KOPDAR PENULIS NO BAPER BONDOWOSO

Dra. Juni Damajanti

Guru Teknik Bangunan di SMKN 3 Bondowoso

          Pertemuan antar sesama komunitas, yang dikenal dengan istilah KOPDAR singkatan dari kopi darat ini, sudah sangat familier di telinga kita. Kopdar, sering diasumsikan sebagai  pertemuan lebih dari dua orang dalam satu tempat, untuk sekedar menjalin dan mempererat pertemanan satu sama lain. 

         Kopdar yang baru saja digelar di kota Bondowoso ini, tepatnya pada Sabtu tanggal 21 Mei 2022, melibatkan dua belas penulis Bondowoso yang tergabung dalam program No Baper (Noelis Bareng Pemred). Pertemuan manis ini menjadi lebih seru, tatkala sang Pemimpin Redaksi (Pemred) yang biasa disapa mas Eko hadir diantara kami. Siapa sih yang tak kenal dengan Pemred MediaGuru ini? Sudah pasti kegiatan kopdar menjadi bernilai, karena kami disuguhi ilmu jurnalistik yang sangat berharga. 

          Mas Eko, hadir di kota sejuk Bondowoso, bersama rekan seperjuangan yang tak kalah jago menulis, namanya Andi M. Yasin. Dia adalah instruktur MediaGuru yang kiprahnya tak diragukan lagi di jagat kepenulisan. Dua sahabat akrab ini, berkolaborasi memberikan materi pada acara sharing ilmu kepada sesama penulis, di PP Al-Islah Bondowoso pada tanggal 22 Mei 2022. 

          Kembali pada cerita tentang kopdar penulis No Baper Bondowoso ini, kegiatan dikemas dalam bentuk jelajah literasi (journalistic on the spot) di dua tempat. Yang pertama adalah museum stasiun KA dan monumen gerbong maut yang ada di alun-alun kota. Di dua tempat itu, kami diajarkan bagaimana cara memfoto yang disebut dengan foto jurnalistik yang benar, pas dan memiliki cerita. Sudah tentu menggunakan perangkat yang kami pakai saat itu, yaitu ponsel kami masing-masing. 

          Ditunjukkanlah tampak depan dari stasiun KA oleh mas Eko, dan itu menjadi obyek yang harus difoto memakai perangkat masing-masing. Apa yang terjadi? Kegiatan menjadi seru, asyik dan lucu, mengapa? Ada beberapa penulis yang kesulitan mau pencet yang mana. Lumayan butuh waktu yang lama untuk dapat menemukan tanda yang dimaksud, dan itu saya salah satunya! Penulis yang lain sudah sibuk memfoto, tetapi saya masih sibuk mencari tombol mana yang harus dipencet. 

          Oh Tuhan! Akhirnya ketemu juga! Maka dengan bergegas, saya segera mengambil gambar tampak depan stasiun KA menggunakan ponsel, tak mau kalah dengan yang lain. Hasilnya? Ternyata dinilai bagus oleh mas Eko! Alhamdulillah, usaha saya tak sia-sia. Meskipun saat saya memfoto harus dengan cara berjongkok, berdiri, membungkuk, bahkan setengah bersimpuh dan berdiri lagi. Puas rasanya, dan saya lihat teman-teman penulis lainnya juga semangat mengikuti arahan mas Eko. 

         Tujuan kedua yaitu monumen gerbong maut, yang terletak di alun-alun kota. Di sana kami juga diminta mencoba memfoto dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Dijelaskan oleh mas Eko bahwa pencahayaan juga berpengaruh pada hasil foto kita, serta beberapa cara pengambilan gambar untuk foto dengan berbagai macam kemiringan. Memfoto dengan cara ponsel sejajar mata kita, mendongak, atau membungkuk, semuanya memiliki hasil foto yang berbeda-beda. 

          Bukan emak-emak jaman now namanya, jika tidak ber selfie ria, mas Eko pun akhirnya sibuk dengan teman-teman penulis, yang memintanya berfoto selfie bersama mereka. Senjapun semakin pekat, tanda penghujung sore semakin mendekat dan hari akan berganti malam. Kami, para penulis No Baper Bondowoso harus menyudahi kebersamaan bersama mas Eko di sore itu. Sore yang indah, seindah senyum kami yang puas bersama pemred, yang telah memberikan ilmu dan kiatnya yang sangat berharga kepada kami. Semoga semua yang sudah diberikan bermanfaat, dan dapat kami gunakan dalam tulis menulis, terutama menulis tentang sebuah berita atau jurnalistik. 

Bondowoso, 22 Mei 2022