Terimakasih yang tak terhingga untuk kedua orangtuaku atas segala yang telah diberikan kepadaku sejak sebelum aku lahir. Doa yang tulus untuk keselamatanku saat di kandungan ibuku dan persalinannya, saat belajar menyusu, makan, berjalan, berbicara, membaca, mengaji, menulis dan lain-lain hingga luluis perguruan tinggi negeri, menikah, punya anak, punya pekerjaan inti dan sampingan, dan lain-lainnya hingga aku dan keluarga mungkin bisa dimasukkan ke dalam golongan menengah ke atas dalam hal ekonomi dan pendidikan serta kedudukan sosial.

Di tengah kondidiku yang lumayan bagus, aku sangat sedih sekali karena sampai saat ini ibuku yang sudah hampir dua puluh tahun ditinggal mati bapakku belum juga mempunyai hunian yang layak. Rumahku yang cukup luas tidak membuat ibuku mau tinggal bersamaku selamanya. padahal tanahnya diberikan ibu padaku untuk dibangun rumahku di atasnya., Beliau sering bilang " masak gentong nyauk air air ke gayung". Ibu terlihat tetap tidak mau menggantungkan diri langsung kepada anak-anaknya.

Di Ramadlan ini ibuku bertekad membangun kamar seluas (4x4) meter persegi hasil tabungan kiriman dari semua anaknya. Sedih rasanya aku belum bisa membantu mewujudkan keinginan ibuku untuk mempunyai rumah sendiri yang layak. Semoga ada keajaiban uangnya cukup tak hanya untuk 4x4 tapi minimal (4x8)meter persegi sehingga cukup untuk satu kamar, satu kamar mandi, satu ruang tamu kecil dan teras depan belakang agar hujan tak langsung masuk ke area dalam. Berilah kemampuan kepada kami anak-anak dan menantu ibu untuk bisa menyelesaikan minimal (4x8) meter persegi di bulan ramadlan ini dan melanjutkannya hingga selesai di tahun 2021 ini. AAAmiiin Ya Robbal Alamin.

Batuan 16042021