MENDADAK JADI PRAMUKA

Oleh. Jumriyah, S.Pd, M.Pd

(Tantangan Gurusiana Hari Ke 1)

Kehidupan keluarga merupakan pondasi yang kuat dalam menanamkan nilai-nilai karakter. Figure dan contoh langsung tokoh senior menjadi guru atau model yang dapat diaplikasi oleh yuniornya. Mulai dari tingkah, polah, tutur dan kata semuanya dengan cepat akan mewarnai dan menjadi sebuah budaya. Mau budaya santun? Ciptakan dan perilaku santun di lingkungan keluarga. Mau budaya bar-bar? Biarkan keluarga itu berjalan seenaknya tanpa kekang aturan norma. Semua produk dapat dicetak disana.

Ketika anak memasuki usia sekolah, baru mereka dituntut beradaptasi. Menyesuaikan diri dari pendidikan keluarga ke dalam kehidupan pola asuk di sekolah tidaklah mudah. Anak bisa dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Namun tidak sedikit yang rewel karenanya.

Guru sebagi orang tua kedua sangat menentukan proses adaptasi bagi siswanya. Sejauh mana tangan dingin sang guru dalam mengelola pembelajaran? Itulah sesungguhnya yang dibutuhkan siswa. Kepedulian ketelatenan, kesabaran dan juga tingkah teladan menjadi menu harian para siswa di sekolah.

Sekolah merupakan perusahaan yang mencetak produk insan berkarakter dengan kompetensi dasar yang berbeda. Dengan tangan dingin guru semua siswa harus mampu berkembang. Berkembang sesuai bakat dan minat yang dimilikinya. Beberapa sarana dan fasilitas yang ada di sekolah sebagai penunjang terbentuknya karakter. Dengan standar pelayanan minimal yang harus dicapai oleh sekolah, maka semua potensi harus dikembangkan. Berbagai layanan khusus dioptimalkan guna mendukung pencapaian standar pelayanan minimal.

Kami warga SD Negeri Bergaskidul 03 memanfaatkan momentum Hari raya imlek dengan mengagendakan kegiatan persami di sekolah. Peserta terdiri dari pramuka penggalang berjumlah 78 anak. Mereka dibagi menjadi 7 regu dengan anggota per regu 11 anak dengan 1 orang pratama.

Kak Anang Istiawan sebagai pelatih pramuka di gugus depan mempersiapkan segala sesuatunya dengan cepat. Dalam waktu sepekan semua mulai dari perencanaan, pengalian dana, rundown acara sampai dengan pembagian tugas dan koordinasi dengan pengurus paguyuban dan komite rampung digarapnya dengan cekatan.

Kegiatan ini memberi kesempatan siswa untuk berekspresi dan berkompetisi dengan teman seusianya. Melalui kegiatan upacara atau apel siswa mampu meunjukkan sikap patriotisme dan kedisiplinan yang tinggi. Terbukti yang biasanya saat upacara bendera hari senin mereka tidak bisa tertib atau suka gaduh, dalam apel besar pramuka mereka mampu mengikuti dengan hidmat tanpa kegaduhan sedikitpun. Dengan berapi unggun ria ternyata bakat mereka dapat ditampilkan. Berbagai atraksi seni berhasil dipertontonkan bersama dinginnya malam diiringi hembusan hangat api unggun. Semua peserta tanpa kecuali menampilkan kebolehannya. Disini nilai karakter dikembangkan.

Hal yang paling membuat kami para guru trenyuh adalah, peran serta pengurus komite dan paguyuban. Mereka mampu mengerahkan beberapa alumni dan langsung sigap bekerja. Selaku kamabigus ibarat kami terima matangnya. Pada sabtu pagi tepatnya tanggal 25 Januari, para penggalang menjalani kegiatan wide game yang ditangani langsung oleh komite dan paguyuban serta adik-adik alumni. Penggalang yang berumur belum genap 1 tahun ini disuguhi tantangan yang cukup berat. Beberapa pos dengan berbagai fun game dan rintangan menuntut mereka untuk lolos melewatinya dengan sukses. Kami para panitai yang mengikuti mengamati kegiatan di pos-pos yang ada ikut gembira dan menyemangati mereka.

Kegiatan wide game yang dimulai sejak pukul 09.00 sampai selesai ditempuh dengan lancer dan aman. Semua regu sampai di pos terakhir pukul 13.00 wib. Dengan pakaian yang sudah belepotan lumpur tak mengilangkan semangat mereka. Tak Nampak kelelahan di wajahnya saat memasuki arena perkemahan. Semua Nampak gembira. Guyuran hujan deras menyambut kedatangan para penggalang ini sesampainya di perkemahan. Sehingga semua peserta tanpa kecuali bermain-main hujan di halaman menyempurnakan kebahagiaannya menikmati agenda persami tahun ini.

Alangkah bahagianya mereka. Dengan kegiatan persami ini, banyak muatan karakter yang bisa dikembangkan. Kebahagiaan mereka lebih utama. Lelah, dahaga, lapar dan dinginnya hujan tak menjadikan semangat mereka surut.

Inilah momentum yang diharapkan oleh siswa. Sebagi penyeimbang kegiatan akademik mereka memiliki hak untuk memperoleh ruang gerak yang leluasa. Persami yang dilaksanakan 2 hari 1 malam mampu membentuk dan menguatkan berbagai nilai karakter. Bagaimana jika dilaksanakah selama 1 pekan?. Jawabannya bisa kita uraikan sendiri.

Inilah dunia anak-anak. Kita para orang dewasa baik sebagai kakaknya, temannya, gurunya, pelatih atau mentornya harus paham dan bisa member layanan terbaik untuknya. Karena sejatinya, jika kita ingin mempengaruhinya ke hal yang positif, maka kuasai dulu hatinya. Maka kemanapun arah yang kita tetapkan buat meraka, tanpa banyak tenaga mereka kencang mengejar untuk mencapainya.

Kegiatan diakhiri dengan upacara penutupan, dengan diselipi kegiatan pelantikan dari kelompoik pramuka siaga menjadi penggalang ramu. Horeeeee aku jadi penggalaaaannnggg, seru mereka seusai upacara. Tanpa terasa mendadak mereka merasa jadi pramuka.

Ditulis oleh:

Jumriyah, S.Pd, M.Pd (Kamabigus Gudep SDN Bergaskidul 03, Bergas, Kab Semarang, Jateng)