Jumari Tito, S.Pd, M. Pd

Seorang guru Madrasah Ibtidaiyah AL-Amin Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember Jawa Timur, mengabdi untuk Agama dan negara semata-mata mencari Ridho Allah SWT...

Selengkapnya
Navigasi Web
Story Akang Tito ke Putra Jaya Malaysia (T.51a)

Story Akang Tito ke Putra Jaya Malaysia (T.51a)

Orang kampung seperti Akang Tito jarang melihat kota yang super sibuk, gedung-gedung yang tinggi, padatnya kendaraan disaat jam kantor, hilir mudik pejalan kaki di trotoar kota, polusi kendaraan mencapai tingkat ambang batas, pedagang kaki lima ditepi jalan, bau got yang menusuk hidung, rumah penduduk yang rapat bahkan tidak ada pembatas antar satu rumah, perumahan yang tertata rapi, taman kota yang rapi dan indah. Bedalah dengan keadaan di kampung akang Tito serba tidak teratur, kandang hewan ternak, banyak kebun pasti banyak nyamuk, rumah penduduk yang tak tertata namun kaya dengan oksigen, ramah lingkungan, jauh dari kata polusi, udaranya sangat segar, bahkan sumber bahan makanan melimpah ruah.

Mata akang Tito sangat takjub dan terbelalak lebar memandang bangunan tinggi sepanjang perjalanan, jalan raya yang bagus, penataan tata ruang kota begitu apik dari bandara KLIA 2 menuju ke Kota metropolitan yang baru, ibukota administrasi Malaysia yaitu Putra Jaya. Handphone akang Tito membidik apa saja yang ia suka untuk dipotret atau membuat video sepanjang perjalanan untuk dijadikan bahan arsip dirumah.

Tengah hari sampai di jembatan yang sangat terkenal di Putra Jaya yaitu Jembatan Putra yang sangat iconic, bis berhenti di sana, semua penumpang selama setengah jam dipersilahkan untuk mengabadikan moment bersejarah yang dipandu oleh seorang guideman perempuan bernama Nadhira. Jembatan Putra salah satu jembatan yang sangat terkenal di Malaysia selain Jembatan Seri Perdana. Akang Tito baru pertama kalinya melihat jembatan yang kuat dan pertama kalinya menginjak kakinya di Tanah Putra Jaya Malaysia.

Sepuluh menit dari Jembatan Putra, Bis mengarah ke pusat Ibukota Putra Jaya yaitu alun-alun atau yang disebut Square, bis berhenti di tempat Parkir sebelah kiri dari alun-alun. Atas saran pemandu Nadhira diberi waktu 2 jam untuk berkeliling di Alun-alun sambil lalu sholat Dhuhur di Masjid Putra, sebuah Masjid yang berada di komplek Alun-alun layaknya masjid yang ada di Indonesia, Masjid ini di bangun pada Tahun 1997 berbahan granit merah mawar, mempunyai tiga ruang fungsional yaitu ruang sholat, halaman, dan Madrasah, menampung Jama’ah 15.000 , masjid ini bersebelahan dengan Danau Putra Jaya.

Setelah sholat dhuhur berjama’ah di Masjid yang fenomenal, akang Tito bersama Kang Syaikhoni berkesempatan foto bersama dengan security masjid dengan berbagai pose, dan akang Tito foto di depan masjid sendirian, Nampak di kejauhan bangunan yang megah, akang Tito bertanya kepada Security bangunan yang berada di atas bukit, ternyata gedung itu adalah Istana Darul Ehsan yang mirip dengan Istana, namun akang Tito tidak ada kesempatan untuk singgah ke Kantor ini karena waktu yang membatasi.

Seperti yang di jelaskan oleh Nadhira pemandu rombongan, wilayah Putrajaya adalah pusat aminintrasi Malaysia yang menggantikan posisi Kuala Lumpur. Didirikan tanggal 19 Oktober 1995, nama Putrajaya diambil nama Perdana Menteri Malaysia yang pertama yaitu Tunku Abdul Rahman Putra dan juga menjadi wilayah Persekutuan Malaysia yang ketiga (dua wilayah lainnya adalah Kuala Lumpur dan Labuan). Kawasan Putrajaya juga disebut Londonnya Asia karena bangunannya hampir mirip dengan bangunan yang ada di kota London Inggris. Begitu halnya Indonesia yang akan memindahkan Ibukota dari Jakarta ke IKN yang berada di Kalimantan Timur, sebagian di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kertaneggara, Insyaallah akan terlaksana di tahun 2025.

Selain Jembatan Putra, Masjid Putra, Kantor Perdana Menteri Malaysia, ada Danau buatan mengelilingi Putra Jaya namanya Danau Putrajaya, danau ini sengaja dibuat untuk sistem pendingin alami kota sekaligus sebagai sarana rekreasi, memancing, olah raga air, transportasi air dan wisata air. Danau Putrajaya mempunyai luas 650 hektar.

Ada banyak tempat yang bisa dikunjungi seperti Dataran Kemerdekaan Putrajaya, Heritage Square, Istana Darul Ehsan, Istana Keadilan, Istana Melawati, Millenium Leadership Foundation, Putra Jaya Landmark, Putrajaya Ministry of Finance, Taman Selatan, Taman Westland Putrajaya, Wisma putra dan Persiaran Perdana Putrajaya.

Akang Tito merasa bersyukur telah berkunjung ke Putrajaya Malaysia, sehingga menambah wawasan tentang negeri Malaysia dan menambah pengetahuannya agar bisa bercerita kepada siswanya yang dikampung. Bahwa dunia itu luas dan tak terbatas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Gus.

02 Feb
Balas

Matur nembah nuwun bunda....

02 Feb

Keren Gus

02 Feb
Balas

Masih belum apa2 Mas Tri....ingin berguru ke sampean dulu....sukses buat Mas Tri!

02 Feb

Mantap

02 Feb
Balas

terima kasih pak

02 Feb



search

New Post