Jurtawani

Ibu dari tiga orang anak berprofesi sebagai guru kelas di MIN 6 Banda Aceh. Menulis adalah hobby yang dilakukan disela kesibukan sebagai pendidik sekaligu...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kibo si Kerbau Berkutu

KIBO, SI KERBAU BERKUTU

Suatu ketika, padi di sawah baru saja dipanen. Kebiasaan yang dilakukan oleh manusia adalah membiarkan lahan sementara waktu sebelum kembali ditanami jenis tanaman lainnya. Biasanya, manusia akan melakukan rotasi tanaman untuk mengembalikan kesuburan tanah.

Masa inilah yang paling ditunggu oleh semua hewan. Dimana, setiap hewan peliharaan manusia akan dilepas ke lahan kosong sebelum kembali ditanami tanaman palawija.

Sesama hewan, mereka bisa bercengkerama tanpa harus ada ikatan tali yang membelenggu setiap langkah. Mereka pun bebas memakan rumput di sawah.

Sang Bangau begitu riang, ikan kecil-kecil di aliran air sawah menjadi santapan. Saat perut sudah terasa kenyang, ia pun bertengger di pohon waru yang terletak di tengah sawah. Di bawah pohon waru, ada kubangan tempat si Kibo berendam. Kibo, adalah seekor kerbau yang merupakan sahabat bangau.

Saat bangau bertengger, ia melihat ke bawah. Tak ada Kibo di kubangan. Biasanya, siang seperti ini si Kibo pasti sedang asyik berendam. Kemana dia? Bangau mulai berpikir. pandangan dialihkan ke seluruh sawah yang terbentang luas. Ternyata si Kibo sedang berjemur. Ekornya digerak-gerakkan ke tubuhnya.

"Tumben si Kibo masih berjemur. Padahal, ini kan sudah siang!" kata bangau di dalam hatinya.

Bangau pun tertidur. Tiba-tiba, pohon tempat Bangau hinggap bergoyang kuat. Bangau terperanjat, hampir saja ia terjatuh. Segera dikepakkan sayap, saat tubuhnya hampir limbung.

Bangau begitu kaget saat melihat Kibo menggosok-gosokkan badannya di batang pohon waru.

"Hai, Kibo! Apa yang terjadi dengan kamu? Gara-gara kelakuan mu itu, aku hampir saja terjatuh." kata Bangau.

"Bangau, maafkan aku. Badan aku gatal sekali. Makanya, aku menggosok ke batang ini," jelas Kibo.

"Kamu tahu, kan? Kalau siang aku selalu tidur di pohon ini. Bagaimana kalau aku jatuh, kakiku patah. Siapa yang akan merawatku?" kata Bangau dengan suara tinggi.

"Maaf Bangau. Maaf kalau kelakuanku telah membuat kamu kaget. Aku tidak bermaksud men... "

"Sudah, sudah, katakan apa yang bisa kubantu?" sergah Bangau.

"Bisakah kamu menolongku? Coba kamu lihat, ada apa di tubuhku ini. Aku gatal sekali," pinta Kibo.

"Maaf Kibo. Kakiku sangat panjang, jadi agak susah aku berdiri di tubuhmu, tetapi jangan risau! Aku akan mencari binatang lain yang bisa membantumu," jawab Bangau sambil terus berlalu.

Dalam perjalanannya, Bangau bertemu Jalak. Mereka saling bertegur sapa. Bangau menceritakan semua kejadian yang dialami Kibo.

"Bangau, antar aku ke tempat Kibo berada. Mungkin aku bisa membantunya," pinta Jalak.

Mereka pun pergi ke tempat Kibo berendam. Kibo masih saja menggosok-gosokkan badannya di pohon waru.

"Kibo, apa yang kamu lakukan?" sapa Jalak ramah.

"Jalak, tolong aku. Ada apa di tubuhku ini. Kenapa badanku gatal sekali?" jawab Kibo.

Jalak mendekat dan hinggap di tubuh Kibo. Jalak mengamati, ternyata ada binatang kecil di tubuh Kibo.

"Kibo, di tubuhmu banyak sekali kutu. Pantesan kamu gatal," seru Jalak.

"Bisakah kamu membantuku, wahai Jalak?" Terlihat wajah Kibo mengiba.

Jalak mematuk-matuk tubuh Kibo. Jalak menyisir seluruh badan kerbau itu. Tidak ada satu pun kutu yang lepas dari patukan Jalak.

"Kutumu sungguh lezat, Kibo. Hari ini aku pasti akan kenyang," kata Jalak.

Kerbau merasa heran, masa, sih kutu lezat! Ah, yang penting sekarang tubuhku tidak lagi gatal. Gumam Kibo.

"Jalak terima kasih, ya? Berkat bantuanmu, badanku tidak lagi gatal." Wajah Kibo terlihat bahagia.

"Aku pun sangat senang bisa membantu kamu, Kibo. Sekarang perutku sangat kenyang," jawab Jalak.

Ketiga hewan tersebut akhirnya bersahabat. Bangau, Kibo dan Jalak. Hampir setiap hari, Jalak mengunjungi Kibo untuk melahap kutu yang masih tersisa.

Bangau pun riang, ikan kecil-kecil menjadi santapannya. Apalagi Kibo, rumput yang banyak tidak pernah habis di sekitarnya. Sambil memakan rumput, Jalak sering hinggap di badan Kibo.

Banda Aceh, 1 Januari 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita anak selalu banyak hikmah nya. Keren Buk. Izin follow, yuk ditunggu followbacknya Buk

01 Jan
Balas

Terima kasih bu. Kembali saya followback ya

02 Jan

Serasa di dongengkan bund... Luar biasa, keren ceritanya...

01 Jan
Balas

Terima kasih bu. Salam literasi.

02 Jan



search

New Post