucuk pisang, atau hijau pupus. Sedangkan tapak liman berwarna hijau tua, atau hijau botol.

Struktur daun yang mirif sama. Hanya saja daun tapak liman itu lebih tebal daripada daun tempuyung.

Tapak liman tumbuh liar di kawasan hutan, di daerah dingin. Sedangkan daun tempuyung dapat hidup di daerah dataran tinggi atau pegunungan bahkan di atas atau di celah bebatuan. Tanaman berakar pendek yang dapat berkembang biak dengan cepat dapat menjalar di permukaan tanah yang lembab.

Dahsyatnya daun ini untuk kesehatan. Jika merasa ada pegal linu atau salah gerak alias keseleo dapat mengkonsumsi air seduhan tempuyung atau tapak liman. Mudah khan, tidak harus pergi ke dokter. Ternyata untuk sehat itu tidak mesti mahal. Tanaman sekitar kita juga banyak sebagai penolongnya.