Semburat senja berwarna jingga itu semakin membawa hatiku pada kegalauan yang tak berkesudah. Malam akan segera menggantikan senja, cahaya orange itu akan segera sirna oleh hitamnya langit malam. Aku masih di sini, menunggu sang kekasih hati kembali, tetapi itu tidak pernah terjadi. Kegelapan malam kembali menghiasi kesenduan yang tiada tara, tak mampu dilukiskan dengan kata-kata.

Aku duduk termenung seorang diri, ingin segera menyusuri dirimu yang di sana, namun apa daya, kita berada di alam yang berbeda. Kita tidak lagi berada pada dimensi yang sama, merajut asa, menggapai cita. Mimpi yang telah kita buai bersama kini telah hancur, dan akulah penyebabnya. Di pusara ini, aku belum bisa beranjak pergi, membawa luka hati, entah dimana aku akan mencari, penawar kesalahan diri.

Aku, Martini calon istri Anton. Penyesalan telah membuncah, kesalahan tak dapat kutembus ketika aku harus kehilanganmu, "maafkan aku, maafkan atas keegoisanku", aku berbisik dalam diam memendam rindu membuai air mata pada raungan jiwa yang tak berdaya. Anton telah pergi untuk selama-lamanya. Membawa serta mimpi yang pernah kami rajut bersama.

BNA, 23 juli 2020