SIBUK TIDAK BISA MENULIS ? MITOS

Sagusabu memang akronim yang cukup menggelitik,yaitu satu guru satu buku, tak puas hanya itu, akupun langsung browsing internet sampai larut malam, tentu saja setelah menidurkan anak terakhirku di sisi bapaknya. Aku menerawang jauh seandainya aku menjadi penulis yang hebat, pasti suamiku bangga, guru-guru di sekolahku juga bangga, pengawas sekolahku juga dan tentunya anak-anakku pasti bangga akan eksistensi emaknya yang mampu menerbitkan buku disela-sela kesibukannya menjadi emak-emak yang kepala sekolah, pengurus PKK, Guru TPQ, dan masih banyak lagi kesibukanku.

Kesibukan dan rutinitas tugas adalah penghambat seseorang untuk menulis adalah mitos, dan aku berusaha untuk membuktikan mitos tersebut, dan ternyata benar, kesibukan dan rutinitas memang bukan penghalang seseorang untuk menulis apalagi menulis buku.

Berbekal minim kosa kata dan keterbatasan dalam merangkai kata aku kesampingkan agar cita-cita menelorkan buku menjadi nyata. Jadwal menulis satu bulan minimal lima puluh halaman aku tepati dengan penuh tanggung jawab, dan Alhamdulillah tercapai, baru dua puluh hari aku telah menyusun hampir lima puluh halaman , sisa waktu aku gunakan untuk editing mandiri sebelum aku kirim ke pracetak mediaguru.

Target terpenuhi, buku dalam bentuk MS word aku kirim lewat email, tapi hambatan langsung muncul, yaa tentunya biaya pracetak , editing, pdf dan pengajuan ISBN, sebab hari menjelang Idul fitri, semua keuangan terfokus pada hari raya umat Islam tersebut, tapi dengan segala strategi aku sisakan sebagian dana untuk transfer penerbitan buku dan Alhamdulillah buku impian telah selesai, ISBN sudah keluar, tinggal naik cetak.