jupagni

Penghulu KUA Kec.Padang Panjang Barat ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Patuh dan Taat Pada Suami

Patuh dan Taat Pada Suami

Di saat ijab qabul sudah disahkan oleh saksi-saksi dalam pernikahan, itu suatu pertanda bahwa sudah dimulai adanya hak dan kewajiban masing-masing. Sebagaimana kita ketahui, kewajiban bagi suami menjadi hak bagi isteri. Demikian pula sebaliknya, kewajiban bagi isteri menjadi hak bagi suami. Keduanya saling terkait dan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Salah satu kewajiban isteri kepada suami adalah patuh dan taat kepada suami. Patuh dan taat di sini sepanjang tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan Hadis Nabi Saw. Seorang isteri wajib patuh dan taat kepada suami, sepanjang tidak menyuruhnya berbuat dosa dan maksiat. Tapi kalau seandainya seorang isteri disuruh durhaka pada Allah Swt dan Rasul Saw. maka tidaklah wajib mengikutinya.

Di waktu memberikan penasehatan dalam acara pembinaan perkawinan beberapa hari sebelum calon pengantin menikah, saya sering menanyakan kepada para calon isteri terutama tentang kesiapannya untuk patuh dan taat kepada suami. Mereka hanya tersipu malu dan diam, karena pertanyaan itu adalah untuk menegaskan betapa penting patuh dan taat kepada suami. Bahkan saya sampaikan, jika para wanita yang akan menikah tidak memiliki kesiapan untuk patuh kepada suaminya maka tidak usah menikah.

Jika seorang isteri tidak memiliki kesiapanan untuk mematuhi suaminya, nanti dikemudian hari akan menimbulkan masalah dalam keluarga. Suami sebagai kepala keluarga mempunyai hak untuk dipatuhi oleh anggota keluarga termasuk isteri. Kenapa isteri disuruh patuh kepada suami, banyak sekali hikmahnya. Karena suami sebagai pimpinan dalam keluarga haruslah didengar dan diikuti kata-katanya sepanjang berada di jalan yang benar. Siapa lagi yang akan mematuhi dan menghormati suami kalau tidak isteri. Isteri harus belajar menghargai dan menghormati suaminya. Jika isteri tidak pandai menghargai suaminya, apalagi orang lain.

Sebetulnya jika seorang isteri patuh dan taat kepada suaminya, reward yang diberikan oleh Allah sangat besar dan tak terhingga. Dalam hadis Nabi Saw.dijelaskan :

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).

Rasulullah saw. juga bersabda, "Sebaik-baik wanita ialah bila engkau pandang, dia menyenangkan; bila engkau perintah, dia menanti; dan bila engkau tidak ada, dia menjaga hartamu dan kehormatannya."(HR. Nasa'i).

Jadi balasan ketaatan seorang isteri adalah surga, dengan syarat dia bisa menjadi wanita yang shalehah. Saya sering menyampaikan bahwa memang berat untuk taat kepada suami, apalagi bagi wanita zaman sekarang. Disebabkan pendidikan wanita yang sudah tinggi dan ditambah lagi dengan penghasilannya yang kadang-kadang melebihi suami, dia menjadi sulit untuk diatur dan dikendalikan. Tak jarang, ada sebagian wanita yang tidak mau patuh dan taat karena sudah serba bisa. Padahal jika dia tetap bisa patuh dan taat pada suami, surga telah menantinya.

Pada saat seorang wanita telah menikah, ketaatan kepada suami adalah nomor satu. Bahkan di atas ketaatan kepada orang tuanya. Memang orang tua harus dihormati dan ditaati, tapi bagi wanita jika sudah menikah keataatan yang pertama adalah kepada suami. Ilustrasi hal ini dapat kita lihat dalam sebuah riwayat yang sudah popular kita dengar.

Suatu saat, dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik ra dikisahkan, tatkala sahabat bepergian untuk berjihad, ia meminta istrinya agar tidak keluar rumah sampai ia pulang dari misi suci itu. Di saat bersamaan, ayah anda istri sedang sakit. Lantaran telah berjanji taat kepada titah suami, istri tidak berani menjenguk ayahnya.

Merasa memiliki beban moral kepada orang tua, ia pun mengutus seseorang untuk menanyakan hal itu kepada Rasulullah. Beliau menjawab, “Taatilah suami kamu.” Sampai sang ayah menemui ajalnya dan dimakamkan, ia juga belum berani berkunjung. Untuk kali kedua, ia menanyakan perihal kondisi nya itu kepada Nabi SAW. Jawaban yang sama ia peroleh dari Rasulullah, “Taatilah suami kamu.” Selang berapa lama, Rasulullah mengutus utusan kepada sang istri tersebut agar memberitahukan Allah telah mengampuni dosa ayahnya berkat ketaatannya pada suami.

Subhanallah, betapa besar pahala bagi isteri yang shaleh dan taat kepada suaminya. Pahala juga didapatkan oleh orang tuanya sehingga meringankan beban orang tuanya dengan diampuni dosa-dosanya. Jadi sesuatu yang berat untuk dijalankan, ternyata diganjar dengan pahala yang sangat besar sekali. Semoga para isteri dapat melakukan ketaatan kepada suaminya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap.

01 Jul
Balas

Mantap

17 Jul
Balas



search

New Post