Doa Kontan Ayahku(Tantangan gurusiana 365 hari, hari kedua)
Saat aku masih SMP dan SMA, aku belajar di pesantern. Yang lebih sering menyambangiku adalah ayahku. Aku anak pertama dari tujuh bersaudara. Jarak antar anak sekitar 2 tahunan. Ibuku sibuk dengan adik-adikku. Ibu biasanya menyambangiku saat aku khatam alquran karena membawa suguhan syukuran untuk pengasuh dan teman-temanku. Selain itu saat ada undangan maulid. Setiap bulan ayahku rutin menjengukku. Aku sangat dekat dengan ayah dibanding saudaraku yang lain.
Dulu belum ada ponsel. Untuk menghubungi keluarga masih harus antri di wartel pesantren. Setiap mau ujian aku selalu menelpon ayah ibu. Yang selalu mengangkat telpon juga ayah. Aku selalu minta didoakan agar dimudahkan dalam belajar dan menjawab semua mata ujian, baik ujian tulis maupun lisan Ayah selalu menceritakan bahwa setiap selesai shalat beliau selalu mengkhususkan bacaan Alfatihah dan ayat 27 dari surat yasin untuk kesuksesan kami dunia akhirat.
Aku sangat merasakan kalau doa ayah ysangat mustajab. Tak ada satu katapun yang aku lupa dari semua yang aku baca. Semua soal dengan mudah aku jawab dengan benar. Kadang aku juga heran dengan situasi ini. Saat aku kuliah juga aku merasakan begitu mudahnya aku mendapatkan nilai B bahkan A padahal aku kuliah sambil menikah dan mempunyai dua anak. Ini karena ayahku tak mau aku pacaran. Pada liburan semester kedua aku dinikahkan dengan guru fisikaku. Aku tahu karakter ayahku. Taat kepada Allah dan ingin semua anaknya bahagia dan sukses dunia akhirat.
Tentang doa ayahku yang kontan Allah bayar selain saat-saat ujian seperti di atas juga saat guru-guru SD ku berkunjung ke rumah membujuk ayahku agar aku tidak dipondokkan tapi didaftarkan di SMP Negeri favorit di kotaku. Dengan tegas ayahku berkata bahwa di manapun aku sekolah, yang penting sungguh-sungguh, pasti akan sukses. Alhamdulillah meski pada awalnya di pesantrenku hanya ada jurusan bahasa dan agama, saat aku SMA dibuka jurusan IPS dan IPA. Aku masuk di IPA sesuai bakatku di matematika dan IPA sejak SD. Alhamdulillah diterima di perguruan Tinggi Keguruan di Malang dan diterima menjadi CPNS guru matematika tahun 2004.
Sampai sekarang, aku selalu menggembar gemborkan bahwa bukan hanya doa ibu yang mustajab. Doa ayah juga. Aku selalu meminta suamiku untuk selalu mendoakan anak-anak kami agar sukses dunia akhirat. kalau bisa juga menjadi Syaikhul Islam walmuslimin.
Kini aku sangat merindukan doa-doa ayahku. Aku ingin kembali mudah belajar dan menambah hafalan quranku, semudah dulu menghafalkan semua isi buku bahan ujian. Aku ingin menghadiahkan mahkota untuk kedua orangtuaku. Ayahku meninggal di usia kurang dari 60 tahun, sebelum melihat kesuksesan anak-anaknya. Semoga amal jariyah pendidikan dan doa-doa yang baik untuk kami membuatNYA membahagiakan ayah di sana. Amin.
Baityjannaty, 08022021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin, Alfatiah untuk sang ayah.
Jazaaakumullah.
Jazaaakumullah.
Aamiin. Semoga semua amal beliau di terima di sisi Allah. Salam sukses selalu bunda
Aaamiiin yaaa robbal aaalamiiin. Salam juga bun.