Lala dan Romi (T.436)
Bab 15 – Rencana Festival Hutan
Beberapa hari berlalu setelah Romi menolong si tupai kecil. Suasana di hutan berubah menjadi lebih ceria dan penuh harapan. Setiap hewan mulai sibuk dengan rencana besar yang akan segera diadakan: Festival Hutan.
Festival ini diadakan setahun sekali untuk merayakan kebersamaan, perdamaian, dan persahabatan di antara semua makhluk hutan. Namun, tahun ini terasa istimewa, karena Lala mengusulkan agar semua hewan yang pernah berselisih ikut berpartisipasi.
"Festival ini bukan hanya untuk bersenang-senang," kata Lala saat rapat kecil di bawah pohon beringin tua. "Tapi juga untuk mempererat ikatan di antara kita semua."
Semua hewan mengangguk setuju. Romi, yang semula ragu untuk ikut rapat, akhirnya memberanikan diri mengangkat tangan.
"Bolehkah aku... membantu menyiapkan festival?" tanya Romi dengan suara agak bergetar.
Semua hewan saling berpandangan sejenak. Lalu, Lala tersenyum lebar.
"Tentu saja, Romi! Kita butuh semua bantuan yang kita punya," jawabnya dengan semangat.
Tugas dibagikan satu per satu. Kelinci bertugas membuat hiasan dari bunga-bunga liar. Burung-burung bertugas menyiapkan lagu dan tarian udara. Sementara Romi diberi tugas penting: membantu membangun panggung utama bersama berang-berang dan rakun.
Romi merasa bangga. Ini pertama kalinya ia diberi kepercayaan penuh setelah sekian lama.
Keesokan harinya, Romi bekerja keras di pinggir sungai. Ia mengangkat batang-batang kayu, menyusun kerangka panggung, dan mengikat simpul-simpul tali. Meski sesekali terpeleset atau salah mengikat, ia pantang menyerah.
Berang-berang yang terkenal perfeksionis pun mulai memperhatikan usaha Romi. "Bagus juga kerjamu, Romi," kata salah satu berang-berang sambil tersenyum kecil.
"Terima kasih," jawab Romi sambil menghapus keringat dari dahinya.
Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan keriuhan yang menyenangkan. Setiap sudut hutan dihiasi warna-warni bunga, daun, dan lampu kecil dari kunang-kunang. Tenda-tenda makanan dibangun dengan berbagai hidangan lezat: madu manis, buah segar, kacang renyah, dan teh herbal wangi.
Lala mengawasi semua dengan senang hati. Dia tahu, perubahan kecil di hati setiap hewan telah menciptakan keajaiban besar di hutan mereka.
Malam sebelum festival, Romi berjalan mengelilingi hutan yang kini berkilauan oleh cahaya kunang-kunang. Ia merasa emosional melihat betapa indahnya hasil kerja keras semua teman-temannya.
"Aku... benar-benar bagian dari hutan ini," bisiknya pada dirinya sendiri.
Dari kejauhan, Lala melihat Romi, lalu mengepakkan sayap kecilnya mendekat.
"Kau sudah menjadi teman yang hebat, Romi," ujar Lala sambil tersenyum hangat.
Romi membalas dengan senyum penuh rasa syukur.
"Aku belajar bahwa menjadi baik itu bukan tentang siapa yang paling hebat... tapi siapa yang mau berusaha dan peduli," jawab Romi tulus.
Di bawah sinar bintang, dengan latar belakang hutan yang bersinar seperti negeri dongeng, Romi akhirnya menemukan tempatnya. Bukan sebagai rubah yang sombong, tapi sebagai sahabat sejati bagi semua.
Esok hari, festival akan menjadi saksi betapa besarnya perubahan itu. Dan Romi siap menyambutnya dengan hati terbuka.
=================================================================
Garahan, 05 Mei 2025 / Senin, 07 Dzulqo'dah 1446 H, 09.29 WIB
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Abit tak nyongngok tolesan, maseh sajen keren.
Wauwww...cernak yg sllu keren. Sukses sllu, Mas gr
Cerita yang menginspirasi. Keren
Mantap, Romi... Dilanjuuut...