Jumari Tito, S.Pd, M. Pd

Guru Madrasah Ibtidaiyah mempunyai impian sukses menjadi guru dunia akhirat. e-mail: [email protected] @FB Jumari Tito Galing @IG Jumari Tito @Tiktok Gur...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jejak Sejarah Keraton Sumenep (T.39)

Jejak Sejarah Keraton Sumenep (T.39)

Masih berada di kawasan Pulau Garam Madura, kali ini penulis menelusuri kabupaten paling utara pulau Madura yaitu Kabupaten Sumenep, kota yang mempunyai sebutan Sumekar dan juga mempunyai nama lain Soengenep. Kabupaten yang mempunyai banyak kisah dan sejarah peradapan kerajaan jaman dahulu yang masih terawatt dengan baik.

Selain pantai Lombang, Makam Sayyid Yusuf di desa Tlangoh, Asta Tinggi kompleks pemakaman para raja/ratu, pejabat kerajaan, istri dan selir raja, Masjid Agung Sumenep di alun-alun kota, Penulis berkesempatan singgah ke Keraton Sumenep bersama para guru MI Al-Amin Garahan Kecamatan Silo kabupaten Jember. Setelah ziarah ke Asta tinggi, mobil travel beranjak dari parkiran menuju kota Sumenep membutuhkan waktu relatif singkat antara 10-15 menit, mobil travel terparkir di depan keraton Sumenep, semua anggota rombongan menuju ke keraton Sumenep yang di pandu oleh ketua rombongan yaitu Kepala Madrasah, seperti biasanya sistem protokoler di berlakukan yaitu sebelum masuk ke Keraton terlebih dahulu melapor ke satpam yang sudah berada di pintu masuk asal rombongan dan maksud tujuan. Semua anggota rombongan di perkenankan masuk setelah laporan selesai, dan satpam menawarkan kepada ketua rombongan apakah butuh guideman (Pemandu)? Karena kita memang sangat membutuhkan informasi yang akurat tentang keraton Sumenep maka ketua rombongan menyetujuinya.

Pemandu langsung beraksi mengantarkan rombongan ke keraton Sumenep dan menjelaskan awal berdirinya keraton, siapa yang mendirikan pertama kali, memperkenalkan kegunaan pendopo pada jamannya, menunjukkan kamar-kamar para raja dan ratu namun rombongan tidak diperkenankan masuk ke kamar pribadi Raja/ratu Sumenep, benda-benda peninggalan para raja/ratu, kemudian berjalan ke sebelah Keraton ke rumah Bindara Saod berikut benda-benda peninggalan yang masih ada, kereta kencana juga tak luput dari penjelasan dari guideman, semua di jelaskan tanpa ada yang tersisa dari awal sampai akhir. Disinilah, para rombongan mempunyai pengetahuan baru tentang Keraton Sumenep, dan terakhir yang di kunjungi adalah Taman sare yaitu suatu kolam besar tempat mandi putri koneng (Putri Kuning). Momen ini tentunya akan di abadikan melalui foto kamera para fotografer amatiran untuk di jadikan oleh-oleh dan di sebarluaskan melalui media sosial yang mereka miliki.

Ada beberapa keunikan dari Keraton Sumenep Madura yang belum di ketahui oleh beberapa orang yaitu:

1. Keraton Sumenep tidak hanya satu

Keraton Sumenep tidak hanya di satu tempat saja, seiring pergantian raja, keraton berpindah-pindah atau tidak menetap.

Daerah-daerah yang sempat dijadikan Keraton oleh raja Sumenep adalah Batu Putih, Banasare, aeng nyeor, Bluto, Keles, Bukabu, Baragung, Blingi Sepudi, Nyamplong Sepudi, Gapura, Parsanga, karang Sabu, karang Toroi dan terakhir di Pejagalan yang lokasinya di sebelah timur alun-alun kota Sumenep.

1. Awal Pembangunan Keraton Sumenep

Keraton yang sekarang masih berdiri tegak dan bagus di bangun oleh Gusti Raden Ayu Tirtonegoro R. Resmana dan Kanjeng Tumenggung Tirtonegoro (Bindara Saod) dan keturunannya Yakni PanembahanSomala Asirudin Pakunataningrat dan Sri Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I (Raden Ario Notonegoro), di bangun pada tahun 1781 M, arsitek pembangunan Keraton adalah orang keturunan Tionghoa yang bernama Lauw Piango.

1. Labang Mesem (Gerbang tersenyum)

Mengapa di sebut gerbang tersenyum? Konon jaman dahulu gerbang ini dijaga oleh 2 orang prajurit kerdil tentu saja memancing gelak tawa para pengunjung. Tentunya cerita ini bukanlah isapan jempol saja dengan bukti berupa pintu masuk ruang penjaga yang ukurannya minimalis. Di bagian atas labang mesem ukurannya cukup rendah, sehingga siapapun yang melewatinya harus menundukkan kepala.Sebelum kita masuk ke komplek Keraton, terlebih dahulu harus melewati Labang mesem mempunyai arsitektur tajuk tumpang berfungsi memantau segala aktivitas di dalam lingkungan keraton termasuk di dalamnya Taman sare tempat putri-putri keraton bersenda gurau.

1. Taman Sare (Taman Sari)

Taman sare berada di sebelah kiri Keraton Sumenep tempat aktivitas para putri bermain dan bersenda gurau, dikelilingi tembok tinggi di dominisi cat berwarna biru. Di dalam taman sare ada sebuah kolam dengan ikan-ikan yang berenang, siapapun dapat memberi makan ikan tersebut dengan membeli pakan pada guideman dengan harga yang cukup murah. Untuk menuju ke kolam yang airnya sangat jernih, ada tiga pintu masuk menurun,

a) Pintu pertama, diyakini kalau kita membasuh muka atau berwudhu’ dapat membuat awet muda, dipermudah mendapatkan jodoh apabila masih jomblo, dan keturunan.

b) Pintu kedua, apabila ingin meningkatkan karier, profesi dan naik jabatan, di pintu kedua inilah tempatnya untuk membasuh muka.

c) Pintu ketiga, Sebagai orang beragama apabila ingin meningkatkan iman dan ketaqwaan, pintu ketiga inilah tempatnya membasuh muka dengan niat dalam hati.

1. Keraton Dalem

Keraton Dalem berlantai 3. Mempunyai daun pintu berwarna hitam terbuat dari kayu jati terletak di bagian depan lantai pertama. Terdiri dari 4 ruangan mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Di sebelah kanan pintu masuk terdapat kamar tidur Adipati yang terbuat dari kayu jati setinggi 1 meter dengan ukiran bermotif bunga, sedangkan kamar tidur istri Adipati ada di sebelah kiri. Dua kamar berpintu kaca adalah kamar tidur putra-putri adipati. Dua kamar ini tidak boleh di masuki oleh siapapun juga kecuali keturunan langsung adipati. Penulis hanya bisa melihat dari luar, karena penulis bukan keturunan langsung Adipati hehehe….

1. Pohon lakek dan Pohon binik

Penulis penasaran dengan pohon yang fenomenal berada di

tengah komplek Keraton Sumenep, Madura, yaitu pohon lalek dan pohon binik sudah ada sejak ratusan tahun silam. Kedua pohon ini dipercaya dapat mempermudah untuk mendapatkan jodoh. Tak sedikit pengunjung yang awalnya datang untuk berwisata sejarah langsung menyerbu kedua pohon ini hanya sekedar memegang bagian pohon sambil meniatkan keinginannya.

Namun sekarang, Pohon lakek ini bagian yang menonjol di bawah pohon ini sudah tidak ada lagi karena sudah di ambil oleh orang yang tidak bertanggungjawab.

1. Benda-benda bersejarah

Pastilah bila ada keraton dapat dipastikan ada beberapa benda-benda peninggalan yang bersejarah sebagai bukti bahwa keraton Sumenep ada di jaman dahulu kurang lebih 500 tahun lalu. Peninggalan yang masih ada dalam keadaan baik antara lain kereta kencana, guci keramik, kerangka ikan paus, jodang, gerebog, patung budha, tempat pemandian jenazah, busanan kancengan, busana remi kas kokok, busana kebaya bungaa-bungaan, dekorasi pengantin, buffet lemari pendek, peralatan maka, wayang kulit, tempat tidur Bindereh saod, gamparan tonggulan, geranat, meriam,. Tidak hanya itu, tersimpan Al-Qur’an berukuran besar, Abdurrahman (Raja ke-32), alat kesenian dan music, perhiasan gelang kaki, perhiasan gelang tangan, konde, Kowari dan masih banyak sekali yang tersimpam baik di keraton Sumenep maupun di Museum yang berada di depan Keraton Sumenep.

Pulau Madura mempunyai sejuta cerita, sejuta sejarah, sejuta keindahan alamnya yang belum banyak di ketahui oleh banyak orang, masih banyak destinasi-destinasi lainnya yang belum di eksplore, semoga Penulis bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang negeri Sakera dan Marlena.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post