Sekitar sebulan lamanya aku terhentak oleh rasa bahagia karena temanku diajeng Reni mengajakku bergabung dalam group Sagusabu. Sagusabu adalah rasa dan aroma baru bagiku,yang mampu membiusku untuk ikut maju. Di Group WA sangat rame interaksi sesama penulis, sesama alumni sekolah yang lama tidak ketemu. Forum WA Sagusabu menjadi ajang kangen kangenan dan bertukar pengalaman. Aku sebagai anggota baru di group yang tidak banyak teman disana ikutan nimbrung bergabung bersama mereka. Senang bercampur penasaran menjadi satu untuk segera ingin bertemu dan berinteraksi kepada sesama anggota group. Kelas menulis Jawa Tengah merupakan Prioritas Program Sagusabu. Sudah tak sabar ingin aku segera mengikuti kegiatan Kelas Menulis semarang, bagaimana rasanya bertemu dan berinteraksi dengan para penulis. Aku sempat grogi juga,tapi harus tetap kucoba, bagaimana sih rasanya bertemu dengan tokoh tokoh penulis yang luar biasa ? Akhirnya penasaranku pupus hari ini. Di hari pertama kelas menulis aku mengikuti mulai dari menit pertama samapi selesai. Detik demi detik ku lewati dengan suasana santai tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Nara sumbernya seorang ibu cantik,energik dan lantang dalam menyampaikan materinya. Figurnya sederhana,tapi gaya dan candanya dalam menyampaikan materi sangat menarik dan menginspirasi. responnya luar biasa, peserta antusias dalam interaksi. Bagiku bu Istiqomah serasa bukan orang baru, dulu sekali saya pernah by phone komuniasi dengan beliau saat menitipkan menjurnalkan artikel di media guru. saat tadi bersua kembali serasa aku ingin melepas kerinduan yang dulu pernah ada. mendengar langsung candaannya yang renyah-renyah krispi ini aku jadi semangat lagi ingin merenda asa untuk bisa menulis, seperti pesera sagusabu lainnya yang sudah berhasil menghasilkan karya. hari pertama kelas menulis ini merupakan awal bagi diri saya. meski belum bisa merumuskan judul yang menarik tetapi saya yakin dengan waktu yang dijanjikan panitia, yaitu sebulan setelah pelatihan semua peserta harus berhasil menulis satu buku. kenapa tidak ? kan belum di coba, gumamku dalam hari menguatkan semangatku yang sempat timbul tenggelam. Aku yakin aku bisa. Apapun itu bentuknya, bagaimana hasilnya ? baikkah ? burukkah ataukan acak-acakan itu urusan nanti. yang terpenting bagiku lebih baik aku berani mulai menulis dengan hasil yang buruk daripada tidak berani mencoba sama sekali. Bu Istiku yang cantik< lebih cantik dari via vallen malah. . . , aku butuh uluran tanganmu untuk membimbingku. jangan bosan dengan kekurangan tulisanku ya, semoga asam urat bu Isti hilang bersama dengan keikhlasan membimbing peserta sagusabu semarang ini, aaamiiin