PR SANG JAWARA Tantangan menulis 30 hari Gurusiana hari PERTAMA
“Bi, ini sudah jam 01.00 ayo bangun. waktunya lihat pengumuman anak kita diterima apa tidak,” ajakku pada suamiku
Anak sulungku sudah lulus di tiga tahap awal Tes masuk Salah satu Sekolah Tinggi ikatan Dinas. Tinggal melihat pengumuman akhir. Sejak sebelum tidur perutku sakit rasanya, mungkin karena terlalu memikirkan nasib kelulusa anak sulungku. Dari beberapa tes yang dia ikuti di perguruan tinggi lainnya tak satupun yang lolos. Aku sangat khawatir anakku tidak diterima di Perguruaan Tinggi Negeri karena selain aku tak punya tabungan cukup untuk biayanya, anakku selalu mewakili kotaku lomba di tingkat propinsi di bidang akademik dan non akademik sejak SD hingga SMA. Aku khawatir anakku menjadi cermin kotor bagi adik-adiknya dan adik-adik kelasnya bahkan mungkin bagi banyak anak di kotaku.Ku buka gawaiku bersama suamiku, ku buka link pengumuman kelulusan namun belum ada pengumuman apapun. Berkali-kali aku buka mulai awal jam yang disebutkan di pengumuman sampai waktu subuh tiba. Aku benar-benar panas dingin. Aku yakin suamiku juga berdebar-debar meski terlihat tenang. Karena ku lihat beberapa menit lagi waktu subuh akan tiba ku bangunkan anak sulungku sambil bertanya kepadanya tentang pengumuman kelulusannya. Spontan anakku bangun dan membuka gawainya. Tak disangka ia langsung teriak.
“Alhamduulillah, namaku ada mik, aku lulus,”teriaknya dengan senang hati.
Aku dan suamiku secara berbarengan juga mengucap syukur berulang-ulang dan bersujud syukur ke hadiratNYA. Ku peluk erat anak sulungku. Perutku yang sakit mulai tengah malam tadi berangsur tenang. Saking senangnya ku tulis rasa syukurku itu di grup keluarga besarku. Semua ikut senang dan bersyukur atas kelulusan anak sulungku
Sudah tiga bulan anak sulungku mengikuti perkuliahan, tiba-tiba dia menelponku untuk berhenti dari sekolah tinggi yang banyak orang menginginkannya bukan karena tidak mampu dengan materi kuliahnya melainkan karena ada persepsi yang berbeda tentang salah satu prinsip hidupnya. Banyak argumen yang aku berikan namun banyak argumen balasannya yang terus membuat perdebatan tak berujung. Di tengah banyak orang yang menginginkannya, anakku malah ingin melepaskannya. Aku sangat bingung jangankan sudah tiga bulan mengikuti pembelajaran, tidak dimasuki ketika diumumkan lulus saja, orang tuanya wajib membayar denda lebih dari tiga kali gajiku. Sungguh pe er baru untuk kami. Ya Allah semoga Allah membuat anakku bisa terus kuliah di sana sampai lulus dan menjadi CPNS secara otomatis setelah lulus agar dapat membantu meringankan tanggunganku saat dua adiknya kuliah. Amin

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terimakasih bunda.Salam literasi
Semoga terwujud
Mantab twistnya bu. Salam sukses selalu