Bab 12 – Musyawarah di Tengah Hutan

Pagi hari di hutan terasa berbeda. Burung-burung bernyanyi lebih riang, angin bertiup lembut di antara dedaunan, dan matahari bersinar hangat di sela-sela pepohonan.

Di tengah lapangan kecil yang dikelilingi semak berbunga, semua hewan berkumpul untuk mengadakan musyawarah. Romi si lebah baik hati dan Lala berdiri di depan, sementara Saka si ular berada di tengah lingkaran, dijaga ketat oleh rusa besar dan beberapa kelinci penjaga.

"Saudara-saudara sekalian," seru Romi dengan suara lantang,

"hari ini kita berkumpul untuk memutuskan nasib Saka, si pembuat onar."

Semua hewan mulai berbisik-bisik, beberapa tampak marah, sementara yang lain tampak iba melihat Saka yang tertunduk malu.

Rusa tua yang bijaksana kemudian melangkah ke depan. "Di hutan kita ini, kita hidup bersama dalam kedamaian. Kita berbagi makanan, berbagi tempat tinggal, dan saling membantu. Tapi Saka telah mengganggu keharmonisan itu."

Romi melanjutkan,

"Kita tidak ingin membalas dengan kekerasan. Kita ingin menunjukkan bahwa di hutan ini, semua makhluk bisa belajar memperbaiki diri."

Seekor kelinci kecil mengangkat tangan,

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita memberikan Saka satu kesempatan lagi, dengan syarat dia harus membantu kita menjaga hutan?"

"Setuju!" teriak burung pelatuk dari atas pohon.

"Setuju!" sahut yang lain.

Namun, ada juga suara-suara keberatan. "Tapi bagaimana kalau dia mengkhianati kita lagi?" ujar seekor musang.

Lala, dengan lembut, berkata,

"Kita akan mengawasinya bersama. Kita beri dia kesempatan, tapi juga mengajarinya arti kerja sama."

Semua hewan hening sejenak. Akhirnya, rusa tua memutuskan,

"Baiklah. Kita sepakat memberi Saka satu kesempatan. Tapi dia harus membuktikan bahwa dirinya pantas hidup di tengah kita."

Lalu, rusa tua menoleh kepada Saka. "Saka, apakah kau mau menerima hukuman ini? Kau harus bekerja keras membantu semua makhluk di hutan ini dan menjaga kedamaian bersama kami."

Saka, dengan suara lirih dan penuh penyesalan, berkata,

"Aku... aku menerima. Aku minta maaf atas semua perbuatanku. Aku janji akan berubah."

Suasana di lapangan menjadi hangat. Romi dan Lala tersenyum lega. Mereka percaya bahwa setiap makhluk bisa berubah menjadi lebih baik, jika diberi kesempatan dan kepercayaan.

Burung-burung terbang berputar di atas kepala mereka, seolah mengiringi perjanjian baru ini. Rusa, kelinci, tupai, burung, dan semua hewan mendekat, membentuk lingkaran, dan bersorak bersama,

"Hidup damai di hutan kita!"

Saka pun mengangguk pelan. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa diterima, bukan karena ketakutan, tetapi karena harapan.

Hari itu, hutan kembali dipenuhi dengan suara tawa dan kicauan bahagia. Mereka semua tahu, perjalanan menuju kebaikan mungkin panjang, tapi langkah pertamanya sudah dimulai.

Dan Romi serta Lala, dua sahabat yang baik hati dan pemberani, kembali menjadi pahlawan kecil di hutan mereka.

=================================================================

Garahan, 02 Mei 2025 / Jum'at Wage, 4 Dzulqo'dah 1446 H, 09.05 WIB