BDR lagi, siapa takut?
Memasuki semester genap, tahun ini awalnya pemerintah melalui keputusan lima menteri berencana akan melaksanakan pembelajaranntatap muka. Berbagai survei kesiapan sekolah juga sudah dilaksanakan untuk mengukur dan memetakan sekolah yang siap melaksanakannya. Di kalangan siswa dan orang tua pun awalnya juga senang, karena ada penghibur kejenuhan setelah hampir 9 bulan melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Namun menjelang tutup tahun, justru wabah covid malah meningkat. Sehingga kekhawatiran malah semakin meningkat menjelang pembukaan pembelajaran semester genap. Kekhawatiran orang tua yang beralasan, karena menjelang akhir tahun justru kluster keluarga meningkat. Sehingga jika sekolah dibuka akan bisa memunculkan kluster sekolah yang jauh mengerikan. Bukan hanya dari sisi jumlah, melainkan juga efek domino penyebarannya akan semakin meluas.
Saat seperti ini, pemikiran kesehatan yang utama menjadi hal yang penting. Pembelajaran tatap muka, hanya menjadi pilihan jika daya dukung untuk kesehatan terpenuhi. Bukan hanya terkait sarana prasarana pendukung, melainkan pandemi yang sudah menurun menjadi syarat utama. Hal inilah yang akhir-akhir ini masih banyak pemerintah daerah termasuk DKI Jakarta yang menunda Pembelajaran tatap muka. Menghindari risiko lebih besar lebih utama. Karena, Pembelajaran masih tetap bisa dilaksanakan dari rumah. Setidaknya sudah sepuluh bulan dilaksanakan, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran mestinya meningkat di semester genap ini.
Dalam rangka meningkatkan pembelajaran jarak jauh, guru di awal semester harus membuat beberapa langkah awal untuk mempersiapkan. Dalam panduan pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah Kementrian Pendidikan Nasional setidaknya guru harus melaksanakan dua assesment yakni assesment kognitif dan assesment non kognitif. Assesment Kognitif untuk membuat peta dasar penguasaan kompetensi dari materi ajar sebelumnya dan yang akan datang. Dengan kegiatan ini diharapkan guru bisa menyusun perencanaan yang tepat terkait kedalaman dan kekuasan materi pembelajaran yang akan disajikan. Demikian juga guru bisa memetakan kekuatan dan kelemahan siswa, sehingga bisa mengantisipasi dengan perlakuan yang sesuai. Assesment nonton kognitif bertujuan untuk membuat peta terkait daya dukung yang dimiliki siswa untuk kelangsungan pembelajaran jarak jauh. Daya dukung terkait infrastruktur, daya dukung keluarga dan daya dukung psikologis. Harapannya guru bisa memahami keadaan siswa, sehingga jika terjadi kendala. Pembelajaran guru bisa mencarikan solusi yang tepat. Jika hal ini bisa dilaksanakan kualitas pembelajaran jarak jauh pun akan meningkat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar