IMPLEMENTASI BINDIKEL DALAM PEMBELAJARAN
HEMBUSKAN ENERGI POSITIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH
(Implementasi Bindikel Dalam Pembelajaran)
Oleh. Jumriyah
Setiap pasangan suami istri akan sangat bersyukur bilamana mendapatkan amanah Sang Pencipta berupa lahirnya seoarang anak dengan kondisi yang suci, bersih dan putih. Tugas orang tua sederhana, yaitu menerima dengan ikhlas, mendidik dan membesarkannya penuh kasih sayang, harapannya agar anaknya tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang membanggakan kedua orang tuanya. Anak tak berdosa hanya bisa menerima sentuhan pola asuh sesuai keinginan dan kemampuan orang dewasa. Orang dewasa itu adalah kedua orang tuanya. Hanya keikhlasan hakiki yang bisa mendasari hak anak dapat diberikan dengan baik. Karena di luar sana banyak para pasangan dengan berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan keturunan namun Sang Pencipta belum berkenan memberinya kepercayaan.
Sosok kecil yang hanya bisa menangis dan menangis lama kelamaan bisa memberi arti bagi kedua orang tuanya. Kapan si bayi sedang bahagia, kapan dia sedih atau sakit, lambat laun dapat diterjemahkan oleh orang tuanya terlebih oleh ibunya. Seiring berjalanya waktu pada pengalaman pertama anak menapakkan kaki di sekolah baik itu di TK atau PAUD nampak disana pribadi yang berbeda. Mereka memiliki karakter sesuai dengan bahan baku cetakan dimana dia dibentuk. Ada anak yg pemalu, anak penakut, pendiam dan tidak sedikit anak yang ceria banyak biacara dan ada pula yang banyak tingkah dan aksinya. Kepolosan yang dulu ada sudah terisi oleh berbagai karakter orang dewasa di sekitarnya.
Guru dan pembimbing di sekolah memiliki harapan bahwa anak yang dibimbing dan diajarnya di sekolah memiliki pribadi yang santun, disiplin, tanggung jawab dan jujur, terlebih pada jenjang TK anak diajak bermain sambil bernyanyi gembira ria bersama teman-teman sekelasnya. Guru memperlakukan layaknya anak sendiri. Dengan kasih dan sayang mereka dibimbing di sekolah dalam durasi tidak lebih dari separuh waktu. Ini tidak cukup untuk mewarnai kehidupan anak di sisa waktu kehidupan sehari harinya.
Kesibukan orang tua sangat menentukan posri kasih saying dan perhatian terhadap anaknya di rumah. Dengan yakinnya para orang tua bekerja keras menghabiskan waktu untuk membahagiakan anak-anaknya tidak semuanya benar . Bisa dipastikan ibunya tidak sempat menyiapkan menu sarapan buat anak-anaknya karena harus masuk kantor pagi-pagi, mungkin saat pulang anak-anaknya sudah tertidur lelap atau masih belajar dengan loyo karena seharian main tanpa kendali kontrol dari orang tuanya, sang ibu sudah tidak memiliki sisa tenaga untuk menunggui anaknya belajar karena kecapekan, belum lagi di kantor banyak masalah yang dihadapi tentu rumahlah tempat melampiaskan kekesalan yang tidak bisa diluapkan di tempatnya bekerja. Demikian juga sang ayah, sosok lelaki yang penuh tanggung jawab denagn semangat berangkat bekerja dengan harapan mendapatkan rezeki berlimpah untuk menafkahi keluarganya, ia habiskan waktu di tempat kerja demi kebahagiaan keluarganya tanpa terpikir olehnya bagaimana anak- anaknya di sekolah, bagaimana kegiatan TPQnya,dengan siapa saja teman bergaulnya, makan pagi siang dan malam dengan lauk apa, siapa yang menyuapi dan menemaninya makan, semua sudah terlewati sebagi rutinitas biasa.
Anak yang setiap paginyaa harus bergegas mandi ganti baju dan sarapan seadanya dia semangat berjalan menuju ke sekolah, dengan baju yang kurang rapi karena harus memakainya sendiri, ditintingnya tas dipundak dengan bangga tanpa tau apakah buku dan perlengkapan sekolah yang dibawa hari ini sudah sudah sesuai jadwal atau belum, mereka tidah mempedulikan itu karena semua disiapkan dan dikerjakan sendiri tanpa bimbingan orang tuanya. Tak jarang si anak harus pulang pada jam istirahat karena ada barang atau perlengkapan belajar yang tertinggal di rumah dan harus dikumpulkan kepada gurunya, atau bahkan anak tidak mengindahkan sama sekali tugas apa yang harus dikerjakan dan di siapkan di rumah. Denga siapa anak akan minta pertolongan di rumah? kakaknya sibuk dengan sekolahnya sendiri, adinya tidak paham apa kebutuhan kakaknya karena belum matang usia, nenek atau kakeknya sudah lelah karena harus menyiapkan makan cucu-ucunya, memandikannya bahkan membagi uang saku pagi berangkat sekolah dan sore hari juga oleh nenek atau kakeknya, dapat dikatakan cucunya hidup di dunianya sendiri, neneknya melewati rutinitas kehidupan sebagai tulang punggung pengasuhan cucu-cucunya dengan ikhlas, dan itu dia jalani agar kehidupan anaknya cukup dan bahagia.
Di mana sebenarnya letak bahagia anak-anak kita? dengan uang saku yang cukup? baju-baju yang bagus atau dengan makanan sehari-hari yang lezat?
Anak tumbuh dan berkembang mengikuti alur bakat dan minatnya.orang tua dan guru ikut mewarnainya tergantung sejauh mana mereka mampu memahami dan hanyut di dunia anak, karena kita akan bisa mengarahkan, memotifasi dan mengajak anak untuk mengikutinya ketika kita masuk dan mampu membaur ke dalam ruang pikir dan dunia anak. Anak bukan sebagai obyek kita para orang dewasa akan tetapi melalui keterlibatan kita pada fase perkembangannya anak bisa kita cetak.
Pola pikir dan cara pandang orang tua juga guru adalah sumber masalah dalam proses pendidikan, terutama cara pandang terhadap anak. Seperti yang disampaikan Bapak Munif Chatip “ Jika orang tua dan guru menyalakan tombol On dalam benaknya maka anaknya akan menjadi bintang, sebaliknya jika tombol OFF yang maka anak tidak akan menjadi apapun”.
Anak memiliki hak untuk hidup nyaman di usianya. Dimanapun dia sekolah mencari ilmu, di sekolah pinggirankah, di madrasahkah atau di sekolah perkotaan, sekolah favorit bahkan sekolah internasional, tanpa diikuti pola asuh yang baik dari keluarga maka pendidikan yang diperolehnya mustahil bisa berhasil dengan baik.
Era sekarang ini sedang gencarnya digaungkan dan digalakkan penguatan pendidikan keluarga. Seperti yang pernah tercetus oleh tokoh Pendidikan Nasional Bapak Ki Hajar Dewantara pada tahun 1935 bahwa Tri Sentra Pendidikan adalah yang berurusan dengan keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat. Kemitraan yang baik antar ketiganya akan tercipta ekosistem pendidikan yang berkarakter, mandiri dan berbudaya prestasi. keberhasilan pendidikan anak bergantung pada keterlibatan keluarga dalam mendukung prestasi akademik sekolah. Sebagai contoh misalkan orang tua meningkatkan perhatian dan kehadirannya di sekolah sebagai bentuk koordinasi yang positif, memperbaiki pola pandang orang tua terhadap sekolah, guru dan proses pendidikannya, serta keluarga yang mampu memperbaiki iklim kualitas disiplin di sekolah.
Menyiapkan generasi emas 2015 tidak hanya sekedar tulisan slogan yang enak dibaca dan elok dipandang saja. Akan tetapi ada PR panjang yang harus dikerjakan bersama antara keluarga,sekolah dan masyarakat. Generasi emas adalah sebuah lokomotor penggerak pembangunan untuk melepaskan diri dari kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. Itu semua dapat tergenggam manakala ketiga pilar bisa saling menyatu dan terpadu untuk meraih sukses bersama.
Pembinaan Pendidikan Keluarga menjadi kunci utamanya.sesuai Permendikbud no. 30 tahun 2017 bahwa keluarga harus peduli dan paham apa yang harus dilakukan berkaitan dengan kegiatan hari pertama anaknya masuk sekolah, kegiatan orang tua di sekolah, adanya kelas inspirasi, pentas akhir tahun dan kegiatan pencegahan kekerasan pornografi pornoaksi serta peningkatan pendidikan karakter bagi semua pihak.
Ini bukan hanya keinginan anak kita saja, namun juga keinginan kita semua sebagai orang tua, keinginan para praktisi pendidikan, keinginan seluruh penghuni dunia, karena dengan generasi penerus bangsa yang berkarakter sebuah negara dapat dipacu maju mengejar asa Nusantara Jaya. Ditulis oleh Jumriyah, S.Pd., M.Pd. Kepala SD Negeri Bergaskidul 03, Ketua Komunitas Penulis Kabupaten Semarang (Kalung Sinang)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga kita semua menjadi orang yang berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara, sukses dan sehat selalu barakallahu fiik