Sejak anak-anakku bisa memegang sesuatu aku suka membelikan mereka buku-buku bacaan dan membacakannya. Karena aku yakin itu akan membuat mereka kenal buku dan suka membaca.

Kini tiga anakku memang benar-benar suka membaca dan berprestasi di sekolah. Tapi ada satu hal yang aku perhatikan bahwa mereka cenderung pendiam. Asyik dengan bacaan mereka. Meskipun aku dulu sempat untjk berinteraksi usai mereka membaca

Selang 15 tahun dengan anak ketiga aku melahirkan anak keempat di zaman yang sangat berbeda. Aku tetap suka membelikan buku-buku bacaan ditambah memberikan tontonan edukatif. Hanya saja kalau saya lihat durasi membaca buku lebih sedikit daripada menonton video.

Aku lihat anak keempat lebih ceria dan kaya perbendaharaan kata. Meski masih umur tiga tahun dia sudah bisa menirukan banyak pembicaraan di video yang dia tonton dan mengaitkan dengan kesehariannya. Misalkan menonton film yang sebagian ceritanya mengisahkan tokoh yang sakit gigi karena suka makan permen dan es krim tapi sulit sikat gigi. Anakku akan berceloteh bahwa dirinya akan rajin sikat gigi supaya tidak sakit gigi walau makan permen dan es krim.

Dia juga suka berimajinasi. Mengajakku berdrama. Karena dia sangat ingin mempunyai skuter, tapi belum dibelikan karena kami orangtuanya masih khawatir dengan keselamatannya. Dia ambil gagang sapu yang lepas dan meminta saya untuk mengikat plastik bekas tas bungkus nasi kotak yang agak tebal dan berwarna menarik untuk dijadikan pijakan skuter ala anak ragilku. Dia ajak aku untuk mengayuh skuter-skuterannya. Anakku sangat senang, akupun begitu. Dan banyak lagi tingkahnya yang menurutku kreatif.

Aku sangat terkejut membaca postingan teman ku di https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10157987899942634&id=566622633&sfnsn=wiwspwa yang memperlihatkan gambar perbedaan dua otak yang suka menonton video dan membaca buku. Terlihat bahwa otak yang membaca buku lebih lebar dan banyak lipatan yang menandakan kecerdasan yang lebih bagus dan lebih tahan lama.

Oleh karena itu, penting kiranya mengurangi menonton video dan menambah jam membaca. Selain menyehatkan otak juga menyehatkan mata dan perasaan anak. Karena anak yang suka menonton video akan terus menuntut untuk dituruti dan cenderung rewel jika tidak keturunan. Sedangkan saat membaca buku anak lebih tenang dan setelah membaca akan ada perbincangan positif dari anak.

Semoga kita punya banyak waktu untuk membaca bersama buah hati kita.

Sumenep, 29 Desember 2020: 00.33