Mencintai anak kita dengan sepenuh hati (T.397)
Sebuah artikel berseliweran di beranda media sosial, membuat saya takjub dan sadar diri akan sebuah tanggungjawab besar yang berada di pundak seorang ayah. Tidak sekedar membuat anak untuk mewariskan genetika keluarga, tidak sekadar memberi makan atau nafkah kepada anak yang kita harapkan, tidak memberikan pembiaran atau pembiasaan agar anak tidak mengganggu aktivitas kita sebagai kepala keluarga, atau memberikan hadiah brupa benda yang mereka inginkan agar tidak menangis. namun, lebih dari itu yang diharapkan anak-anak kita, mereka ingin lebih dari apa yang ia inginkan bahkan tidak ingin ia terkucilkan karena amarah kita.
Mari kita dalami dan resapi apa yang menjadi keinginkan mereka walaupun mereka tidak mengatakan kepada kita secara langsung, yaitu:
Cintailah aku sepenuh hatimu. Jangan marahi aku di khalayak ramai. Jangan bandingkan aku dengan kakak, abang, adikku atau anak lainnya. Ayah dan bunda jangan lupa, aku adalah fotocopianmu. Kian hari umurku kian bertambah, maka jangan selalu anggap aku anak kecil. Biarkan aku mencoba, lalu beritahu aku apabila salah. Jangan ungkit-ungkit kesalahanku. Aku adalah ladang pahala bagimu. Jangan memarahiku dengan mengatakan hal-hal yang buruk, bukankah apa yang keluar daripada mulutmu sebagai orang tua ialah doa bagiku. Jangan melarangku hanya dengan mengatakan "JANGAN" tetapi berilah penjelasan mengapa aku tidak boleh melakukan sesuatu. Tolong jangan rusak mentalku dan pemikiranku dengan selalu bentak-bentak aku setipa hari. Jangan menyeret aku ke dalam masalahmu yang tidak ada kaitannya denganku. kau marah sama yang lain, aku kena imbasnya. Aku ingin kau sayangi dan cintai karena engkaulah yang ada dalam kehidupanku dan masa depanku.Sadar tidak sadar sebagai orang tua, terlalu banyak dosa yang kita perbuat kepada anak kita sendiri dengan perbuatan dan ucapan dalam keseharian. Orang tua durhaka kepada anak dapat kita sandang bila kita melakukan hal yang serupa seperti yang tertulis di atas. Bukan keinginan anak untuk hidup di dunia bersama kita, akan tetapi kitalah yang menginginkan anak kita lahir ke dunia. Seandainya, anak kita ketika masih dalam kandungan seorang ibu memohon kepada tuhan saat nyawa diberikan dalam raganya ketika berusia empat bulan dan tidak dalam ikatan janji dengan tuhan, tentulah anak kita akan meminta kepada tuhan agar mempunyai orang tua yang penuh kasih sayang, memenuhi segala kebutuhannya, selalu menemani ketika ia butuh belaian orang tua atau kesenangan bagi dirinya lahir dan batin.
Tidak sekedar menafkahi mereka dengan materi akan tetapi asupan kasih sayang harus tetap mengalir kepada anak-anak kita sebagai orang yang pertama yang mengenalkan mereka kepada dunia, mengenalkan ilmu pengetahuam, akhlakul karimah dan tentunya keilmuan keagamaan bagi persiapan masa depannya. Selalu kita doakan kepada anak-anak kita agar mereka menjadi anak yang sholih dan sholihah dan menjadikan mereka garda terdepan disaat kita berada di ujung usia.
===================================================
Garahan, 28 Maret 2025/ Jum'at, 28 Ramadan 1446 H, 00.07 WIB
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap surantap Mas ustadz. Sukses selalu
Aminnn ...slmt membimbing anak2 Mas gr