jupagni

Penghulu KUA Kec.Padang Panjang Barat ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mohon Doa Restu

Mohon Doa Restu

Ungkapan mohon doa restu sering dipakaikan untuk mengharapkan doa dan restu dari khalayak ramai untuk pengantin yang baru saja menikah. Pengantin yang baru saja menikah merayakan pernikahannnya dengan pesta pernikahan dan mengundang sanak family, rekan kerja, tetangga, dan orang-orang yang patut untuk diundang.

Pesta pernikahan dilakukan untuk memberitahukan kepada orang banyak bahwa telah terjadi hubungan yang halal antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan. Ini dapat mencegah timbulnya fitnah jika mereka berdua-duaan pergi. Di samping itu tentu untuk mengharapkan doa semoga keluarga yang akan dibangun menjadi keluarga yang bahagia. Mereka yang mengadakan pesta pasti berkeinginan bahwa orang yang diundang banyak datang untuk memberikan dukungan, doa dan restu. Jika pada pesta pernikahan jumlah yang hadir sedikit, pengundang akan merasa sedih.

Akan tetapi ada hal yang aneh dalam hal ini. Jika kita ingin mengharapkan doa dan restu dari orang lain tentunya kita berbaikan dengannya. Sementara ada orang yang mengadakan pesta perkawinan, mereka menutup Sebagian jalan dan bahkan seluruh badan jalan sehingga orang terganggu untuk lewat.

Di komplek perumahan ada yang berpesta. Pelaminan diletakkan di tengah jalan. Sebagian warga yang akan lewat terhalang dan harus berputar dulu. Bahkan parahnya lagi ada yang tidak bisa lewat kendaraannya ke garasi rumahnya. Jadi mana mungkin, doa yang diharapkan akan diberikan oleh masyarakat tapi malahan orang-orang menjadi mengutuk dan tidak senang. Akhirnya keluar kata-kata kotor dan tidak sopan. Ini kan sangat kontras dengan doa yang diharapkan.

Ada juga yang mengadakan pesta di tepi jalan protokol atau di jalan raya yang padat kendaraan. Sebagian jalan raya terpakai untuk peralatan pesta sehingga membuat kendaraan macet. Orang-orang yang lewat menjadi kurangn nyaman. Jika orang-orang kurang nyaman, mana mungkin mereka akan mendoakan.

Kemarin saya pergi ke Padang dan kebetulan ada tetangga di depan rumah saya di Padang yang mengadakan pesta perkawinannya anaknya yang baru saja menikah. Pesta diadakan dua hari yang lalu dan kebetulan saya tidak bisa hadir dan menitipkan bingkisan pada anak kakak yang tinggal di Padang. Dari informasi yang saya dapatkan bahwa pesta yang diselenggarakan itu banyak menimbulkan masalah dengan tetangga. Tenda yang dipasangnya menutup rumah tetangganya sehingga tetanggany akesulitan untuk masuk. Kendaraannya terpaksa diparkir diluar. Bahkan Sebagian tetangganya tidak bisa lewat sehingga menimbulkan kekesalan dan terpaksa dibuka Kembali.

Setelah pestanya usai, masih ada yang marah dan mengancam jika tidak dibuka juga tendanya akan dipanggilkan Satpol PP. Sampah dan beberapa barang yang punya hajat ini masih berserakan. Ada seorang warga yang sangat kesal karena ban mobilnya bocor oleh paku-paku sehabis membuka tenda. Ada pula yang yang ban motornya bocor akibat paku-paku tersebut. Perasaan marah dan kesal terkadang timbul karena kurang pandai dalam bermasyarakat dan kurang bijak dalam bersikap. Kita harus saling menenggang dan saling memperhatikan keadaan orang-orang di sekitar kita.

Jadi jika kita mengharapkan doa restu harus dibarengi juga dengan memberikan rasa nyaman kepada orang banyak. Mana mungkin orang akan mendoakan bila kita tidak berbikan dengan orang lain. Jika orang tersinggung, tidak mungkin dia akan mendoakan kita untuk kebaikan tapi malahan akan mendoakan untuk keburukan.

Sementara dalam praktek sehari-hari kita masih melihat, ada yang berpesta dengan sangat gembira sekali tapi tidak peduli orang lain tersinggung. Mereka “baralek” (pesta perkawinan) dengan mengadakan orgen tunggal. Mereka bergembira dengan nyanyian-nyanyian yang terkadang tidak sopan. Berjoget dan bergoyang tanpa rasa malu dan bahkan sampai tengah malam. Orang-orang yang berada di sekitarnya tentu akan merasa terganggu. Jika sampai tengah malam mengganggu tidur dan istirahat tetangga.

Agama kita mengajarkan bahwa sangat penting menjaga perasaan dari orang lain dan tidak boleh menyebabkan orang lain tidak senang.

المسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ , و المهاجِرَ مَنْ هَجَرَ مَا نهَى اللهُ عَنْهُ

“Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari perkara yang dilarang oleh Allah(HR. Bukhari dan Muslim)

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

“Tidak akan masuk surga, orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkaitan dengan hadis-hadis ini, saya teringat penjelasan dosen, waktu kuliah dahulu kuliah dahulu. Mungkin lisan dan tangan seseorang tidak menyinggung orang lain, tapi ada perbuatannya yang menyebabkan orang lain tersinggung dan tersakiti. Bahakan ada orang yang berbuat atau tidak berbuat dia, orang lain tetap tersinggung. Mungkin karena tidak terbiasa memberikan kenyamanan kepada orang lain.

Oleh karena itu permohonan doa dan restu yang kita harapkan haruslah dibarengi dengan perbuatan baik. Jangan sampai kita menyakiti dan menyinggung orang lain, lalu kita minta doa dan restunya darinya. Ini sangat kontras sekali antara permohonan dengan kenyataan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

MasyaAlloh mantap pak. Sukses selalu

07 Jul
Balas

mks buk

07 Jul



search

New Post