Jumari Tito, S.Pd, M. Pd

Guru Madrasah Ibtidaiyah mempunyai impian sukses menjadi guru dunia akhirat. e-mail: [email protected] @FB Jumari Tito Galing @IG Jumari Tito @Tiktok Gur...

Selengkapnya
Navigasi Web
Satu pesan beda pengertian (T.256a)

Satu pesan beda pengertian (T.256a)

Di suatu sore yang cerah, sang ayah yang telah lanjut usia menasehati kedua anak laki-lakinya yang telah beranjak dewasa dan telah mempunyai usaha sendiri yang cukup mapan.

"Anak-anakku, usia ayah sudah berangkat senja, tidak menutup kemungkinan ayah pasti akan kembali kepada sang Pemberi ruh, tentunya hal yang berat bagi kalian berdua bila kelak ayah meninggal rasa tanggung jawab besar berada di pundak kalian."

"Iya ayah, semoga ayah selalu diberi barokah umur, sehat dan selalu mendampingi kita yang butuh nasehat dan bimbingan seorang ayah" sang anak sulung berkata dengan penuh perasaan seolah-olah tidak mau di tinggalkan oleh seorang ayah yang bijaksana, penuh kasih sayang kepada dirinya dan adiknya.

"Insyaallah selagi nyawa dikandung badan, ayah akan selalu mendampingi kalian." jawab ayah

Anak kedua memeluk ayahnya yang telah menjadi pahlawan dalam keluarganya dan saatnya aktivitas ayahnya di kendalikan oleh kedua anak-anaknya.

"Ayah hanya memberikan nasehat kepada kalian berdua sebelum ajal menjemput nanti, Ingat dua hal ini ya Nak, Pertama, jangan kamu menagih piutang kepada orang yang berhutang, Kedua, jangan pernah tubuhmu terkena sinar matahari secara langsung ketika berangkat kerja."

"Insyaallah akan kami camkan ayah." Anak kedua menjawab nasehat ayahnya yang duduk di sebelahnya.

Ayah merangkul kedua anak laki-lakinya yang akan menjadi penerus keluarganya.

Dua tahun kemudian sang ayah meninggal dunia, setelah dua tahun kemudian, sang ibu melihat anak sulungnya berada dalam kesedihan yang mendalam dan menghampirinya,

"Anak sulung bunda, mengapa kondisi bisnismu kurang baik?" Sambil lalu sang ibu duduk di samping anak sulungnya,

Si sulung menjawab "Saya ingat pesan ayah dua tahun lalu bun, ayah bilang saya dilarang menagih piutang kepada siapapun, sehingga banyak piutang yang tidak di bayar dan lama-lama habis modal saya bu" wajah si sulung tertunduk meratapi bisnisnya yang semakin memburuk

"Terus ayah melarang saya terkena sinar matahari secara langsung, dan saya hanya punya sepeda motor, itulah sebabnya pergi dan pulang kantor saya selalu naik taxi, dan beginilah hasilnya bun" lanjut anak sulung kepada ibunya.

Sang bunda merenung sejenak, sambil menatap sang buah hatinya dan menggenggam tangannya. lalu sang Ibu pergi ke rumah si bungsu, Dia tahu kalau si bungsu sukses dengan usahanya, sang bunda bertanya kepadanya,

"Wahai anak bungsu bunda, hidupmu sedemikian beruntung, apa rahasianya?"

"Bunda, tentunya barokah doanya bunda ketika bunda tahajjud setiap malam, berdzikir untuk bermunajat untuk masa depan saya dan abang, hal inilah yang membuat saya seperti sekarang bunda" jelas si anak bungsu. Sang bunda begitu terharu dan bahagia melihat kehidupan anak bungsunya.

"Selain doa bunda, ada dua pesan ayah yang masih saya ingat dan saya terapkan sampai hari ini yaitu spertama, ayah melarang saya menagih piutang kepada siapapun, maka dari itu saya tidak pernah memberikan hutang kepada siapapun tetapi saya memberi shodaqoh kepada siapapun sehingga modal saya menjadi berkah, Kedua, saya dilarang terkena sinar matahari langsung dan karena saya hanya punya sepeda motor, saya berangkat lebih awal sebelum matahari terbit setelah sholat Subuh sehingga pelanggan tahu kalau toko saya buka lebih pagi dan tutup lebih sore, sehingga saya pulang jika matahari mulai terbenam."

Bunda pun merasa terharu dengan penjelasan si bungsu.

Kisah di atas adalah pesan moral, pesan yang sama akan berdampak berbeda semua kembali kepada mindset kita masing-masing, bagaimana menerjamahkan makna suatu pesan yang tersurat dan tersirat di dalamnya.

=================================================================

Garahan, 01 September 2024 / Ahad Legi, 26 Safar 1446 H, 22.43 WIB

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Beda kepala lain pemikiran ya Pak. Terima kasih ulasannya. Keren.

01 Sep
Balas

Sangat setuju bund, terima kasih hadirnya bunda

02 Sep



search

New Post