Yuk! Wisata Edukasi ke Kota Megalitikum
YUK! WISATA EDUKASI KE KOTA MEGALITIKUM
Juni Damajanti
Guru SMK Negeri 3 Bondowoso
Hari begitu cerah, tak seperti kemarin, saat hujan mengguyur kota Bondowoso hampir seharian. Tanah dan rerumputan pun tampak masih basah oleh sisa hujan hari kemarin. Kebetulan, tanggal 5 Juni 2022 adalah Minggu dan hari libur, ditambah lagi, matahari semringah menyapa sedari pagi, maka kami gunakan untuk berwisata meski hanya berdua dengan suami. Kali ini tujuan kami adalah salah satu tempat kebanggaan masyarakat Bondowoso, Situs Megalitikum, situs peninggalan zaman prasejarah berada. Tak perlu menunggu lama, saya dan suami segera berbenah dan menyiapkan segala sesuatunya. Bondowoso, adalah kota seribu pesona, bagaimana tidak? Selain Monumen Gerbong Maut, Museum Kereta Api, Situs Megalitikum yang merupakan peninggalan zaman batu besar, dan masih banyak destinasi lain yang tak kalah menarik, terdapat di kota dataran tinggi Bondowoso ini. Sebut saja wisata gunung Ijen, di sana terdapat banyak destinasi yang dapat dikunjungi, di sepanjang perjalanan menuju Ijen. Ada Kali Pait, Air Terjun Belawan, Kebun Kopi dan Cacao, Kalisat Jampit, serta wisata Kawah Wurung.
Sekitar pukul sembilan pagi, berangkatlah kami menuju desa Pekauman, dusun Daringan, Kec. Grujugan, Bondowoso, yang kebetulan letaknya tak begitu jauh dari tempat tinggal kami. Hanya membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit saja, baik menggunakan motor maupun mobil. Lokasi juga mudah dijangkau, ada di sebelah kiri jalan dari arah Bondowoso menuju Jember, dan memasuki jalan kecil ke arah Timur. Kami langsung menuju PIMB (Pusat Informasi Megalitikum Bondowoso), tempat dimana bermacam bentuk batu zaman prasejarah itu dikumpulkan. Kedatangan kami disambut oleh tiga orang, satu penjaga dan dua orang Juru Pelihara situs. Didampingi dua Juru Pelihara, kami segera menuju arca yang berada paling depan, selanjutnya berkeliling menuju batu-batu besar peninggalan zaman purba yang tersebar di halaman.
Arca paling besar di depan dinamakan batu nyai , dan batu ini adalah batu tiruannya saja, karena yang asli dititipkan di lain museum. Menurut Juru Pelihara yang bernama Bu Tatik, arca batu nyai asli berada di lain tempat karena saat ditemukan, kami belum memiliki tempat untuk meletakkan sekaligus merawat. Menurutnya, banyak arca maupun batu prasejarah yang dititipkan di sana karena saat itu di Bondowoso belum dibangun tempat menyimpan seperti saat ini. Setelah lokasi ini dibangun dan diresmikan menjadi semacam museum peninggalan prasejarah, maka beberapa batu besar dan arca ditempatkan di sini, untuk ditata dan dijadikan tempat wisata edukasi bagi masyarakat. Menurutnya, batu-batu prasejarah ini ada sekitar 1.400 buah, dan tersebar di hampir semua tempat di Bondowoso, terutama bagian Selatan dan Timur.
Di halaman yang lumayan luas ini, sayapun takjub memandangi batu-batu besar yang sudah ditata oleh pihak museum. Bu Tatik menjelaskan, butuh peralatan berat untuk memindahkan batu-batu besar prasejarah ini dari lahan persawahan ke halaman museum. Juru Pelihara kedua, yaitu Pak Supardi, mengisahkan bahwa batu dan arca ini, selain banyak tersebar di area persawahan, kebun, bahkan hutan, juga tersebar di rumah- rumah penduduk. Rata-rata ada di halaman rumah, meski kadang ada juga di halaman belakang, atau bahkan di dalam rumah, yang kemudian dipindah dan diletakkan di halaman. Ditambahkan pula, saat ini penduduk sudah paham dan sadar bahwa batu-batu besar tersebut adalah peninggalan zaman prasejarah yang harus dijaga, merekapun turut menjaga dan merawatnya.
Ada batu yang disebut Dolmen, Menhir, Sarkofagus, Batu Dakon, Batu Lumpang, Batu Kenong, Arca, Pandhusa, Kursi Batu, dan lainnya. Semuanya ditata dalam kelompoknya dan diberi keterangan agar mudah memahami. Usai menjelajah halaman, kami menuju bangunan yang di dalamnya terdapat batu- batu yang berukuran lebih kecil, adapula arca dan manik-manik, sekaligus foto dan banyak catatan yang menerangkan tentang nama, kegunaaan dan dimana benda ini ditemukan. Di dalam lemari kaca saya lihat ada manik-manik semacam kalung dan gelang, menurut Bu Tatik dan Pak Supardi, benda tersebut merupakan perhiasan yang diletakkan di dalam batu tempat jenasah disimpan, semacam perkuburan seperti goa, atau batu besar yang berceruk. Entah terbuat dari bahan apa, tetapi kami mengira terbuat dari semacam kayu kuno, yang sudah pasti sangat kuat, tahan terhadap serangan rayap dan air.
Puas menjelajah halaman dan seluruh isi museum, kami berjalan menuju rumah-rumah penduduk desa, ingin melihat sendiri keberadaan batu zaman prasejarah ini berada diantara mereka. Benar saja, hampir di setiap halaman terdapat Batu Kenong maupun Menhir (beto labeng = bahasa Madura yang artinya batu pintu, karena bentuknya pipih dan memanjang). Sungguh sebuah pengalaman sangat berharga yang saya dapatkan hari ini, berwisata sambil belajar mengenali sejarah peninggalan zaman purba, dimana agama belum mereka kenal sama sekali. Mari berkunjung ke Bondowoso, berwisata edukasi di kota yang memiliki peninggalan situs megalitikum terbanyak di Indonesia, yang menarik untuk dikunjungi dan ditelusuri.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap dan keren. Tulisan yang mencerahkan dan inspiratif. Bondowoso luar biasa. Semangat terus berkarya untuk berjaya. Salam literasi tiada akhir
Terima kasih pak! Terima kasih sudah mampir, salam literasi..
Luar biasa
Terima kasih pak! Salam literasi
Keren Menewen wisata edukasinyaMantap surantap
Terima kasih pak Thomas! Salam literasi...
Keren Menewen wisata edukasinyaMantap surantap
Keren Menewen wisata edukasinyaMantap surantap
Keren Menewen wisata edukasinyaMantap surantap
Keren Menewen wisata edukasinyaMantap surantap
Keren Menewen wisata edukasinyaMantap surantap
Keren Menewen wisata edukasinyaMantap surantap
Keren Menewen wisata edukasinyaMantap surantap
Keren Menewen wisata edukasinyaMantap surantap
Keren Bu..
Terima kasih bu
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Terima kasih bunda Meria... ayo ke Bondowoso ..
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Luar biasa. Tertarik untuk berwisata ke sana. Tabarakallah Bu DW
Keren Bucan. Tulisan yang informatif dan bamyak mengungkap benda bersejarah di Bondowoso tercinta. Pasti menang lomba deh... Yakin
Hehehehe... semoga busyan, saya berkeinginan ikutan lomba dan semoga menang. Tetapi yang penting bagi saya adalah tetap konsisten menulis, belajar dan mencoba. Salam literasi!
Arca dan reportasenya mantap bu. Andai bisa berkunjung ke sana.
Monggo bu jika ingin berkunjung, Bondowoso kaya tempat destinasi yang aduhai ...
Suatu hari, ajak aku ke situ ya, Bu Juni. Sayangnya waktu kopdar No Baper aku nggak bisa gabung. Kres dengan tugas narsum webinar.
Nggeh siap bun! Dengan senang hati... monngo
Reportase ini akan asyik dengan pengayaan bahasa kekinian
Iyes, tapi saya masih takut salah pak. Semoga saja semakin renyah kedepannya
Reportase ini akan asyik dengan pengayaan bahasa kekinian
Reportase ini akan asyik dengan pengayaan bahasa kekinian
Reportase ini akan asyik dengan pengayaan bahasa kekinian
Reportase ini akan asyik dengan pengayaan bahasa kekinian
Siip ulasannya, Bu Juni. Serasa ikut kesana. Salam sukses selalu.
Matur nuwun bu sudah mampir, salam literasi!
Jadi penasaran Bun dengan desa megalitikum
Monggo ke Bondowoso bu ... hehehe
Wah luar biasa Bund semiga bisa meluncur ke sana. Suhat dan sukses sll
Ayo bunda, terima kasih sudah mampir... hehehe
Wow keren ulasannya, bikin penasaran. Sukses Bu Juni
Terima kasih bu, ayo maen ke Bondowoso
Pengen jalan-jalan ke kawah wurung dan kawah ijen. Keren bunda tulisannya informatif, salam literasi
Monggo bu, dengan senang hati menemani ...
Mantaaap Mami...Tulisan yang renyah untuk dibaca...
Yeeeeee ustaz akhirnya bisa komen, hahahaha.... yes taz!
Kami mewakili dinas pariwisata kebudayaan pemuda dan olahraga serta Dewan kebudayaan komisioner pengetahuan dan teknologi kabupaten bondowoso mengucapkan terimakasih atas kunjungannya semoga kedepannya kami bisa memberikan yang terbaik untuk kota bondowoso
Kami mewakili dinas pariwisata kebudayaan pemuda dan olahraga serta Dewan kebudayaan komisioner pengetahuan dan teknologi kabupaten bondowoso mengucapkan terimakasih atas kunjungannya semoga kedepannya kami bisa memberikan yang terbaik untuk kota bondowoso
Kami mewakili dinas pariwisata kebudayaan pemuda dan olahraga serta Dewan kebudayaan komisioner pengetahuan dan teknologi kabupaten bondowoso mengucapkan terimakasih atas kunjungannya semoga kedepannya kami bisa memberikan yang terbaik untuk kota bondowoso