Menggali cerita Terowongan Garahan (T.172b)
Anda pecinta kereta api? Mari kita duduk bersama membahas perkeretaapian Indonesia berikut sejarahnya di masa lalu jaman kolonial Belanda khususnya perkeretaapian Daerah Operasi 9 Jember. Kali ini yang kita bahas adalah Terowongan kereta api Garahan. Anda belum kenal desa Garahan? Desa Garahan adalah desa yang terletak di kawasan gunung Gumitir dan lembah gunung Raung, Kecamatan Silo Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur walau bukan tempat kelahiran saya tapi tempat saya menyunting gadis Garahan sampai membuahkan hasil anak yanf sholih dan sholihah. Jika anda naik kereta api jurusan Banyuwangi-Suabaya-Jakarta atau sebaliknya , anda akan melintasi dua terowongan yang fenomenal yaitu Terowongan Garahan yang mempunyai panjang 113 meter dan Terowongan Mrawan yang mempunyai panjang 690 meter, Terowongan terpanjang kelima di Indonesia setelah Terowongan sawahlunto Sumatra Barat panjang 827 meter, Terowongan Eka Bhakti Karya di desa Karangkates, Sumber Pucung Malang Jawa Timur, panjang 845 meter, Terowongan Sasaksaat di desa Sumur Bandung Cipatat Kabupaten Bandung Barat dan yang terowongan terpanjang nomor satu adalah Terowongan Wilhelmina dengan panjang 1.127 meter terletak di Jalan Pantai Karapyak, desa Emplak Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat.


Desa Garahan adalah salah satu desa yang dilintasi oleh kereta api jurusan Jakarta-Surabaya-Banyuwangi atau sebaliknya. Pada jaman dahulu di era penjajahan Belanda salah satu transportasi yang sangat strategis adalah kereta api uap untuk membawa hasil bumi dari bumi Indonesia untuk di bawa ke negeri Belanda menuju pelabuhan untuk diangkut menggunakan kapal laut. Oleh karenanya pemerintah kolonial Belanda membangun rel kereta api dan stasiun kereta api. Desa Garahan karena berada di daerah pegunungan Gumitir yang mempunyai medan yang sangat ekstrim maka di bangunlah Terowongan kereta api Garahan agar mempermudah jalan kereta api dari atau menuju Banyuwangi bersamaan dengan pembangunan Stasiun Garahan, Terowongan Mrawan dan Stasiun Mrawan.


Maka pada tahun 1901-1902 di mulailah pembuatan terowongan Garahan oleh perusahaan kereta api Belanda yaitu Staatsspoorwegen dengan mengerahkan tenaga rakyat Indonesia terutama masyarakat desa Garahan dan sekitarnya dengan kerja Rodi, untuk membuat terowongan alat yang digunakan masih sangat sederhana berupa cangkul, pahat, linggis dan alat-alat lainnya, bekerja tanpa di upah harus menghancurkan batu yang berada di dalam gunung secara perlahan-lahan, banyak korban yang meninggal karena kecapekan, kehausan dan kelaparan harus membuat terowongan sepanjang 113 meter. Ada juga rakyat membuat dan menata rel kereta api, untuk menembus gunung Garahan tidak sedikit nyawa melayang namun sebelum membuat terowongan mereka juga membelah gunung untuk membuat cekungan terlebih dahulu baru kemudian membuat terowongan.
Bukan hanya 2-3 tahun pembuatan terowongan Garahan dikerjakan oleh rakyat Indonesia, mereka bekerja siang malam dengan penerangan yang cukup minim sekali ketika menggali terowongan hanya menggunakan obor kata salah satu sumber saksi hidup. Baru pada tahun 1910 Terowongan Garahan dan Terowongan Mrawan bisa di fungsikan sebagai alat transportasi khususnya kereta api atau dalam bahasa Belandanya disebut spoor dan di asimilasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi sepur.
Disinilah nilai perjuangan para pekerja rodi jaman Belanda mereka berjuang sampai titik darah penghabisan agar generasi Indonesia bisa menghargai perjuangan mereka dan menikmati hasil perjuangan mereka walau tidak memegang senjata senapan atau bambu runcing. Mari kita doakan para pejuang pembuat terowongan Garahan dan semua para pejuang yang menginginkan Kemerdekaan Republik Indonesia seutuhnya, semoga mereka ditempatkan di sisi-NYA yang layak berupa surga firdaus dan di ampuni dosa-dosa mereka, Al-Fathihah....
===================================================================
Garahan, 02 Juni 2024 / 24 Dzulqo'dah 1445 H, 21.47 WIB

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Al fatihah... Keren ulasannya, Pak. Jd th sejarahnya
Terima kasih bunda, semangat pagi!!! Berbagi sejarah
Naaah, di depan terowongan itu saya sering berkunjung ke rumah pak Haji. Kk sepupu saya tinggal di situ sewaktu dinas.
ooo...Nyepper bund mon ka Garahan
Aamiin. Kisah menarik ini harus sampai di telinga anak-anak zaman.
Iya bunda, sudah saya sampaikan ke anak didik khususnya siswa saya sendiri yang berdomisili di Garahan
Terima kasih bunda atas apresiasinya, sukses selalu untuk bunda
Aamiin. Mantap ulasannya. Sangat informatif.
Terima kasih bunda aatas apresiasinya, sukses juga untuk bunda
Mantap
Terima kasih cak hadir malamnya