Juwarto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Senja kala panggilan Ibu

Senja kala panggilan Ibu

Hari ini ramai banjir di media sosial ucapan manis terkait ibu. Semua kata-kata, gambar atau video indah berayun mendayu menggambarkan pengorbanan seorang ibu dan syukur atas karunia. Tidak berlebih memang, karena pengorbanan ibu tidak terlukis dalam huruf ataupun lukisan. Pengorbanan ibu juga tidak berbilang dalam angka-angka, seiring dengan aliran darah yang menetes sejak pembuahan.

Maka tak ayal semua agama samawi selalu memprioritaskan ibu sebagai bagian tak terpisah dari maujud cinta Tuhan.

Ibu hanya bisa disematkan pada perempuan. Tidak bisa bergeser ke laki-laki. Tentu hal ini terkait kodrat rahim yang hanya dimiliki kaum wanita.

Dalam dunia modern seperti saat ini, perjuangan menjadi ibu lebih berat dibanding saat fase agraris. modernisasi dengen kecepatan di segala bidang, membawa dampak dalam cara pandang konsepsi ibu dan peranannya. Jika fase agraris, perempuan lebih mentitikberatkan dalam urusan private domestik. Maka di alam modern perempuan memperluas peran dalam urusan publik.

Saat ini banyak perempuan mengisi peran-peran vital publik dan juga sekaligus tidak bisa melepaskan peran privat rumah tangganya. Pilar ekonomi tidak lagi menjadi urusan kaum Bapak, baik di ranah publik maupun ranah privat. Sudah banyak posisi strategis diduduki oleh kaum perempuan. Sudah banyak juga perempuan yang income ekonominya lebih tinggi dari laki-laki. Lantas apa hubungannya dengan ibu?

Saya tidak hendak menyoroti persamaan hak antara lelaki dan perempuan. Karena suatu hal yang bagus dan memang seharusnya dalam kehidupan. Namun, hidup itu pilihan, kadang ketika sudah memilih salah satu, sisi lainnya akan luput. Demikian juga peran perempuan sebagai ibu seringkali terdistorsi dengan peran lainnya.

Cara pandang perempuan yang berpendidikan tinggi juga mengalami pergeseran. Dengan semakin tingginya peran perempuan di wilayah publik, menjadikan motivasi menjadi ibu berkurang. Alasan yang muncul bisa bermacam, mulai repot, mementingkan karier sampai ketakutan akan ketidakmampuan menjalani peran sebagai ibu. Bisa kita lihat di negara-negara seperti Jepang dan beberapa negara Eropa yang pertumbuhan penduduknya sampai minus.

Bersyukur Indonesia saat ini dan nanti masih akan menikmati bonus pertumbuhan demografi.

Untuk itu pendidikan Indonesia harus menjawab tantangan zaman dalam menkader perempuan menjadi ibu. Pendidikan hendaknya tidak melahirkan perempuan yang sigap dalam memenuhi kebutuhan publik. Menjadi jago dalam urusan kebijakan publik. Insinyur, ekonomi, pengusaha ataupun profesi lainnya. Namun pendidikan juga harus menjawab tantangan zaman menyiapkan calon ibu yang sigap dalam membangun rumah tangga. Pendidikan bagi perempuan tidak hanya sekedar menguasi ilmu sexologi dan dan ilmu-ilmu yang menjadi bekal sebagai profesional. Pendidikan tidak juga hanya sampai memahkamkan hak-hak perempuan untuk berkembang mengisi sendi-sendi kehidupan. Namun juga harus bisa melahirkan kesadaran untuk berumah tangga, melahirkan dan mendidik calon penerus bangsa. Karena kodrat rahim, tidak bisa bergeser dari perempuan kepada lelaki atau mesin.

Pendidikan harus mampu membangun ilmu yang bermanfaat untuk membangun masyarakat, bangsa dan negara. Namun juga melahirkan kesadaran membangun rumah tangga yang berkualitas. pendidikan harus ikut menjadi daya gugah akan hak dan kewajiban yang pasti melakat pada perempuan Ketika kesadaran ini muncul, termasuk pada perempuan perempuan yang pintar, maka sepuluh atau dua puluh tahun yang akan datang gemuruh hari ibu akan tetap menggema keluar dari anak-anak yang penuh cinta. Semoga...

Bukit permata, 22 Desember 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Gemuruh hari ibu akan tetap menggema keluar dari anak-anak yang penuh cinta. Aamiin ya robbal aalamiin. Mantul ulasannya Pak Juwarto

23 Dec
Balas



search

New Post