Junaedah

Mom, Teacher, Writer...

Selengkapnya
Navigasi Web

TERPASUNG KATA

Junaedah

Part 86 Menjelang Maghrib, Indah baru sampai ke rumah. Aba sudah berangkat ke musalla. Umma pun telah bersiap, memimpin jamaah anak-anak perempuan. Sesegera mungkin, Indah membersihkan diri, lalu bergabung dengan Umma. Menunaikan salat Maghrib berjamaah, menenangkan hati yang dilanda gundah. Betapa tidak, kehadiran Fauzi yang mendadak, membuatnya setengah syok sejak di kelas. Belum lagi ketika Fauzi meminta bicara, membuat ia tambah senewen. Apa maksud Fauzi yang sesungguhnya? Jika dia bilang, mereka tak mungkin bersatu, mengapa pula dia masih berusaha untuk mengusik? Bukankah lebih baik, jika mereka tak terlibat pembicaraan khusus? "Allahu akbar," suara Umma memulai salatnya, menyadarkan Indah. Membangunkannya dari lamunan. Segera dibacanya ta'awwudz, untuk mengusir setan yang mengganggu. Diteguhkannya niat dalam hati, selanjutnya mengikuti semua gerak dan bacaan Umma. ***** Hari terakhir Ujian Akhir Semester enam, telah terselesaikan dengan baik. Setelah itu perkuliahan libur, sambil menanti hasilnya. Indah merasa lega. Liburan berarti, dia tak perlu lagi sibuk menghindari Fauzi, yang masih selalu berusaha ingin bicara. Indah juga tak lagi harus kesakitan, menekan perasaannya yang terus mencuat, setiap kali Fauzi mengejarnya. Terkadang, dia tergoda menurutkan rasa. Pernah terlintas, untuk memberi kesempatan, Fauzi menjelaskan sesuatu. Lalu membiarkan waktu kembali seperti dulu. Menyajikan berbagai cerita indah tentang kebersamaan. Mengukir kenangan, memanjakan hati yang kerap menagih temu. Sunggguh, Indah tak mungkin mendustai diri. Dia acap diganggu rindu. Namun, ia tak ingin menggugu. Kehawatiran lebih menguasai bongkahan jiwanya. Dia tidak ingin, membangun masalah yang lebih besar, untuk menyenangkan hati sementara waktu. Di semester tujuh mendatang, perkuliahan dilaksanakan di luar kelas. Mulai dari KKN, praktik mengajar, hingga menyusun skripsi. Ini akan membantu Indah menyembunyikan diri dari Fauzi. Menenggelamkan kembali perasaannya, ke palung hati yang terdalam. Biarlah, takdir menemukan jalannya sendiri. Allah lebih mengetahui. Seandainya memang Dia menghendaki, sejauh apa pun Indah menghindari, pasti tetap akan bertemu jua. Begitu pula sebaliknya. Sesering apa pun bersama, jika Allah tak menginginkan, maka tak kan pernah mungkin untuk bersatu. Indah ingin benar-benar fokus, untuk menyelesaikan studinya. Dia bertekad, tinggal satu tahun lagi, harus selesai. Jangan sampai lebih dari delapan semester. Tahun depan harus sarjana. Maka dari itu, dia harus benar-benar memusatkan perhatian untuk kegiatan-kegiatan di tahun terakhir perkuliahan. Agar targetnya bisa tercapai. Cikulur, 14 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat Indah

14 Apr
Balas

Siaap ...

14 Apr



search

New Post