LOMBA Desember MGI Dari Ustadahku, aku belajar keajaiban hidup
“Assalamualaikum Mbak Nita, apa kabar, jadi ya bulan depan ikut lomba KOMET, mau ustadzah daftarkan ya, semua temanmu ikut lho, insyaallah kamu juara. Kamu kan juara 1 olimpiade matematika sekabupaten. ,” bujuk ustadzahku di ujung telpon.
Itu telpon sudah kesekian kalinya padaku. Kepada mama dan papaku ustadzah juga pernah menelpon untuk membantu membujukku. Aku berkali-kali menolak untuk didaftarkan ikut lomba itu meskipun dibiayai sekolah untuk pendaftarannya. Aku sangat takut mengecewakan sekolahku karena aku tidak pernah ikur lomba yang melibatkan orang banyak. Aku selalu ikut lomba-lomba yang modelnya tertulis baik di lomba matematika dan melukis. Untuk lomba ini ada babak cepat tepat yang aku sangat yakin tak mungkin bisa menjawab dengan cepat karena aku selalu gemetar saat bicara di depan umum dan lututku biasanya terus gemetar kalau pas kegiatan di kelas yang harus berbicara.
“Nita kamu ikut lah lomba KOMET ini, kasihan ustadzah sudah berkali-kali memintamu untuk ikut, aku yakin kamu bisa juara, andaikan aku pandai matemaatika sepertimu aku tak akan melewatkan lomba ini,” kata Ilma teman sebangkuku yang juga pernah diajak omong oleh ustadzah mungkin untuk membantu ustadzah berhasil mengajakku untuk ikut.
Sudah dua pekan pembinaan persiapan lomba KOMET dilaksanakan, aku tetap tidak mau ikut lombanya. Ustadah pembina olimpiade juga terus meyakinkanku kalau aku insyaallah juara. Kurang satu hari lagi waktu terakhir pendaftaran peserta. Aku tetap tak berubah dari pendirianku. Pada malam harinya, aku bermimpi wali kelasku ada di seberang sungai terus melambaikan tangannya agar aku mau menyusul ke tempatnya, Ku lihat indah sekali pemandangan di tmpat itu. Karena sangat indah aku melompat ke sungai dan berenang menyeberang dan sampai di tempat wali kelasku, Setelah itu aku terbangun dan entah ada kekuatan apa aku langsung menelpon wali kelasku dan mau ikut didaftarkan di hari terakhir itu
Seperti biasanya di babak penyisihan aku masuk di peringkat pertama. Semua temanku yang juga masuk ke babak selanjutnya bergembira, hanya aku yang keambali ragu seragu ragunya untuk melanjutkan lomba itu. Masih seminggu kemudian babak semifinal dan finalnya, tapi aku setiap hari sudah bergemetar ria. Aku bolak balik ke wali kels dan pembina olimpiade untuk tidak melanjutkan lomba ini
“Ini loh ustadzah, lututku terus gemetar, aku tidak akan bisa menjawab soal-soal di babak adu cepat, aku mohon kasihani aku ustadah, aku bisa tak nyenyak tidur kala gemetar seperti ini terus. Mana mungkin bisa juara kalau aku terus seperti ini,” keluhku pada ustadahku.
Aku tak menyangka ustadahku langsung memelukku dan mengelus elus punggungku dan lututku yang gemetar sampai terasa seperti ada magnet di tangannya yang bisa menghentikan gemertarku itu.
“Jangan sedih, jangan takut ada Allah yang akan menolongmu, kamu sudah banyak belajar dan berdoa. Tak perlu pikirkan hasilnya, juara atau tidak, yang penting kamu terus berusaha dan berdoa. Tawakkal kepadaNYA dan minta keajaiban kepadaNYA. Apa yang tidak mungkin untuk Allah. Kalau Allah mau, Allah pasti bisa membuat kamu tidak gemetar dan lancar dalam segala hal,” Bisik ustadah di telingaku sembari terus mengelus lututku yang rasanya tak ada gerakan-gerakan aneh lagi.
Aku segera melepaskan pelukan ustadah dan memohon doa dari stadah dan semuanya agar bisa ikut dengan lancar dan bisa juara mempertahankan piala juara umum yang sekolahku sudah tiga kali berturut-turut meraih juara 1.
Di saat pelaksanaan Final di babak adu cepat, aku sangat merasakan keanehan. Lampu padam, cadangan alat bantu listrik tidak dapat digunakan, akhirnya setelah panitia berembuk, disepakati untuk babak adu cepat tanpa bel, tapi dengan langsung berlari ke papan menuliskan jawanbannya. Aku sangat gembira sekali karena aku merasa mendapatkan keajaiban sehingga aku tak perlu bicara untuk adu cepat. Dan Allah mudahkan langkahku berkali-kali menulis dengan cepat dan benar. Dan alhamdulillah piala juara umum tetap diraih sekolahku tercinta. Dari ustadahku aku belajar yakin pada Yang Kuasa. Dari ustadahku aku belajar keajaiban hidup.
Biodata Penulis
Nama : Junaidah S.Pd.
Tetala : Sumenep 14 September 1977
Jabatan : Guru Matematika
Instansi : SMAN 1 Batuan Sumenep
Email : [email protected]
No Wa : 085234271650
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa...semangat
Salam literasi bu ela namirah
Luar biasa... semoga kita juga dapat menjadi guru yang menginspirasi dan selalu menyemangati anak2 didik kita ya bu
Luar biasa... semoga kita juga dapat menjadi guru yang menginspirasi dan selalu menyemangati anak2 didik kita ya bu
Aaamiiin yaaa robbal aaalamiiin